BAB VIII
Model Pembelajaran PKn Tematis Di SD Kelas Rendah
Pendahuluan
Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua
arah yang dilakukan oleh guru dan siswa. Pembelajaran menurut UU SPN No 2 tahun
2003 adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran mempunyai dua manfaat dan karakter.
Pertama, dalam proses pembelajaran, proses mental siswa dilibatkan secara
maksimal, maksudnya siswa tidak hanya mendengar dan mencatat melainkan harus
juga berpikir. Kedua, dengan pembelajaran akan terbangun suasana dialogis dan
proses tanya jawab secara terus menerus, yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan berpikir siswa, sehingga siswa dapat memperoleh pengetahuan yang
mereka konstruksi sendiri Model pembelajaran PKn di SD sengaja dijadikan dua
unit, yaitu kelas 1, 2, dan 3 (kelas rendah) dan kelas 4, 5, 6 (kelas tinggi).
Unit 4 ini terkait erat dengan Unit 1 tentang teori belajar mengajar, dan Unit
5 tentang model pembelajaran kelas tinggi. Hal ini dimaksudkan untuk
mempertimbangkan tingkat usia perkembangan anak, sehingga walaupun perbedaannya
tidak seberapa tetapi hal ini cukup penting untuk menentukan model pembelajaran
di kelas. Karakteristik siswa kelas satu tentu berbeda dengan siswa kelas enam.
Hal ini bertujuan untuk
memudahkan guru dalam menjalankan tugasnya. Perlu Anda ketahui bahwa Unit 4 ini
merupakan kelanjutan dari unit sebelumnya karena di dalam unit ini terdapat
materi, metode dan penilaian, yang merupakan komponen dari Unit 4, lima dan
enam. Buku ini juga dilengkapi dengan
latihan soal dan rambu-rambu jawaban, serta tes formatif dan kunci
jawaban sehingga dapat Anda gunakan untuk bahan pertimbangan dalam menjawab
soal-soal latihan.Disamping itu buku ini di dukung dengan media lain yaitu
Video, Web, Audio, kaset dan masih banyak lagi. Unit 4 ini terdiri dari dua
Subunit yaitu: Subunit 1 membahas contoh-contoh model pembelajaran yang
bermanfaat bagi guru untuk menambah wawasan dalam proses pembelajaran yang
disesuaikan dengan kondisi siswa, tujuan yang ingin dicapai, yang mengacu pada teori-teori dari Unit 1 yang
relevan. Subunit 2 menganalisis kurikulum PKn SD kelas I, 2, 3, sehingga sangat
bermanfaat untuk membantu mahasiswa/guru dalam menjalankan tugasnya. Mengingat
pentingnya buku ini silakan Anda cermati dengan baik, karena Anda akan
memperoleh pengalaman baru, jika ada yang belum Anda lakukan di sekolah.
Oleh karena itu, setelah
mempelajari ini Anda diharapkan dapat:
1. Mengembangkan model
pembelajaran yang Anda sesuaikan dengan situasi kondisi tempat Anda mengajar. 2. Mengaplikasikan
model pembelajaran tersebut di sekolah di mana Anda mengajar, sehingga siswa
akan mendapatkan variasi baru. 3. Anda dapat menyiapkan komponen belajar yang
akan Anda siapkan untuk menyusun RPP. Sebelum Anda melangkah ke unit
berikutnya, pahami betul isi dari unit ini, sehingga akan memudahkan Anda
memahami unit yang lain tersebut.
Model
Pembelajaran PKn SD Kelas 1, 2, 3 (kelas rendah) Pendekatan Induktif/Deduktif
Pengantar
Pada bagian ini akan
dibahas tiga model pembelajaran PKn SD yaitu, (1) model pembelajaran induktif
dan deduktif, (2) model pembelajaran ekspositori dan (3) model pembelajaran
terpadu. Model pembelajaran ini akan lebih bermakna apabila didukung dengan
teori belajar lain yang relevan, sehingga siswa lebih termotivasi untuk
memahaminya. Akan lebih menyenangkan apabila Anda menggunakan media yang
menunjang, seperti halnya kaset, gambar, audio maupun video. P
Untuk model pembelajaran induktif bertujuan untuk memudahkan cara belajar
siswa usia SD, dan oleh karena itu memerlukan beberapa contoh dan media. Semakin
banyak media yang digunakan, akan semakin mendukung terjadinya proses
pembelajaran. Model pembelajaran ekspositori juga besar manfaatnya bagi anak
SD, terutama kelas rendah.
Guru akan lebih dominan
bercerita satu arah, karena siswa kelas rendah, terutama kelas 1 belum berani
untuk memberikan umpan balik. Oleh karena itu, guru hendaknya mempersiapkan
perlengkapan dan media yang dapat memotivasi anak, bahkan menyiapkan ganjaran
agar anak menjadi lebih berani dan termotivasi. Guru yang mampu membawakan
materi dengan menarik dan menyenangkan akan membuat siswa menjadi terpukau,
sehingga siswa sudah puas dengan penjelasan guru, tanpa ada keinginan bertanya.
Pembelajaran ini terkait erat dengan Unit 5 yang juga membahas tentang
pembelajaran di kelas tinggi.
Pembelajaran terpadu, juga tidak jauh berbeda karena model ini memadukan
beberapa tema dari mata pelajaran inter maupun antar mata pelajaran. Dampak
positif dari penggunaan model ini adalah: (1) guru dapat memperoleh cakrawala
pengetahuan yang lebih luas, dan (2) siswa dapat memperoleh materi secara utuh.
Untuk lebih jelasnya silakan Anda mencermati beberapa model pembelajaran di
bawah ini.
A. Model
pembelajaran dengan pendekatan Induktif
Pendekatan
ini dikembangkan oleh filosof Perancis Bacon yang menghendaki penarikan
kesimpulan didasarkan atas fakta-fakta yang kongkrit sebanyak mungkin. Semakin
banyak fakta semakin mendukung hasil simpulan. Pada abad pertengahan, sistem
induktif ini disebut juga sebagai dogmatif, artinya langsung mempercayai begitu
saja tanpa berpikir rasional.
Langkah-langkah
yang harus Anda tempuh dalam model pembelajaran dengan pendekatan induktif
dijelaskan sebagai berikut.
1.
Pertama,
guru memilih konsep, prinsip, aturan yang akan disajikan dengan pendekatan
induktif.
2.
Kedua,
guru menyajikan contoh-contoh khusus, prinsip, atau aturan yang memungkinkan
siswa memperkirakan sifat umum yang terkandung dalam contoh.
3.
Ketiga,
guru menyajikan bukti yang berupa contoh tambahan untuk menunjang atau
mengangkat perkiraan.
4.
Keempat,
guru menyusun pernyataan mengenai sifat umum yang telah terbukti berdasarkan
langkah-langkah terdahulu.
5.
Kelima,
menyimpulkan, memberi penegasan dari beberapa contoh kemudian disimpulkan dari
contoh tersebut serta tindak lanjut.
Pembelajaran
induktif, menurut Makmun (2003), dapat dikombinasi dengan yang lain,
disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan, tujuan serta kondisi siswa.
Selanjutnya marilah kita membandingkan dengan pembelajaran deduktif di bawah
ini
B. Pendekatan
Deduktif
Pendekatan
deduktif merupakan pendekatan yang mengutamakan penalaran dari umum ke khusus.
Hal ini berbeda dengan pendekatan induktif yang dari khusus ke umum. Langkah-langkah yang dapat Anda tempuh dalam
model pembelajaran dengan pendekatan deduktif dijelaskan sebagai berikut.
1.
Pertama,
guru memilih konsep, prinsip, aturan yang akan disajikan.
2.
Kedua,
guru menyajikan aturan, prinsip yang berifat umum, lengkap dengan definisi dan
contoh-contohnya.
3.
Ketiga,
guru menyajikan contoh-contoh khusus agar siswa dapat menyusun hubungan antara
keadaan khusus dengan aturan prinsip umum yang didukung oleh media yang cocok
4.
Keempat,
guru menyajikan bukti-bukti untuk menunjang atau menolak kesimpulan bahwa
keadaan umum itu merupakan gambaran dari keadaan khusus.
Sebagai contoh, Anton dikatakan sebagai anak
yang disiplin dan tertib karena Anton selalu membayar iuran sekolah tepat
waktu, datang sekolah lebih awal, dan ketika sedang piket, dia selalu datang
lebih pagi dari teman-lainnya. Dalam berpikir deduktif orang bertolak dari
suatu teori, prinsip ataupun kesimpulan yang dianggapnya benar dan sudah
bersifat umum. Pendekatan deduktif merupakan suatu penalaran dari umum kemudian
ke fakta yang khusus. Hal ini berbeda
dengan pendekatan induktif yang berupa penalaran dari khusus ke umum. Sebagai
contoh, Ali sering datang sekolah terlambat, tidak pernah mengerjakan pekerjaan
rumah (PR), dan tidak pernah melaksanakan piket kelas seperti teman-teman yang
lain. Oleh karena itu, Ali sering disebut kawannya sebagai anak pemalas.
Menurut Peaget cara pembelajaran deduktif kurang tepat diberlakukan kepada anak
SD.
Tingkat
perkembangan intelektual siswa SD masih pada tahap berfikir kongkrit. Dalam
memahami sesuatu konsep, siswa SD perlu diperkenalkan pada contoh-contoh yang
bersifat nyata terlebih dulu. Berdasarkan contoh-contoh tersebut siswa
dibimbing untuk menyusun suatu kesimpulan. Cara pembelajaran yang demikian
merupakan wujud pembelajaran berkarakteristik induktif. Dengan demikian,
dibandingkan dengan pendekatan deduktif, pendekatan induktif lebih cocok diterapkan
dalam pembelajaran siswa SD. Berkenaan dengan pendekatan induktif, Purwanto
(2002) menyatakan bahwa kebenaran kesimpulan yang disusun secara induktif ini
ditentukan oleh tepat tidaknya (atau representatif tidaknya) contoh yang
dipilih. Biasanya, semakin banyak contoh yang dipilih, semakin besar pula
tingkat kebenaran kesimpulannya.
Bagaimana
penerapan pendekatan induktif ini dalam pembelajaran PKn? Misalnya, Anda akan
melaksanakan pembelajaran di SD kelas satu dengan topik Kerukunan. Awali
kegiatan Anda dengan menunjukkan contoh-contoh tentang kerukunan, baik contoh
hidup yang rukun maupun contoh hidup yang tidak rukun. Contoh yang diberikan
berupa cerita, gambar, video, atau apa saja, yang pada prinsipnya dapat
dipahami dengan baik oleh siswa. Selanjutnya, berdasarkan contoh- contoh
tersebut tanyakan kepada siswa kegiatan mana yang menunjukkan contoh hidup
rukun dan kegiatan mana yang tidak menunjukkan contoh hidup rukun. Setelah itu,
guru membimbing siswa untuk mengambil suatu kesimpulan tentang apa yang
dimaksud dengan kerukunan. Untuk lebih memudahkan pemahaman Anda tentang
penerapan model pembelajaran dengan pendekatan induktif dalam pembelajaran PKn
di SD, marilah kita membelajarkan anak kelas satu, semester satu dengan standar
kompetensi menerapkan hidup rukun dalam perbedaan, (perbedaan jenis kelamin,
agama dan budaya).
Marilah kita
cermati contoh-contoh model pembelajaran induktif berikut, dan Anda dapat juga memadukan dengan model
pembelajaran lainnya, bahkan Anda dapat juga memadukan teori belajar Thordhike
di dalamnya untuk mendukung pembelajaran.
Contoh ke
satu:
Kelas I
Semester
Standar Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
1.
Menerapkan hidup rukun dalam perbedaan
|
1.1
Menjelaskan
perbedaan jenis kelamin, agama dan suku bangsa
1.2
Memberikan
contoh hidup rukun melalui kegiatan di rumah dan di sekolah
|
Pertemuan
pertama
Langkah-langkah yang harus ditempuh
dalam pembelajaran topik Kerukunan yang dilandasi oleh pendekatan induktif
skenarionya sebagai berikut:
1.
Pertama,
Guru bercerita tentang penerapan hidup rukun dalam perbedaan jenis kelamin,
agama, suku bangsa.
2.
Kedua,
Guru mulai menceritakan gambar yang ada di papan tulis tentang kerukunan dalam
menjalankan ibadah. Guru menunjukkan gambar orang yang saling berdatangan ke tempat
orang yang beragama lain untuk mengucapkan selamat hari besar agama lain, dan
gambar anak laki-laki sedang berjabatan tangan dengan anak perempuan di saat
merayakan hari ulang tahun.
3.
Ketiga,
Setelah selesai guru memberikan penjelasan kepada siswa tentang nama-nama
tempat ibadah sesuai dengan gambar yang ada di papan tulis. Tempat ibadah orang
beragama Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha yang didukung dengan media
lain, seperti kaset, radio dsb.
4.
Keempat,
guru memberi pertanyaan apakah anak perempuan dan anak laki- laki diperbolehkan
datang ke rumah teman yang sedang merayakan hari agamanya? Agar lebih meresap
pada pikiran anak guru memberi tugas untuk mewarnai gambar tempat ibadah
5.
Guru
bersama siswa menyimpulkan bersama sama bahwa anak perempuan boleh datang ke
rumah laki-laki dan sebaliknya sewaktu merayakan hari besar agamanya, ini
menunjukkan bahwa anak laki dan perempuan harus hidup rukun. Hal yang sama juga
terjadi pada teman yang berbeda agama. Meskipun berbeda agama, mereka harus
tetap rukun. Supaya anak tetap mengingat pengetahuan ini, guru perlu memberikan
penegasan bahwa hidup rukun perlu kita jaga bersama-sama. Sebagai tindak lanjut
guru memberi tugas rumah.
Contoh ke 2.
Model pendekatam induktif ,tentang perbedaan suku bangsa
Pertemuan ke
dua.
Marilah kita lanjutkan terusannya
kemarin yaitu kerukunan antar suku bangsa yang ada di Indonesia
Standar Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
1. Menerapkan hidup rukun dalam perbedaan
|
1.1
Menjelaskan
perbedaan jenis kelamin, agama dan suku bangsa
1.2
Memberikan
contoh hidup rukun melalui kegiatan di rumah dan di sekolah
|
Langkah-langkah yang harus ditempuh
dalam pembelajaran topik Kerukunan yang dilandasi oleh pendekatan induktif
dikemukakan sebagai berikut.
1.
Pertama,
Guru bercerita tentang penerapan hidup rukun dalam perbedaan suku bangsa
2.
Kedua,
Guru mulai menceritakan tentang contoh-contoh macam dan perbedaan antara suku
bangsa yang ada dengan media gambar yang dipasang di papan tulis.
3.
Ketiga,
setelah selesai guru memberi penjelasan
tentang nama-nama suku yang ada di Indonesia, kemudian diteruskan dengan
penyajian materi yang menunjukkan akibat tidak rukun dan kegunaan hidup rukun,
yang diselingi dengan menyanyikan lagu wajib satu nusa satu bangsa secara bersama-sama yang mendukung kerukunan
antar suku bangsa.
4.
Keempat,
guru menunjukkan contoh akibat tidak rukun, contoh perbuatan rukun dan
meminta siswa menyanyikan lagu- lagu
daerah yang mereka dapat, misalnya O
Inani Keke. Penilaian kerja kelompok dengan LKS.
5.
Kelima,
guru bersama siswa membuat menyimpulkan dari contoh-contoh gambar, contoh
lagu/nyanyian, contoh menolong teman yang jatuh walaupun berlainan suku bangsa,
itu menunjukkan bahwa kita harus rukun dengan siapa pun.
Guru membuat penegasan bahwa kita
wajib rukun dengan teman siapa pun, baik laki-laki, maupun perempuan, lain
agama, dan lain suku bangsa. Guru juga menegaskan akibat jika kita tidak hidup
rukun dan keuntungan hidup rukun.Tindak lanjut membuat kliping tentang ragam
budaya yang ada di Indonesia dan dikumpulkan minggu depan.
Tugas:
-
Guru
meminta pada siswa: Cobalah kalian sebutkan nama-nama suku bangsa yang ada di
Indonesia.
-
Guru
memberi penjelasan lagi: Kita tidak boleh membedakan teman laki-laki dan
perempuan, yang berbeda agama, berbeda suku bangsa, itu menunjukkan kita hidup
rukun.
-
Guru menugaskan pada siswa untuk membuat
contoh lain yang menunjukkan hidup rukun dan masih dapat dikombinasi dengan
model pembelajaran yang lain. Sebagai pemantapan guru bersama semua siswa
menyanyikan lagu “holobis kontol baris, lagu-lagu daerah yang sekiranya siswa
dapat dan lagu wajib seperti dari Sabang sampai Merauke”.
Selain
beberapa contoh di atas untuk selanjutnya silakan Anda membuat contoh dan
sekenario sendiri yang sekiranya sesuai dengan situasi dan kondisi di sekolah
Anda.
Contoh ke 3
Hidup Tertib
2.
Membiasakan tertib di rumah dan di sekolah
|
2.2 Menjelaskan pentingnya tata
tertib di rumah dan di sekolah
2.3 Melaksanakan tata tertib di
rumah dan di sekolah
|
Langkah-langkah yang harus
ditempuh dalam pembelajaran topik Ketertiban di rumah dan di sekolah yang
dilandasi oleh pendekatan induktif dikemukakan sebagai berikut.
1.
Kesatu,
guru bercerita tentang tata tertib di rumah dan di sekolah.
2.
Kedua,
guru mulai menceritakan gambar yang ada di papan tulis tentang contoh-contoh
ketertiban di rumah dan di sekolah
3.
Ketiga,
setelah selesai guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang kegiatan
ketertiban di rumah dan di sekolah.
4.
Keempat,
siswa mengerjakan LKS (Lembar Kegiatan Siswa). Untuk siswa kelas 1 SD perlu
bimbingan guru khususnya dalam membaca.
5.
Kelima,
guru menyimpulkan bersana-sama siswa, kemudian guru menegaskan bahwa tertib di
rumah maupun di sekolah itu sangat penting, agar kelak menjadi anak yang baik.
Sebagai tindak lanjut siswa ditugasi membuat kliping portofolio sederhana
secara berkelompok tentang ketertiban di rumah dan di sekolah dan dikumpulkan
minggu depan.
Contoh di muka menunjukkan penerapan
induktif dalam pembelajaran PKn di SD.
Hal mendasar yang perlu Anda ketahui
yaitu bahwa anak usia SD berada pada fase operasional konkrit. Pada fase ini
kemampuan pemahaman anak terbatas pada hal-hal yang bersifat konkrit. Anak
belum mampu memahami hal-hal yang bersifat abstrak dengan baik. Kondisi ini
menjadi alasan mengapa anak usia SD kelas rendah lebih cocok memahami suatu
bahan ajar dengan pendekatan pembelajaran dengan induktif. Pada pendekatan ini
siswa dipertunjukkan terlebih dulu benda atau keadaan yang dibicarakan baru
kemudian dibimbing untuk menarik kesimpulan dari hasil pengamatan/
pemahamannya. Dengan kata lain, pembelajaran diawali dari hal-hal yang bersifat
konkrit terlebih dulu, diikuti penarikan simpulan. Apabila pembelajaran diawali
dengan pernyataan atau penjelasan-penjelasan konseptual yang abstrak kemudian
diikuti penunjukan contoh-contoh, maka kemungkinan anak akan sempat mengalami
saat ‘bingung’ terlebih dulu, sebelum pada akhirnya mereka dapat
memahaminya.
Contoh ke 4.
Contoh materi kelas satu semester dua, jika
Anda ingin mengkombinasi dengan yang lain silakan, sesuaikan dengan kondisi
siswa, materi yang akan disampaikan serta tujuan yang akan dicapai.
Kelas 1 Semester 2
Standar
Kompetensi
|
Kompetensi
Dasar
|
3.
Menerapkan hak anak di rumah dan disekolah
|
3.1 Menjelaskan hak anak
untuk bermain, belajar, dengan gembira dan didengar pendapatnya
3.2 Melaksanakan hak anak
di rumah dan di sekolah
|
Langkah-langkah yang harus ditempuh
dalam pembelajaran topik Menerapkan hak anak di rumah dan di sekolah yang
dilandasi oleh pendekatan induktif dikemukakan sebagai berikut.
1.
Kesatu,
guru bercerita hak anak di rumah dan sekolah.
2.
Kedua,
guru menceritakan dua contoh gambar yang pertama anak yang harus berjualan, es,
Koran dan sebagainya sehingga tidak dapat bermain, dan belajar seperti
teman-temannya yang lain.
3.
Ketiga,
guru menceritakan contoh gambar kedua yaitu anak yang sedang berekreasi bersama
orang tuanya dan belajar bersama orang tuanya. Guru membentuk kelompok kecil
untuk berdiskusi cara mengisi LKS. Satu kelompok beranggotakan empat siswa dan
mulai mengerjakan soal tentang hak anak di rumah dan di sekolah.
4.
Keempat,
guru memberi penjelasan, bagi siswa yang tampak pasif, diberi pertanyaan dan
lebih diperhatikan agar termotivasi dan menjadi lebih kreaktif
5.
Kelima,guru
menyimpulkan, memberi penegasan, dan membibing siswa untuk berpuisi dengan
judul Ibuku, Guruku dan Cita-citaku setinggi gunung. Sebagai tindak lanjut siswa mengerjakan tugas di rumah.
C. Model
Ekspositori
Pendekatan
ekspositori merupakan suatu pendekatan yang menekankan pada interaksi guru
dengan siswa. Dalam pendekatan ini terjadi komunikasi satu arah, yaitu dari
guru ke siswa sehingga guru jauh lebih aktif dari pada siswa. Guru banyak
berbicara untuk menginformasikan bahan ajar kepada siswa, sementara siswa
sebagai objek. Siswa menerima apa yang diceramahkan guru dan sambil
mendengarkan penjelasannya siswa menulis apa yang diperintahkan guru, atau yang
dianggap penting. Model pembelajaran ekspositori lebih tepat diterapkan pada
siswa kelas satu/kelas rendah. Guru menggunakan sistem satu arah karena anak
kelas satu SD cenderung pasif.
Mereka baru
mampu menerima ceramah dari guru saja tanpa mampu memberi umpan balik,
lebih-lebih jika guru sudah mempersiapkan semuanya, sehingga siswa sudah nyaman
dan tertegun dengan penjelasan gurunya.
Secara umum
langkah-langkah pembelajaran yang didasarkan pada pendekatan ekspositori dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1.
Pertama,
guru menyiapkan materi dan perlengkapan lain yang akan disampaikan
2.
Kedua,
apersepsi dengan sedikit mengulangi pelajaran yang lalu
3.
Ketiga,
setelah itu guru menyampaikan konsep-konsep materi
4.
Keempat,
guru yang kreatif akan menyiapkan perlengkapan yang mendukung seperti gambar,
kaset, dan yang lain di sesuaikan dengan situasi dan kondisi.
5.
Kelima,
guru mulai mengadakan pembelajaran, model ini yang aktif guru lebih-lebih untuk
siswa SD kelas satu atau dua, anak masih malu-malu dan takut sehingga pembelajaran tampak satu arah
seperti pada bagan dibawah ini.
6.
Keenam,
guru menyimpulkan, menegaskan dan menyetel kaset yang sesuaidan memberikan
tindak lanjut.
Model
pembelajaran ekspositori relevan jika dipadukan dengan teori belajar Thorndike.
Sebagai contoh, untuk menanamkan sikap disiplin kepada anak, dapat dimotivasi
dengan memberikan ganjaran/hadiah, misalnya:
permen. Thordike berpendapat bahwa seseorang akan mengerjakan
pekerjaannya dengan sungguh-sungguh apabila ada stimulus yang menyenangkan.
Siswa merasa senang jika diberi motivasi berupa hadiah, karena siswa yang masih
belum memiliki kesadaran untuk berbuat disiplin, maka jika ada siswa yang
demikian perlu dimotivasi dengan rangsangan hadiah.
Untuk
selanjutnya rangsangan berupa hadiah secara perlahan-lahan diubah menjadi
pujian. Itulah sebabnya model pendekatan ekspositori dikaitkan dengan teori
belajar Thorndike sangat tepat untuk menanamkan sikap jujur, disiplin, gotong
royong, maupun lainnya pada anak usia kelas satu SD (rendah) yang sangat senang
apabila mendapat stimulus hadiah dari guru. Tahukah Anda mengapa anak SD atau
pra SD merasa berbunga-bunga mendapat hadiah permen dari gurunya walaupun di
rumah sudah mempunyai yang lebih enak atau bahkan dirumahnya sebagai toko
permen? Silakan baca psikologi anak. Untuk mengetahui sejauh mana penguasaan
siswa terhadap bahan ajar yang disampaikan, guru dapat bertanya kepada siswa dan
memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Dalam pendekatan ini, guru yang
kreatif akan menggunakan media yang telah dipersiapkan baik berupa gambar,
bagan, kaset, atau apapun yang dianggap dapat membantu siswa dalam memahami
bahan ajar yang disajikan guru.
Pertemuan
kedua: Contoh model ekspositori
Kelas II
Semester 2
Standar
Kompetensi
|
Kompetensi
Dasar
|
1.
Menampilkan nilai – nilai Pancasila
|
1.1
Mengenal
nilai kejujuran, kedisiplinan, dan senang bekerja dalam kehidupan sehari-hari
1.2
Melaksanakan
perilaku jujur, disiplin, dan senang bekerja dalam kegiatan sehari-hari
|
Langkah
Contoh
cerita:
Bu Ani guru kelas dua semester satu. Jumlah
murid di kelasnya ada 40 siswa. Bu Ani mau menanamkan konsep nilai moral
tentang kejujuran. Standart kompetensi kelas 2
Bu Ani
: Anak- anak ini gambar apa? (sambil
menunjukkan gambar di depan kelas)
Siswa-siswi
: Gambar orang di
borgol…………………...
Gambar orang diikat
tangannya……………
Gambar pencuri (bermacam-macam
jawaban siswa- siswi) (Sebagian besar anak lebih banyak diam, dan hanya
mendengar guru mereka bercerita di depan kelas.)
Bu Ani : Coba kalau ini gambar apa?
Siswa-siswi
: Anak menabung
Sebagian
besar anak tidak lebih banyak diam, dan hanya mendengar guru mereka bercerita
menarik di depan kelas.
Setelah
itu Bu Ani menjelaskan panjang lebar tentang contoh gambar orang diborgol
karena mencuri, dan anak yang hemat. Kedua orang tersebut sama-sama memiliki
uang banyak tapi cara mereka mendapatkan uang tersebut tidak sama. Saat guru
bercerita siswa tidak ada yang bertanya. Suasana kelas didominasi oleh guru,
guru aktif siswa pasif. Guru memberi tugas kepada anak untuk menceritakan
akibat anak yang tidak jujur. Seperti gambar di depan tadi dan dikumpulkan
besok. Siapa yang tidak lupa mengerjakan akan di beri hadiah.
Pada pertemuan berikutnya guru meminta pada
anak satu persatu agar tugas dikumpulkan dan mereka yang mengumpulkan diberi
hadiah permen. Ternyata yang mengumpulkan tugas hanya anak 5. Berarti yang
mendapat hadiah permen dari guru hanya anak 5. Di akhir pertemuan guru
menyuruh siswa untuk menceritakan gambar yang ada di papan. Sebagai tindak
lanjut siswa diberi tugas rumah lagi, dan bagi mereka yang tidak lupa
mengerjakan akan diberi hadiah lagi.
Karena
anak ingin mendapat permen dari guru maka hampir semua siswa mengumpulkan
kecuali 3 orang anak. Begitu seterusnya sehingga guru yang menggunakan model
pembelajaran ekspositori satu arah dan memberikan motifasi dengan cara
memberi ganjaran berupa permen ternyata dapat lebih berhasil dalam menanamkan
nilai kejujuran dan tolong- menolong.Sebelum pulang guru mengajak siswa
menyanyi lagu kejujuran dan bung menabung, serta puisi hemat pangkal kaya.
Guru yang kreaktif akan merubah situasi menjadi dua arah bahkan berangsur-
angsur menjadi multi arah, sehingga siswa dikondisi menjadi aktif dan
kreaktif.
|
3. Model
Pembelajaran terpadu
Model ini sangat cocok
untuk meningkatkan cakrawala dan wawasan guru serta siswa agar dapat
mendapatkan materi secara utuh dan menyeluruh. Pembelajaran terpadu adalah,
suatu pembelajaran yang mengkaitkan tema- tema yang senada/over laping,
kemudian dikemas menjadi tema yang akan
dibahas dalam suatu pembelajaran. Ada sepuluh macam pembelajaran terpadu, namun
disini akan disajikan tiga macam yang dianggap paling tepat untuk menanamkan
sikap nilai, moral, dan norma di SD.Tiga model tersebut adalah terpadu model
keterhubungan (connected), terpada model jaring laba- laba (webbed) dan terpadu
model terintegrasi (intergratedi).
ƒ Terpadu Model jaring laba-laba
(Webbed) Di sini guru memilih tema yang sama atau hampir sama pada bidang studi
yang berbeda. Misalnya: PKn dengan IPS, IPA, Matematika, Bahasa Indonesia, dan
sebagainya Langkah selanjutnya guru meminta siswa untuk menceritakan kembali
dengan cara mengisi LKS, sebagai alat untuk penilaian proses. Bagi siswa yang
berani ke depan, dimotivasi untuk maju dan menceritakan kembali mengenai gambar
yang sudah diceritakan guru sebelumnya. Untuk siswa yang berani maju tersebut,
sebaiknya diberi penguatan atau pujian, sambil menunggu siswa lain bersedia
maju. Begitu seterusnya, sehingga konsep kejujuran dapat tertanam pada anak
sehingga akan terbangun warga negara yang memiliki karakter jujur. Selanjutnya,
setelah Anda mencoba beberapa contoh di atas seperti model pembelajaran
induktif, ekspositori, yang tentunya akan Anda kombinasi dengan metode maupun
model pembelajaran yang lain. Untuk menentukan model pendekatan pembelajaran,
perlu disesuaikan dengan materi, tujuan,
kondisi siswa, serta kondisi sekolah dan linkungannya, marilah kita menggunakan
model yang lain yaitu model pembelajaran terpadu.
D. Model
Pembelajaran Terpadu
Selain dua
model di atas yaitu model induktif dan deduktif marilah kita mencermati model
lain yaitu model pembelajaran terpadu. Ada beberapa model pembelajaran terpadu,
namun disini kita bahas tiga model, yaitu model webbed, model connected dan
model integrated seperti yang akan kita bahas di bawah ini. Pembelajaran
terpadu adalah suatu pembelajaran yang mengkaitkan tema- tema yang over laping
untuk dikemas menjadi satu tema besar kemudian dibahas dalam suatu
pembelajaran. Model pembelajaran terpadu merupakan model pembelajaran dengan
pendekatan yang menekankan pada aspek-aspek bersifat umum seperti thinking
skills, social skill, values and attitudes.
Pemilihan
model pembelajaran sebaiknya mempertimbangkan karakter siswa SD sebagai berikut
(1) Siswa SD berada dalam perkembangan kognitif kongkrit. (2) Pandangan siswa
SD yang holistik. (3) Siswa SD dapat melakukan hubungan sosial dengan
lingkungan sekitar. (4) Siswa SD dapat melakukan pekerjaan yang bermanfaat baik
bagi dirinya sendiri maupun lingkungan. (5) Siswa SD masih suka mainan yang
menyenangkan. (6) Siswa SD dapat mengintegrasikan beberapa tujuan, ranah, dan
kompetensi yang ingin dicapai oleh berbagai mata-pelajaran. Atas pertimbangan
di atas maka model pembelajaran terpadu cocok untuk usia anak SD. Model ini
sangat efektif digunakan untuk memperluas cakrawala pengetahuan siswa. Dalam
pembelajaran terpadu, guru harus benar-benar memahami konsep- konsep, standar
kompetensi, serta kompetensi dasar yang akan dijadikan tema pembahasan dalam
pembelajaran PKn tersebut, khususnya dalam keterkaitannya dengan bidang studi
lain.
1.
Contoh ke satu adalah:
Terpadu Model Connected
Dalam model pembelajaran
keterhubungan guru perlu memiliki keterampilan untuk memilih topik materi yang
cenderung sama atau over laping dalam satu mata- pelajaran misal PKn, dengan
materi atau tema PKn yang lain. Dalam setiap standar kompetensi terkadang lebih
dari satu kompetensi dasar yang dapat diangkat menjadi tema yang dikembangkan.
Oleh karena itu pembelajaran terpadu model connected, hanya memadukan
topik-topik yang hampir sama dalam satu mata pelajaran saja, misal topik-topik
yang terdapat di dalam beberapa standar kompetensi.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam
model pembelajaran keterhubungan sebagai
berikut :
1.
Guru
menentukan tema-tema yang dipilih dari silabus
2.
Guru
mencari tema yang hampir sama/relevan dengan tema-tema yang lain.
3.
Tema-tema
tersebut diorganisasikan pada tema induk seperti pada gambar diatas yang
cakupannya lebih luas
4.
Guru
menjelaskan materi yang terdiri dari beberapa tema diatas.
5.
Guru
mengadakan tanya jawab tentang materi yang diajarkan.
6.
Dengan
bimbingan guru siswa membentuk kelompok kecil
Dengan
bimbingan guru pula siswa diminta untuk mengerjakan pertanyaan yang telah
disiapkan dan mengerjakan tugas kelompok dari guru.
7.
Guru
memberikan kesimpulan, penegasan, evaluasi secara tertulis dan sebagai tindak
lanjut guru menugaskan pada siswa untuk menyusun portofolio dan dikumpulkan
minggu depan.
Contoh
pengembangan tema dan sub tema dalam model connected
Model connected adalah model terpadu yang
menghubungkan dalam konsep- konsep atau antar topik dengan topik lain dalam
matapelajaran yang sama. Dengan demikian model keterhubungan diawali dari
memilih tema-tema yang over laping dari masing-masing standar kompetensi dalam
satu mata pelajaran, kemudian dikemas oleh guru, dan disampaikan pada siswa
melalui langkah-langkah yang telah disiapkan seperti dijelaskan di atas.
Penanaman konsep demokrasi bertujuan untuk
membentuk karakter bangsa melalui tiga fungsi yaitu (1) membina tanggung jawab
warga negara (civic responsibility), (2) mengembangkan kecerdasan warga negara
(civic intelligence), (3) mendorong partisipasi warga negara (civic
participation) (dalam Winataputra dkk, 2002). Contoh lain pengembangan tema dan
sub tema dalam model connected. Model
seperti ini berangkat dari tema yang diangkat dari tema-tema dalam standar
kompetensi mata pelajaran tertentu missal PKn SD, dan dikembangkan lagi ke sub-
sub tema yang relevan. Lebih jelasnya Anda cermati contoh di bawah ini. Tema
Utama, Pemilihan umum. Sub tema satu, Pemilihan presiden dan wakil presiden. Sub
tema ini dikembangkan dari materi sistem pemerintahan tingkat pusat (Kelas
II/4) kemudian Sub tema dua, Pemilihan kepala daerah tingkat satu. Sub tema ini
dikembangkan dari materi sistem pemerintahan pusat dan daerah (Kls II/4), Sub
tema tiga, Pemilihan kepala daerah tingkat Desa/Kecamatan. Sub tema ini
dikembangkan dari materi sistem pemerintahan desa dan kecamatan Pembelajaran model keterhubungan ini akan
menambah wawasan guru, sedangkan siswa akan mendapatkan materi yang lebih luas.
Pengembangan model pembelajaran terpadu
dengan model lain seperti jaring laba-laba dapat Anda cermati lagi
seperti contoh di bawah ini, karena semakin banyak contoh dan semakin banyak
fariasi Anda semakin jelas. .
2.
Contoh kedua adalah Terpadu
Model Webbed
Dalam model pembelajaran ini guru
memilih tema yang sama atau hampir samadari beberapa standar kompetensi dengan
lintas mata pelajaran atau pada bidang studi yang berbeda. Misal PKn dengan
IPS, IPA, Matematika, dan Bahasa Indonesia. Tema-tema tersebut tidak jauh
berbeda dengan model integrated yang juga terdiri dari beberapa tema yang
dipilih dalam beberapa matapelajaran.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam
model pembelajaran jaring laba- laba sebagai berikut.
1.
Guru
menyiapkan tema utama seperti nilai juang dalam perumusan Pancasila, dan tema
lain yang telah dipilih dari beberapa standar kompetensi lintas mata
pelajaran/bidang setudi .
2.
Guru
menyiapkan tema-tema yang telah terpilih, misalnya tema matematika, kesenian,
bahasa dan IPS yang sesuai dengan tema nilai juang dalam perumusan pancasila
supaya tidak over laping
3.
Guru
menjelaskan tema-tema yang terkait sehingga materinya lebih luas.
4.
Guru
memilih konsep atau informasi yang dapat mendorong belajar siswa dengan
pertimbangan lain yang memang sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran
terpadu.
2. Model ke
tiga adalah: Model Terpadu Integrated. Marilah kita mencoba model model
integrated dengan memilih tema seperti di bawah ini. Tema yang akan dipilih
adalah Mengenal Pentingnya Alam Seperti Dunia Tumbuhan Dan Hewan.
-
IPA
TEMA Terurai pada indikator di dalam RPP. Contoh Mengenal hewan dan
disekitar rumah dan sekolah melalui pengamatan
-
MAT
TEMA Terurai pada indikator di dalam RPP. Contoh Geometri dan pengukuran
-
PKn
KD. 2.1 Mengenal pentingnya lingkungan alam seperti dunia tumbuhan dan hewan
-
IPS
. TEMA Terurai pada indikator di dalam
RPP . Contoh Memelihara dokumen koleksi pribadi dan flora fauna
-
BAHASA
INDONESIA. TEMA Terurai pada indikator didalam
RPP Contoh Menceritakan kegiatan sehari- hari dengan bahasa yang mudah
dipahami orang lain
-
KTK
SENI RUPA. TEMA Terurai pada indkator RPP. Contoh Menyanyikan lagu wajib dan lagu anak dengan
atau tanpa iringan sederhana Membuat
cat pewarna dari bahan alam
Langkah langkah
pembelajaran terpadu model integrated sebagai berikut a. Langkah pertama, guru menentukan salah
satu tema dari mata-pelajaran PKn yang akan dipadukan dengan tema-tema pada
mata pelajaran lain. b. Langkah kedua, guru mencari tema-tema dari
mata-pelajaran lain yang memiliki makna yang sama. c. Langkah ketiga, guru
memadukan tema-tema dari beberapa mata-pelajaran yang dikemas menjadi satu tema
besar d. Langkah keempat, guru menyusun RPP yang terdiri dari gabungan konsep-
konsep beberapa mata-pelajaran. Dalam pembelajaran terpadu guru perlu
menentukan lebih banyak indikator daripada yang model lainnya e. Langkah
kelima, guru menentukan alokasi waktu karena untuk pembelajaran ini biasanya
memerlukan waktu lebih dari satu kali pertemuan.
Sedangkan langkah-langkah
penyusunan (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) RPP pembelajaran terpadu dapat
Anda cermati seperti di bawah ini. 1.
Tahap perencanaan 2. Langkah perencanaan 3. Tahap pelaksanaan 4. Tahap
penilaian (Winata Putra dan Wahab, 2005)
Contoh RPP
pembelajaran terpadu model integrated dapat Anda paparkan pada bagan berikut
ini:
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Kompetensi Dasar : Mengenal pentingnya lingkungan alam, seperti
dunia tumbuhan dan dunia hewan
Tahap 1 : tahap
Indikator yang di pilih adalah:
1.
Menceritakan
arti mencintai lingkungan hidup (IPA)
2.
Menyebutkan
2 jenis Lingkungan (Mat dan IPA)
3.
Membandingkan
2 jenis lingkungan (MAT dan IPA)
4.
Menyebutkan
2 macam lingkungan (IPA)
5.
Mengenal
hewan dan Tumbuhan disekitar rumah dan sekolah melalui pengamatan (IPA)
6.
Membuat
cat pewarna dari bahan alam (Kertakes)
7.
Menyanyikan
lagu anak (kebunku, kelinciku, kupu-kupu, dll) bersama-sama (Kesenian)
8.
Membuat
puisi tentang hewan, dan tumbuhan (contoh : tentang gajah, bunga, dsb)
(Kesenian dan B. Indonesia)
9.
Mengunjungi
kebun binatang (suaka marga satwa) atau puncak (IPA)
10.
Mencari
tau manfaat Toga di sekitar kita.(IPA)
11.
Akibat
bila kita tidak melestarikan hewan yang ada disekitar kita (IPA dan PKN)
12.
Akibat
bila kita menebang pohon secara sembarangan. (IPA dan PKN)
Tahap 2, Tujuan : Setelah memahami tema diharapkan: :
1.
Siswa
mampu menceritakan arti mencintai lingkungan.
2.
Siswa
mampu menyebutkan 2 jenis lingkungan di sekitarnya.
3.
Siswa
mampu mengenal 2 jenis lingkungan di sekitarnya.
4.
Siswa
dapat menyebutkan 3 macam lingkungan.
5.
Siswa
dapat mengenal hewan dan tumbuhan di sekitar rumah.
6.
Siswa
dapat membuat cat bewarna dari bahan alam.
7.
Siswa
dapat menyanyikan lagu anak (kebunku, kelinciku, kupu-kupu, dll) bersama-sama.
8.
Siswa
dapat Membuat puisi tentang hewan, dan tumbuhan. (contoh : tentang gajah,
bunga, dsb)
9.
Siswa
dapat mengikuti rekreasi.
10. Siswa dapat mengetahui
manfaat dari toga.
11. Siswa dapat menyebutkan
akibat dari tidak melestarikan hewan.
12. Siswa dapat menjelaskan
akibat penebangan hutan.
Langkah Perencanaan: Memilih Materi
Pokok/Standar :
1.
Mencintai
lingkungan
2.
Jenis
lingkungan tumbuhan dan lingkungan hewan
3.
Cara
menjaga dan memelihara lingkungan
4.
Macam-macam
lingkungan
5.
Mengenal
hewan dan tumbuhan
6.
Cara
membuat pewarna dari bahan alam.
7.
Menyanyi
lagu tentang hewan/tumbuhan
8.
Puisi
tentang hewan dan tumbuhan
9.
Rekreasi
ke kebon binatang
10. Membuat TOGA/mengukur
ukuran resep berapa lembar daun sirih, berapa butir kencur, kunyit.
11. Kerusakan alam yang tidak
dilestarikan
12. Dampak dari penebangan
hutan liar
Metode Pembelajaran :
1.
Diskusi
2.
Pengamatan
3.
Tanya
Jawab
4.
Karya
wisata
5.
Dialog
Media
1.
Beberapa
macam hewan, tumbuhan disekitar kita
2.
Tumbuhan
yang dapat dijadikan pewarna
3.
Kaset
4.
Gambar-
gambar binatang dan bunga
Kegiatan Pembelajaran : Tahap 3 Pelaksanaan
1. Kegiatan Awal :
a.
Menciptakan
suasana: Salam pembuka dan do’a.
b.
Pretest
: Peserta didik menjawab beberapa pertanyaan tentang tumbuhan dan hewan di di
sekitarnya.
c.
Menghubungkan
materi yang telah dimiliki peserta didik dengan bahan kompentensi baru.
2. Kegiatan Inti :
a.
Pengorganisasian
: Kelompok kecil
b.
Prosedur
Pembelajaran
1)
Tanya
jawab mengenai hewan dan tumbuhan yang ada di sekitar sekolah dan rumah.
2)
Menceritakan
hewan dan tumbuhan yang ada di sekitar sekolah dan rumah
3)
Kegiatan
pengamatan
4)
Melaporkan
hasil pengamatan
5)
Diskusi
kelompok
6)
Menyimpulkan
hasil pengamatan dan diskusi
7)
Memberi
contoh lingkungan tumbuhan dan hewan dan cara memeliharanya
8)
Membuat
rangkuman
c. Pembentukan Kompentensi
1) Pertemuan pertama Menceritakan arti
pentingnya mencintai lingkungan dan akibat dari apabila lingkungan tidak
terjaga.
2) Pertemuan kedua
a)
Menceritakan
lingkungan tumbuhan dan hewan dan kegunaan bagi manusia
b)
Mencari
tahu manfaat dari tumbuh- tumbuhan di sekitar kita.
c)
Akibat
bila kita tidak melestarikan hewan yang ada di sekitar kita.
3) Pertemuan Ketiga
Mendiskusikan ada lingkungan lain
selain lingkungan tumbuhan dan hewan disekitar kita, seperti lingkungan danau,
laut, pantai, dan sawah, serta manfaatnya bagi manusia.
4) Pertemuan keempat
a)
Siswa
dapat menyanyikan lagu anak (kebunku, kelinciku, kupu-kupu, dll) bersama-sama.
b)
Siswa
dapat membuat puisi tentang hewan, dan tumbuhan (contoh : tentang gajah, bunga,
dsb)
c)
Siswa
mengadakan observasi di lingkungan sekitar (kebun binatang/agrowisata) Hewan
dan tumbuhan sesama makhluk Tuhan
3. Kegiatan Akhir :
a.
Untuk
membentuk dan memantapkan sikap peserta didik terhadap kompentensi yang telah
dipelajari pada akhir pembelajaran diambil kesimpulan dan perenungan.
b.
Post
tes dilakukan secara lisan dan tertulis
Sumber Pembelajaran : Sumber pembelajaran yang digunakan dalam
pembelajaran ditulis sebagai berikut:
1.
Lingkungan
tumbuhan dan hewan di sekolah dan rumah
2.
Buku
Paket
3.
Buku
Pendidikan Kewarganegaraan untuk SD kelas II— Erlangga halaman 4. —67
4.
Gambar
- gambar alam, tumbuhan dan hewan
5.
Buku-buku
lain yang relevan
6.
VCD
7.
Kaset
Tahap 4 Penilaian: Penilaian proses
dan hasil. : Penilaian dilakukan melalui penilaian proses tes lisan dan
portofolio
1.
Penilaian
proses dilakukan melalui pengamatan pada saat peserta didik melakukan
kegiatan
2.
Tes
lisan dilakukan melalui tanyajawab tentang kegiatan yang baru dilakukan peserta
didik sesuai dengan indikator kompentensi yang akan dicapai dalam pembelajaran
3.
Portofolio
mencakup seluruh hasil kegiatan peserta didik yang dikumpulkan untuk dijadikan
bahan penilaian akhir.
Aspek yang dinilai
1.
Afektif
Komponen yang dinilai antara lain etika sopan santun, mendengarkan dengan
tenang, mematuhi peraturan yang ada, atau kemampuan mengkomunikasikan hasil
kegiatan. Penilaian dilakukan pada saat siswa melakukan kunjungan ke kebun
binatang/agrowisata. Mencintai dan sayang pada binatang.
2.
Psikomotorik
Komponen yang dinilai adalah keterampilan dalam menggunakan peralatan dan
membuat bagan, mencari dan mengumpulkan kliping, keterampilan siswa dalam
memainkan peran, keterampilan mencatat, ketepatan waktu dalam melaporkan tugas
portofolio, laporan, dll.
3.
Kognitif
Komponen yang dinilai adalah kemampuan menjawab pertanyaan dengan baik yang
dilontarkan guru dalam menjawab soal-soal dari konsep-konsep dari materi yang
telah disampaikan.
Kesimpulan, berdasarkan
penyusunan RPP pembelajaran terpadu di atas dapat disimpukkan bahwa ada empat
tahapan yang harus dilaksanakan yaitu, (1) tahap perencanaan, (2)
langkah-langkah perencanaan, (3) tahap pelaksanaan, (4) tahap penilaian.
Keempat tahapan ini dapat Anda gunakan untuk acuan menyusun pembelajaran
terpadu. Sudah barang tentu Anda tidak boleh lepas dari kurikulum 2006
(KTSP)
Berdasarkan bagan
keterhubungan jaring laba-laba dan keterpaduan. menunjukkan mata pelajaran PKn
selain memiliki hubungan dengan mata pelajaran IPS, PKn juga mengandung
elemen-elemen untuk dipadukan dan untuk disajikan secara terpadu dengan bidang
studi lainnya, tiga model tersebut
yaitu:
1.
Model
keterhubungan atau connected.
2.
Model
jaring laba-laba atau webbed.
3.
Model
terpadu atau integrated.
Dalam pembelajaran terpadu
guru harus memahami benar konsep-konsep materi atau standart kompetensi dan
kompetensi dasar, mana yang akan dijadikan topik atau masalah pembahasan dalam
pembelajaran PKn tersebut dalam keterkaitannya dengan bidang studi lain. Ketiga
model tersebut dapat digunakan dalam pembelajaran PKn dengan mata pelajaran
lain seperti IPS, Bahasa Indonesia, IPA, Kesehatan, Kesenian dan lainnya
seperti pada bagan model webbed dan integrated. Sedangkan keterhubungan
(connected) akan digunakan untuk keterkaitan dalam satu mata pelajaran misal
tema-tema dalam PKn itu sendiri.
Soal
Latihan
Untuk
memahami pemahaman Anda tentang materi di atas silakan Anda mengerjakan soal
latihan di bawah ini!
1.
Mata
pelajaran PKn memiliki keterkaitan yang erat dengan IPS. Mengapa demikian?
2.
Jelaskan
apa yang dimaksud dengan connected?
3.
Bedakan
connected dengan Webbed!
4.
Setujukah
Anda bahwa model pembelajaran induktif menurut Peaget lebih cocok untuk siswa
SD? Jelaskan alasan Anda!
5.
Model
pembelajaran induktif berbeda dengan deduktif, jelaskan apa perbedaannya?
Rangkuman
1.
Dalam
proses pembelajaran banyak digunakan berbagai macam m odel, Pembelajaran PKn SD
kelas 1, 2, 3 dalam Subunit 1 ini dicobakan dengan beberapa model yang dianggap
cukup relevan.
2.
Model-model
yang dipilih antara lain model induktif, model ekspositori, dan model
pembelajaran terpad
3.
Model
pembelajaran terpadu yang digunakan adalah, (1) terpadu keterhubungan yang
biasa disebut connected, (2) terpadu model jarring laba-laba (webbed), dan
keterpaduan (integrated).
4.
Model
pembelajaran terpadu lebih cocok untuk
anak SD yang holistik dan serba kongkrit. Keterpaduan ini akan bermanfaat untuk
membantu siswa memperoleh pengetahuan yang lebih menyeluruh dan utuh, begitu
pula guru juga memperoleh cakrawala yang lebih luas, karena dapat memilih
tema-tema yang relevan dengan yang akan disampaikan pada siswa.
Tes
Formatif
Pilih salah
satu jawaban dari pertanyaan dibawah ini yang Anda anggap paling tepat!
1.Model pembelajaran induktif adalah….
A.
berangkat
dari contoh ke kesimpulan.
B.
berangkat
dari kesimpulan ke contoh
C.
berangkat
dari sempit ke semakin luas
D.
berangkat
dari guru aktif.
2.Pembelajaran terpadu model
keterhubungan disebut ….
A.
integrated
B.
connected
C.
webbed
D.
spereted
3.
Pembelajaran terpadu model jaring laba-laba disebut…
A.
integrated
B.
correlated
C.
webbed
D.
connected
4. Pembelajaran terpadu model
keterpaduan disebut….
A.
integrated
B.
correlated
C.
webbed
D.
connected
5.
Mata pelajaran yang paling erat dengan PKn adalah….
A.
bahasa
Indonesia
B.
matematika
C.
IPA
D.
IPS
6.
Ekspositori adalah model pembelajaran yang cocok untuk kelas….
A.
enam
karena multi arah
B.
lima
karena dua arah
C.
empat
karena tiga arah
D.
satu
karena satu arah
7. Menghubungkan konsep demokrasi
dengan pemilu, pilkada, pemilihan ketua kelas merupakan model terpadu….
A.
correlated
B.
integrated
C.
connected
D.
webbed
8.Mata pelajaran IPS merupakan mata
pelajaran yang paling erat dengan mata pelajaran PKn sebab….
A.
banyak
temanya yang sama
B.
satu
rumpun berasal dari IPS
C.
pernah
digabung menjadi PKPS
D.
berasal
dari PPKn
9.Menurut Peaged pembelajaran yang
lebih cocok untuk siswa SD adalah
A.
deduktif
B.
induktif
C.
deduktif/induktif
D.
monodisiplin
10 Menghubungkan konsep NKRI dengan
mata pelajaran lain seprti IPS. Bahasa daerah, Agama disebut….
A.
integrated
B.
connected
C.
deduktif
D.
induktif
BAB IX
PENILAIAN PEMBELAJARAN PKn
Sejak tahun 2007,
Kementeran Penddkan Nasonal telah mengeluarkan Peraturan MenterPenddkan
Nasional Nomor 20 tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan untuk
sejumlah kelompok mata pelajaran. Salah
satunya adalah Standar Penilaian Kelompok Mata Pelajaran Kewarganegaraan dan
Kepribadian. Pada kegiatan belajar
pertama modul ini, Anda akan diajak untuk mengkaji standar penilaian kelompok
mata pelajaran tersebut sehingga diharapkan setelah mempelajari modul ini, Anda
memahami apa hakikat penilaian itu, jenis penilaian, pembelajaran, prnsp umum
penlaan sesuastandar nasonal, dan masalah kewenangan penlaan. Apa penilaian
itu? Apa perbedaannya dengan ulangan? Pada hakkatnya, penlaan adalah proses
pengumpulan dan pengolahan nformas.
Dalam penddkan, penlaan berart
proses pengumpulan dan pengolahan nformas untuk menentukan pencapaian hasil
belajar peserta didik. Sedangkan ulangan, dapat dimaknai sebagai penilaian yang
lebih khusus dalam konteks pembelajaran dan berkaitan dengan proses pengumpulan
dan pengolahan nformasuntuk mengukur ketercapaan kompetens. Oleh karena tu,
dalam Permendknas nomor 20/2007 tentang Standar Penlaan dkemukakan bahwa
ulangan adalah proses yang dlakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi
peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau
kemajuan, melakukan perbaikan pembelajaran, dan menentukan keberhasilan belajar
peserta didik. Dalam Permendknas Nomor 20/2007 tentang Standar Penlaan
dkemukakan ada beberapa jenis ulangan untuk mengukur proses dan hasil pembelajaran,
seperti ulangan haran, ulangan tengah semester (UTS), ulangan akhr semester
(UAS), dan ulangan kenakan kelas.
Apa
pengertian dari masing-masing jenis ulangan tersebut?
Ulangan haran adalah
kegatan yang dlakukan secara perodk untuk mengukur pencapaan kompetenspeserta
ddk setelah menyelesakan satu KompetensDasar (KD) atau lebh. Artnya bahwa
seorang guru harus mengadakan ulangan pada setap menyelesaikan satu kompetensi
dasar. Dengan prinsip belajar tuntas,
apabila ada sswa yang belum mencapakrtera ketuntasan mnmal, maka guru harus
mengadakan program remidial terhadap materi pembelajaran tersebut hingga
tercapainya kompetensi dasar yang bersangkutan.
Ulangan tengah semester
adalah kegatan yang dlakukan oleh penddk untuk mengukur pencapaan kompetenspeserta
ddk setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan
meliputi seluruh indikator yang merepresentaskan seluruh KD pada perode
tersebut.
Ulangan akhir semester adalah kegatan yang
dlakukan oleh penddk untuk mengukur pencapaan kompetenspeserta ddk dakhr
semester. Cakupan ulangan melput seluruh ndkator yang merepresentaskan semua KD
pada semester tersebut.
Ulangan kenakan kelas
adalah kegatan yang dlakukan oleh penddk dakhr semester genap untuk mengukur
pencapaan kompetenspeserta ddk dakhr semester genap pada satuan penddkan yang
menggunakan sstem paket. Cakupan ulangan melput seluruh ndkator yang
merepresentaskan KD pada semester tersebut.
Dengan demkan, fokus
ulangan haran, tengah semester, akhr semester, dan kenakan kelas adalah pada
ketercapaan kompetensdasar. Artnya,
penlaan dengan cara ulangan merupakan penlaan sebaga proses pengumpulan dan
pengolahan nformasuntuk mengetahuketercapaan kompetensdasar.
Selain penilaian dalam
bentuk ulangan, penilaian dapat dilakukan melalui ujian. Ada dua jenis ujian yang diatur dalam standar
penilaian, ialah ujian sekolah/madrasah dan ujian nasional (UN).
Ujian sekolah adalah
kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta ddk yang dlakukan oleh satuan
penddkan untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan salah
satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan.
Mata pelajaran yang
diujikan adalah mata pelajaran kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi yang tidak diujikan dalam ujian nasional dan aspek kognitif dan/atau
perilakuik kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia serta kelompok mata
pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian yang akan diatur dalam prosedur
operasional standar (POS) Ujian Sekolah/Madrasah. Sedangkan ujian nasional (UN)
adalah kegatan pengukuran pencapaan kompetenspeserta ddk pada beberapa mata
pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam rangka menlapencapaan Standar Nasonal Penddkan.
Prinsip
Penilaian
Dalam merencanakan dan melaksanakan penlaan,
guru perlu mengacu pada sejumlah prinsip penilaian. Apa prinsip penilaian yang
sesuai dengan standar?
Dalam Standar Penilaian
dikemukakan bahwa penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut.
A.
Sahih,
yakni penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur.
Oleh karena itu, instrumen yang digunakan perlu disusun melalui prosedur
sebagaimana dijelaskan dalam panduan agar memiliki bukti kesahihan dan
keandalan.
B.
Objektif,
yakni penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak
dipengaruhi subjektivitas penilai. Oleh karena itu, pendidik menggunakan rubrik
atau pedoman dalam memberikan skor terhadap jawaban peserta didik atas butir
soal uraian dan tes praktik atau kinerja sehingga dapat meminimalkan
subjektivitas penddk
C.
Adil,
yakni penilaian tdak menguntungkan atau merugkan peserta ddk karena berkebutuhan khusus serta perbedaan
latar belakang agama, suku, budaya, adat stadat, status sosal ekonom, dan
gender. Faktor-faktor tersebut tdak
relevan ddalam penlaan, oleh karena tu perlu dhndaragar tdak berpengaruh
terhadap hasl penlaan.
D.
Terpadu,
yaknpenlaan oleh penddk merupakan salah satu komponen kegatan pembelajaran.
Dalam hal ini hasil penilaian benar-benar dijadikan dasar untuk memperbaiki
proses pembelajaran yang diselenggarakan oleh peserta didik. Jika hasil
penilaian menunjukkan banyak peserta didik yang gagal, sementara instrumen yang
dgunakan sudah memenuhpersyaratan secara kualtatf, berartproses pembelajaran
kurang baik. Dalam hal demikian, pendidik harus memperbaiki rencana dan/atau
pelaksanaan pembelajarannya.
E.
Terbuka,
yaknprosedur penlaan, krtera penlaan, dan dasar pengamblan keputusan dapat
dketahuoleh phak yang berkepentngan. Oleh karena tu, penddk mengnformaskan
prosedur dan krtera penlaan kepada peserta ddk. Selan tu, phak yang
berkepentngan dapat mengakses prosedur dan krtera penlaan serta dasar penlaan
yang dgunakan.
F.
Menyeluruh
dan berkesinambungan, yaknpenlaan mencakup semua aspek kompetensdengan menggunakan berbagateknk
penlaan yang sesua, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta ddk. Oleh
karena tu, penlaan bukan semata-mata untuk menlaprestaspeserta ddk melankan
harus mencakup semua aspek hasil belajar untuk tujuan pembimbingan dan
pembinaan.
G.
Sistematis,
yaknpenlaan dlakukan secara berencana dan bertahap dengan mengkut
langkah-langkah baku. Oleh karena tu, penlaan drancang dan dlakukan dengan
mengkutprosedur dan prnsp-prnsp yang dtetapkan. Dalam penlaan kelas, misalnya,
guru mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan menyiapkan rencana penlaan
bersamaan dengan menyusun slabus dan RPP.
H.
Beracuan
kriteria, yaknpenlaan ddasarkan pada ukuran pencapaan kompetensyang ditetapkan. Oleh karena itu,
instrumen penilaian disusun dengan merujuk pada kompetens(SKL, SK, dan
KD). Selan tu, pengamblan keputusan
ddasarkan pada krtera pencapaan yang telah dtetapkan.
I.
Akuntabel,
yakni penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur,
maupun haslnya. Oleh karena tu, penlaan dlakukan dengan mengkutprnsp-prnsp
kelmuan dalam penlaan dan keputusan yang dambl memlkdasar yang objektif.
Teknik dan
Instrumen Penlaan
Dalam Standar Penilaian dikemukakan bahwa
penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagateknk penlaan berupa
tes, observas, penugasan perseorangan
atau kelompok, dan bentuk lan yang sesuadengan karakterstk kompetensdan tngkat
perkembangan peserta ddk. Adapun teknk penlaan yang dmaksud melput:
1.
Teknik
tes berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja.
2.
Teknik
observasi atau pengamatan dilakukan selama pembelajaran berlangsung dan/ atau
di luar kegiatan pembelajaran.
3.
Teknk
penugasan bak perseorangan maupun kelompok dapat berbentuk tugas rumah dan/atau
proyek.
Sedangkan instrumen
penilaian hasil belajar dapat dibagi atas tiga bagian, ialah nstrumen penlaan
yang dgunakan oleh penddk, oleh satuan penddkan, dan oleh pemerntah.
Instrumen penilaian hasil
belajar yang digunakan pendidik memenuhi persyaratan (a) substans,
yaknmerepresentaskan kompetensi yang dinilai, (b) konstruksi, yakni memenuhi persyaratan
teknis sesuia dengan bentuk instrumen yang digunakan, dan (c) bahasa, yakni menggunakan
bahasa yang baik dan benar serta
komunkatif sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik.
Instrumen penilaian yang
digunakan oleh satuan pendidikan dalam bentuk ujian sekolah/madrasah
memenuhpersyaratan substans, konstruks, dan bahasa, serta memilki bukti validitas
empirik. Instrumen penilaian yang digunakan oleh pemerintah dalam bentuk Ujian
Nasional memenuhi persyaratan substansi, konstruks, bahasa, dan memiliki bukti validitas
empirik serta menghasilkan skor yang dapat diperbandingkan antarsekolah,
antardaerah, dan antartahun.
Teknik penilaian yang dapat
digunakan pendidik kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
antara lain sebagai berikut.
1)
Tes
tertuls
Tes tertulis adalah suatu teknik
penilaian yang menuntut jawaban secara tertulis, baik berupa pilihan atau
isian. Tes yang jawabannya berupa pilihan meliputi antara lain pilihan ganda,
benar-salah, dan menjodohkan, sedangkan
tes yang jawabannya berupa san berbentuk san sngkat atau uraan.
2)
Observas
Observasatau pengamatan adalah teknk penlaan yang dlakukan
dengan menggunakan ndera secara langsung. Observasdlakukan dengan menggunakan
pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati.
3)
Penugasan
Penugasan adalah suatu teknk penlaan
yang menuntut peserta ddk melakukan kegiatan tertentu di luar kegiatan
pembelajaran di kelas. Penugasan dapat diberikan dalam bentuk individual atau
kelompok. Penugasan dapat berupa pekerjaan rumah atau proyek. Pekerjaan rumah
adalah tugas menyelesaikan soal-soal dan latihan yang dlakukan peserta ddk
dluar kegatan kelas. Proyek adalah suatu
tugas yang melbatkan kegatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertuls maupun lsan dalam waktu
tertentu dan umumnya menggunakan data lapangan.
4)
Tes
Lisan
Tes lisan dilaksanakan melalui komunikasi
langsung antara peserta didik dengan penguji dan jawaban diberikan secara
lisan. Tes jenis ini memerlukan daftar pertanyaan dan pedoman penskoran.
5)
Penilaian Portofolio
Penilaian portofolo adalah penlaan
yang dlakukan dengan cara menlaportofolo peserta ddk. Portofolo adalah kumpulan
karya-karya peserta didik dalam bidang tertentu yang diorganisasikan untuk
mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreatvitas peserta didik
dalam kurun waktu tertentu.
6)
Jurnal
Jurnal merupakan catatan pendidik selama proses pembelajaran yang berisi
informasi hasl pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta ddk yang
berkat dengan kinerja ataupun sikap dan perilaku peserta didik yang dipaparkan
secara deskriptif.
7)
Penilaian
Diri
Penlaan drmerupakan teknk penlaan dengan cara
memnta peserta ddk untuk mengemukakan kelebhan dan kekurangan drnya,
penguasaan kompetensi yang ditargetkan,
dan pengamalan perilaku berkepribadian dan menjadi warga negara yang bak.
8)
Penilaian antarteman
Penlaan antarteman merupakan teknik
penlaan dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan
kekurangan, penguasaan kompetens, dan pengamalan perilaku berkepribadian dan
menjadi warga negara yang baik.
Rangkuman bentuk penilaian beserta bentuk
instrumennya disajikan dalam tabel berkut.
Tabel 1. Klasifikasi Teknik Penilaian
serta Bentuk Instrumen
Teknik
Penilaian
|
Bentuk
Instrumen
|
·
Tes
tertuls
|
·
Tes
pilihan: pilihan ganda, benar-salah, menjodohkan dll.
·
Tes
lisan:i sian singkat dan uraian
|
·
Observasi
(pengamatan)
|
·
Lembar
observas(lembar pengamatan)
|
·
Penugasan
individual ataau kelompok
|
·
Pekerjaan
rumah
·
proyek
|
·
tes
lisan
|
·
daftar
pertanyaan
|
·
penilaian
portofolio
|
·
Lembar
peniaian portofolio
|
·
Jurnal
|
·
Buku
catatan jurnal
|
·
Penilaian
diri
|
·
Kuesioner/lembar
penilaian diri
|
·
Penilaian
antar teman
|
·
Lembar
penilaian antar teman
|
Bagaimana
penilaian pembelajaran dalam mata pelajaran PKn?
Dalam peraturan perundangan tentang Sstem
Penddkan Nasonal yaknUndang- undang Nomor 20 Tahun 2003, Peraturan Pemerntah
(PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan
ditindaklanjuti oleh Peraturan Mendiknas Nomor 20/2007 tentang Standar
Penilaian, maka ketentuan tentang penilaian mata pelajaran Penddkan
Kewarganegaraan (PKn) dIndonesa mengacu pada semua ketentuan tersebut. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 35
ayat (1) menyatakan bahwa standar nasonal penddkan mencakup standar s, proses,
kompetenslulusan, penddk dan tenaga kependdkan, sarana dan prasarana,
pengelolaan, pembayaan, dan penlaan penddkan. Lebih lanjut dikemukakan bahwa
standar nasional pendidikan merupakan dasar untuk penjaminan dan pengendalian
mutu pendidikan.
Standar penlaan
berorentaspada tngkat penguasaan kompetensyang dtargetkan dalam Standar Is(SI)
dan Standar KompetensLulusan (SKL). Dalam Peraturan Pemerntah (PP) Nomor 19
Pasal 1 butir 5 dnyatakan bahwa SI adalah ruang lngkup materdan tngkat
kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetenstamatan, kompetensi
bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus
dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Pada
Pasal 1 butir 4 dinyatakan bahwa yang dimaksud SKL adalah kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Hal ini menunjukkan bahwa penlaan penddkan
termasuk PKn hendaknya mencakup semua kemampuan yang utuh dan komprehensf
Berdasarkan PP 19 Pasal 63
ayat (1) penilaian pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas: (a)
penilaian hasil belajar oleh pendidik, (b) penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan, dan (c)
penilaian oleh pemerintah. Untuk kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
kepribadian, penilaian dilakukan oleh pendidik dan satuan pendidikan. Penilaian
hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau
proses, kemajuan dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan
tengah semester, ulangan akhr semester, dan ulangan kenakan kelas. Penlaan
dgunakan untuk menlapencapaan kompetenspeserta ddk, bahan penyusunan laporan
kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran (Pasal 64 ayat (1)
dan (2)). Pasal 64 ayat (3) menyatakan bahwa penilaian hasil belajar kelompok
mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
dilakukan melalui pengamatan terhadap perubahan perlaku dan skap untuk
menlaperkembangan afeksdan keprbadan peserta didik; serta ujian, ulangan,
dan/atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik. Selain itu,
Pasal 65 Ayat (2) menyatakan bahwa penilaian hasil belajar untuk semua mata
pelajaran pada kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan keprbadan merupakan
penlaan akhr untuk menentukan kelulusan peserta ddk darsatuan penddkan.
Pengertian
dan Fokus Penilaian PKn
Penilaian mata pelajaran
PKn adalah proses untuk mendapatkan informasi tentang prestasi atau kinerja
peserta didik dalam mata pelajaran PKn. Hasil penilaian digunakan untuk melakukan
evaluas terhadap ketuntasan belajar peserta didik dan efektivitas proses
pembelajaran PKn.
Fokus penilaian PKn adalah keberhasilan
belajar peserta didik dalam mencapai standar kompetensPKn yang dtentukan dalam
Permendknas Nomor 22/2005 tentang Standar Isi (SI). Pada tingkat mata
pelajaran, kompetensi yang harus dicapai berupa Standar Kompetensi (SK) mata
pelajaran yang selanjutnya dijabarkan dalam Kompetensi Dasar (KD). Untuk tngkat
satuan penddkan, kompetensyang harus dcapapeserta ddk adalah Standar
KompetensLulusan (SKL) sebagamana tertera dalam Permendknas Nomor 23/2006.
Kelompok mata pelajaran
Kewarganegaraan dan Kepribadian pada
satuan pendidikan dasar merupakan kelompok mata pelajaran yang dimaksudkan
untuk meningkatkan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan
kewajibannya dalam kehdupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta
penngkatan kualtas drnya sebagamanusa. Kesadaran dan wawasan tersebut mencakup
wawasan kebangsaan, jiwa dan patriotisme, bela negara, penghargaan terhadap
hak-hak asasi manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup,
kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum,
ketaatan membayar pajak, dan sikap serta perilaku anti korups, kolus, dan
nepotsme (Peraturan MenterPenddkan Nasonal Republk Indonesa nomor 22 tahun 2006
tentang Standar Isuntuk Satuan Penddkan Dasar dan Menengah).
Sejalan dengan peraturan perundangan di atas,
maka standar kompetensi kelompok mata pelajaran Kewarganegaraan dan
Kepribadian bertujuan membentuk peserta
didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Tujuan
ini dicapai melalumuatan dan/atau kegatan Agama, Akhlak Mula, Kewarganegaraan,
Bahasa, Sendan Budaya, dan Pendidikan Jasmani.
Dalam pelaksanaan pembelajaran pada tiap satuan pendidikan, kegiatan
kelompok mata pelajaran ini dapat diwujudkan dalam berbagai kegiatan
pembelajaran, baik dalam kegiatan intrakurikuler melalui mata pelajaran maupun
ekstrakurkuler melalupengembangan dr.
Penilaian untuk kelompok mata pelajaran
Kewarganegaraan dan kepribadian
dlaksanakan oleh penddk dalam bentuk penlaan kelas (classroom
assessment) dan oleh satuan penddkan untuk penentuan nlaakhr pada satuan
penddkan melaluujian sekolah dan rapat dewan pendidik.
Untuk mengetahui tingkat
ketercapaian kompetensi lulusan, penilaian hasil belajar kelompok mata
pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian
dilakukan melalui: (a) pengamatan terhadap perubahan perlaku dan skap
untuk menlaperkembangan afeksi dan kepribadian peserta didik; dan (b) ujian,
ulangan, dan/atau penugasan untuk mengukur aspek kogntf peserta ddk (Peraturan
Pemerntah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasonal Penddkan Pasal 64 ayat
(3)).
Undang-Undang Republk
Indonesa nomor 20 Tahun 2003 tentang Sstem Penddkan Nasonal Pasal 37 ayat (1)
menegaskan bahwa kurkulum penddkan dasar, menengah, dan tinggi wajib memuat
Pendidikan Kewarganegaraan. Peraturan Pemerntah (PP) nomor 19 tahun 2005
Tentang Standar Nasonal Pendidikan Pasal 6 menjabarkan lebih lanjut isi
undang-undang tersebut dengan menyatakan bahwa salah satu struktur kurikulum
untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah adalah kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian.
Mengacu pada rumusan SI
dalam Permen nomor 22 tahun 2006, rumusan SKL dalam Permen nomor 23 tahun 2006
dan ketentuan Pasal 64 ayat (3) PP nomor 19 tahun 2005, serta karakteristik
kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, maka hasil belajar
kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian meliputi:
1)
Pemahaman
akan hak dan kewajiban diri sebagai warga negara, yaitu aspek kognitif sebagai hasil belajar
mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
2)
Keprbadan,
yatu beberapa aspek keprbadan sebagamana dsebutkan dalam Kerangka Dasar dan
Struktur Kurkulum
3)
Perilaku
berkepribadian, yaitu berbagai bentuk perilaku sebagai penerjemahan dmlknya
cr-crkeprbadan warga negara Indonesa.
Ketiga bentuk hasil belajar tersebut berada
pada domain yang berbeda. Pemahaman berada pada doman kogntf, berbagaaspek
keprbadan berada pada doman afektf, sedangkan perlaku berkeprbadan berada dalam doman keperlakuan. Perbedaan
doman tersebut menuntut perbedaan dalam metode dan cara pengukurannya.
Penilaian
Hasil Belajar
Penilaian terhadap hasil
belajar peserta didik diselenggarakan secara berkesinambungan untuk memantau
proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan haran, ulangan
tengah semester, ulangan akhr semester, dan ulangan kenakan kelas (PP. 19 tahun
2005 Pasal 64 ayat (1)). Secara khusus, penlaan yang dlakukan oleh penddk
dgunakan untuk menlapencapaan kompetenspeserta ddk, menyusun laporan kemajuan
hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran. Guru kelas atau guru mata
pelajaran memiliki tanggung jawab penuh atas terselenggaranya penilaian yang
sahih terhadap pencapaian atau prestasi sebagai hasil proses belajar peserta
didik.
a. Penilaian
hasil belajar oleh pendidik
Penilaian hasil belajar oleh pendidik
bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk
meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, penilaian
hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan dan mencakup
seluruh aspek pada diri peserta didik, bak aspek kogntf, afektf maupun
perilaku, sesuai dengan karakteristik kelompok mata pelajaran kewarganegaraan
dan keprbadan.
Setidaknya ada empat hal
yang perlu diperhatikan dalam menilai hasil belajar peserta didik pada kelompok
mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian.
Pertama, penilaian pendidikan
ditujukan untuk menilai hasil belajar peserta didik secara menyeluruh, mencakup
aspek kognitif, afektf, dan perilaku. Informashasl belajar yang menyeluruh
menuntut berbagai bentuk sajian, yakni berupa angka prestasi, kategorsas, dan
deskrpsnaratf sesuadengan aspek yang dnla.
Informasdalam bentuk angka cocok untuk menyajikan prestasi dalam aspek
kognitif. Sajian dalam bentuk kategorsasdsertadengan deskrptf-naratf cocok
untuk melaporkan aspek afektf dan perlaku.
Kedua, hasl penlaan penddkan dapat dgunakan
untuk menentukan pencapaan kompetensdan
melakukan pembnaan dan pembmbngan prbadpeserta ddk.
Ketiga,
penilaian oleh pendidik terutama ditujukan untuk pembinaan prestasi dan
pengembangan potenspeserta ddk.
Keempat, untuk memperoleh data
yang lebih dapat dpercaya sebagadasar pengamblan keputusan perlu dgunakan
banyak teknik penlaan yang dlakukan secara berulang dan berkesnambungan.
b. Penilaian
oleh Satuan Pendidikan
Penlaan oleh satuan
penddkan merupakan penlaan akhr pada tngkat
satuan pendidikan yang bertujuan untuk menilai pencapaian SKL. Penilaian
kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian didasarkan pada hasil
ujian sekolah dengan mempertmbangkan hasl penlaan oleh penddk.
Penlaan oleh satuan
penddkan dgunakan sebaga: (a) salah satu syarat
kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan, (b) dasar untuk meningkatkan kinerja
pendidik, dan (c) dasar untuk mengevaluaspelaksanaan kurkulum tngkat satuan
penddkan.
Latihan
Kerjakan dan diskusikanlah latihan di bawah
ini.
1.
Dalam
merencanakan dan melaksanakan penilaian pembelajaran, perlu mempertmbangkan
prnsp-prnsp penlaan. Kemukakan prnsp
penlaan yang relevan dan rasionalnya untuk menilai pembelajaran PKn dengan teknik non tes?
2.
Plhlah
salah satu pendekatan atau lebh dar satu pendekatan yang cocok dengan PKn untuk
membentuk warga negara Indonesa yang cerdas sebagawarga masyarakat demokratis
khususnya dalam menyampaikan pendapat kepada pemerintah/DPR! Kemukakan teknk
dan nstrumen penlaan yang cocok untuk mengetahupencapaan kompetensi
pembelajaran!
3.
Apakah
keunggulan teknk penlaan non tes? Mengapa teknk ndanggap tepat untuk
pembelajaran PKn di Indonesia?
4.
Kemukakan,
ranah apa saja yang dapat dinilai dalam kelompok mata pelajaran Kewarganegaraan
dan Keprbadan menurut standar penlaan? Bagamana cara menlamasng-masng ranah
tersebut?
5.
Kegatan
menla PKn adalah proses untuk mendapatkan nformastentang prestasatau kinerja
peserta didik dalam mata pelajaran PKn.
Kajilah Standar Isi PKn, kemudan tentukan satu standar kompetensdan
kompetens dasarnya. Setelah tu, tentukan alat penlaan manakah yang cocok untuk
mengukur tngkat penguasaan SK dan KD tersebut!
Rangkuman
Penilaian adalah proses
pengumpulan dan pengolahan informasi.
Dalam penddkan, penlaan berart proses pengumpulan dan pengolahan nformas
untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Sedangkan ulangan,
dapat dimaknai sebagai penilaian yang lebih khusus dalam konteks pembelajaran
dan berkaitan dengan proses pengumpulan dan pengolahan nformasuntuk mengukur
ketercapaan kompetens.
Dalam Permendknas Nomor
20/2007 tentang Standar Penlaan dkemukakan ada beberapa jenis ulangan untuk
mengukur proses dan hasil pembelajaran, seperti ulangan haran, ulangan tengah
semester (UTS), ulangan akhr semester (UAS), dan ulangan kenaikan kelas. Ada dua jenis ujian yang diatur dalam standar
penilaian, ialah ujian sekolah/madrasah dan ujian nasional (UN).
Dalam Standar Penilaian
dikemukakan bahwa penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut: Sahih,
Objektif, Adil, Terpadu, Terbuka, Menyeluruh dan berkesinambungan, Sstemats,
Beracuan krtera, Akuntabel.
Penilaian mata pelajaran
PKn adalah proses untuk mendapatkan informasi tentang prestasi atau kinerja
peserta didik dalam mata pelajaran PKn. Hasl penlaan dgunakan untuk melakukan
evaluasterhadap ketuntasan belajar peserta didik dan efektivitas proses
pembelajaran PKn.
Fokus penilaian PKn adalah
keberhasilan belajar peserta didik dalam mencapai standar kompetensPKn yang
dtentukan dalam Permendknas Nomor 22/2005 tentang Standar Isi (SI). Pada
tingkat mata pelajaran, kompetensi yang harus dicapai berupa Standar Kompetensi
(SK) mata pelajaran yang selanjutnya dijabarkan dalam Kompetensi Dasar (KD).
Untuk tngkat satuan penddkan, kompetensi yang harus dcapapeserta ddk adalah
Standar KompetensLulusan (SKL) sebagaimana tertera dalam Permendknas Nomor
23/2006.
Tes FormaTiF
Lingkarilah salah satu kemungkinan
jawaban pada setiap butir pertanyaan yang menurut Anda paling tepat.
1. Proses pengumpulan dan pengolahan
nformasdsebut.....
A.
penilaan
B.
penilaan
pendidikan
C.
penilaian
pembelajaran
D.
penilaian
diluar kelas
2.
Ulangan
dapat dmaknasebagapenlaan yang lebh khusus dalam konteks pembelajaran dan
berkaitan dengan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengukur.....
A.
kemampuan
kognitif
B.
ketercapaian
kompetensi
C.
aspek
sikap dan nilai
D.
perilaku
moral sehar-hari
3. Kegiatan yang dlakukan secara
perodk untuk mengukur pencapaan kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan
satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih dinamakan....
A.
ulangan
harian
B.
ulangan
tengah semester
C.
ulangan
akhir semester
D.
ulangan
kenaikan kelas
4. Kegatan pengukuran pencapaan
kompetenspeserta ddk yang dlakukan oleh satuan pendidikan untuk memperoleh
pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan
dinamakan ....
A.
ujian
sekolah
B.
ujian
nasional
C.
ulangan
akhir semester
D.
ulangan
kenaikan kelas
5.
Penlaan harus ddasarkan pada data yang mencermnkan kemampuan yang dukur.
Prnsp penlaan ndnamakan ....
A.
adil
B.
sahh
C.
objektif
D.
terpadu
6. Penilaian harus didasarkan pada
prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.
Prinsip penilaian ini dinamakan ....
A.
terbuka
B.
sahh
C.
objektif
D.
sistematis
7.
Salah satu prinsip penilaian adalah akuntabel, artinya ....
A.
penilaian
dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengkuti langkah- langkah baku.
B.
penilaian
didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi yang ditetapkan.
C.
penilaian
tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik.
D.
penilaian
dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.
8. Salah satu teknik penilaian
berbentuk non tes adalah....
A.
tertulis
B.
praktik
C.
pengamatan
D.
praktek
9. Suatu teknk penlaan yang menuntut peserta didik
melakukan kegiatan tertentu diluar kegiatan pembelajaran di kelas adalah ...
A.
penugasan
B.
observasi
C.
portofolio
D.
jurnal
10. Penilaian hasil belajar kelompok
mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian yang memfokuskan pada penguasaan
materi tentang hak dna kewajiban warga negara merupakan penilaian aspek....
A.
sikap
kepribadian
B.
perlaku
berkepribadian
C.
pemahaman
D.
nilai
dan moral
Pengembangan Instrumen Penilaian Pembelajaran PKn
Prosedur
Penilaian
Pernahkah Anda mendengar
keluhan guru tentang sultnya melakukan penilaian untuk mata pelajaran PKn? Pada umumnya, kesultan yang dihadapi adalah
ketika akan menilai hasil belajar PKn dalam aspek (domain) afektif. Memang hal ini telah menjadi masalah umum
yang dhadapoleh para guru. Tdak dapat dsangkal bahwa aspek afektf merupakan
bdang tertutup (close area) atau tersembuny(hidden) yang ada dalam
drmanusa. Tdak sepertaspek kogntf yang
dapat dketahudengan cara penlaan tes. Menlaaspek afektf merupakan tugas yang
tdak mudah dlaksanakan secara sederhana.
Oleh karena itu, panduan penilaian kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan keprbadan sebagasalah satu panduan dalam standar penlaan
(Permendknas Nomor 20 tahun 2007) telah mengurakan hal ini Salah satu prinsip
dalam pengembangan instrumen penlaan adalah dperolehnya nstrumen yang mampu
menggal nformas yang akurat, namun harus cukup praktis dan proses penyusunannya
tdak terlalu kompleks sehngga memliki nilai aplikatif yang tinggi bagi pihak
pendidik dan satuan penddkan.
Dengan memperhatkan prnsp
tersebut maka aspek penlaan untuk kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
kepribadian dibuat klasifikasi sebagai berikut: (1) aspek pemahaman akan hak
dan kewajiban diri sebagai warga negara diukur dengan menggunakan tes hasil
belajar, (2) aspek atau ciri kepribadian diungkap dengan menggunakan skala kepribadian,
dan (3) aspek perlaku berkeprbadan dungkap lewat panduan pengamatan dengan menggunakan rubrik penilaian. Panduan
Penilaian kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian menguraikan
model instrumen dan prosedur penilaian yang dapat dijadikan acuan oleh guru PKn
di SD dalam menyusun instrumen penilaian sebagai berikut.
1. Pemahaman
akan Hak dan Kewajiban Diri sebagai Warga Negara
Instrumen penlaan yang dapat dgunakan untuk
mengukur aspek pemahaman akan hak dan kewajiban diri sebagai warga negara
berupa tes-tulis kognitif (paper and pencil test) guna mengungkap tingkat
penguasaan peserta didik sebagai hasil belajar
mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
Untuk mencapai tujuan dan
kompetensi maka pengembangan tes ini harus didasarkan pada kisi-kisi tes yang
memuat standar kompetens(SK) dan kompetensdasar (KD) sesuadengan jenjang
pendidikan yang ditetapkan dalam Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang
Standar Is. Sebagai acuan dalam penulisan soal, rumusan KD dijabarkan lebih
lanjut oleh guru kelas di Madrasah Ibtidaiyah menjadi indikator-indikator
pencapaian kompetens.
Dalam Panduan Penilaian
kelompok mata pelajaran Kewarganegaraan dan kepribadian ditetapkan perkiraan
waktu yang disediakan untuk pengerjaan soal sebagai bahan yang perlu
dijadikan pertimbangan dalam menentukan
jumlah soal tes. Sebagai ilustrasi, Tabel 3 menyajikan perbandingan jumlah soal
dan waktu yang disediakan untuk beberapa jenis tes tertulis.
Tabel, Waktu Pengerjaan dan Jumlah Soal
Bentuk
soal
|
Waktu
(menit)
|
Jumlah
soal
|
Pilihan
ganda
|
45
|
30
|
120
|
60
|
|
Benar-salah
|
20
|
30
|
50
|
60
|
|
Menjodohkan
|
20
|
20
|
50
|
40
|
|
Melengkapi
|
20
|
20
|
50
|
40
|
|
Uraian
|
30
|
5
|
90
|
10
|
Tabel di atas tidak dimaksudkan
sebagai patokan namun lebih merupakan perkraan kasar tentang waktu dan jumlah
butir soal. Guru dapat menentukan lama
waktu tes yang sesuadengan tngkat kesultan soal dan karakteristik peserta didik
yang ada disatuan pendidikan masing-masing.
Di samping itu, pendidik juga dapat menggunakan kombinasi beberapa
bentuk soal dalam suatu tes. Tes lisan dapat digunakan apabila jumlah peserta didik
tidak terlalu banyak.
2. Aspek-aspek
Keprbadan
Dalam Panduan Penilaian kelompok mata
pelajaran Kewarganegaraan dan Keprbadan dkemukakan bahwa penlaan terhadap
perkembangan aspek atau crkeprbadan peserta ddk dmaksudkan untuk memperoleh
gambaran mengena beberapa crkeprbadan yang telah tertanam dalam drpeserta ddk
sebagabagan darhasl proses pembelajaran di sekolah. Meskipun demikian,
pengembangan kepribadian tidak merupakan mata pelajaran tersendiri, melainkan
merupakan tanggung jawab kolektif dari guru mata pelajaran yang tercakup dan
dilaksanakan dalam kegiatan kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia,
kewarganegaraan, bahasa, seni dan budaya, dan pendidikan jasmani. Oleh karena
itu, penilaian terhadap perkembangan aspek kepribadian bukan merupakan kegiatan
semester atau triwulan yang terjadwal melainkan berfungsi sebagai asesmen yang
dilakukan oleh guru kelas/guru mata pelajaran, konselor dan/atau satuan
penddkan secara berkesnambungan (longitudinal) sesuadengan kebutuhan.
Aspek keprbadan peserta ddk
dapat dungkap melalupengamatan dan pengukuran dalam bentuk skala keprbadan.
Karena pengembangan skala keprbadan tdak mudah, maka satuan penddkan secara
bertahap dapat membentuk tim khusus yang bertugas mengembangkan skala sepertiini
dan meminta bantuan ahli dari perguruan tinggi dan tidak menjadikannya sebagai
tugas individual guru kelas di SD/MI.
Sumber acuan untuk
pengembangan skala keprbadan adalah rumusan dalam Permendknas nomor 22 tahun
2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan SD/ MI, khususnya Bab II
tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurkulum kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian yang meliputi aspek-aspek sikap dan kepribadian
seperti: (a) menyadari akan hak dan kewajiban sebagai warga negara, (b)
meningkatkan kualitas diri, (c) menyadari dan memiliki wawasan kebangsaan, jiwa
dan patriotisme bela negara, (d) menghargai hak-hak asasi manusia, kemajemukan
bangsa, pelestaran lngkungan hdup, kesetaraan gender, (e) mengembangkan demokras,
(f) memiliki tanggung jawab sosial, (g) menaati hukum, (h) membayar pajak, dan
(i) anti korups, kolus, dan nepotsme.
Pendidik memilih dan merumuskan kembali
kesembilan aspek ini menjadi beberapa aspek afektif kepribadian yang sesuai
dengan jenjang SD/MI, konteks kehidupan sehari- har, dan tngkat perkembangan
peserta ddk. Sebagacontoh, darbutr d (menghargahak asasi manusia) dapat
dirumuskan aspek “saling menghargai” dan aspek “bersikap santun”, dari butir a
(menyadari akan hak dan kewajiban sebagai warga negara) dan dari butir f
(memiliki tanggungjawab warga negara) dapat dirumuskan aspek “rasa tanggung
jawab”, dari butir b (meningkatkan kualitas diri) dapat dirumuskan aspek
“percaya diri” dan aspek “kompetitif”, dan lain-lain. Guru kelas/mata pelajaran
menjabarkan masing- masing aspek tersebut menjadi beberapa indikator
sebagaimana dicontohkan dalam Tabel 4.
Soal dalam skala
kepribadian disusun dalam wujud deskripsi situasi hipotetik yang dkutoleh dua
plhan respon perlaku yang harus dplh salah-satunya oleh peserta ddk. Peserta
ddk dhadapkan pada certa rngkas (dua sampaenam kalmat) yang merupakan gambaran
stuassehar-haryang mengandung problematka yang mungkn dhadappeserta ddk dan
harus drespon dengan cara memlh salah satu dar dua plhan yang dsedakan. Satu di
antara dua pilihan jawaban tersebut isinya mengandung indikasi adanya
crkeprbadan tertentu sebagamana dgambarkan oleh ndkator keperlakuannya
(favourable response) sedangkan plhan yang lan tdak mengandung ndkasadanya
crkeprbadan tersebut (unfavourable response).
Tabel
4. Model Ks-KsSkala Keprbadan
sebagaInstrumen Penlaan terhadap Aspek Keprbadan Peserta ddk
ASPEK
KEPRIBADIAN
|
INDIKATOR
KEPERILAKUAN
|
I. Bertanggungjawab (TJ)
|
a.
Tidak
menghindari kewajiban
b.
Melaksanakan
tugas sesuadengan kemampuan
c.
Menaati
tata tertib sekolah
d.
Memelihara
fasilitas sekolah
|
II.
Percaya Dr(PD)
|
a. Tdak
mudah menyerah
b. Berani menyatakan pendapat
c. Berani bertanya
d. Mengutamakan usaha sendiri dari pada
bantuan
|
III saling
menghargai (SM)
|
a. Menerma
pendapat yang berbeda
b.
Memaklumi kekurangan orang lain
c.
Mengakui kelebihan orang lain
d. Dapat bekerjasama
|
IV.
Bersikap Santun (SS)
|
a.
Menerima nashat guru
b.
Menghndarpermusuhan dengan teman
c. Menjaga
perasaan orang lain
|
V Kompetitif (KO)
|
a.
Berani bersaing
b.
Menunjukkan semangat berprestasi
c.
Berusaha ingin lebih maju
d.
Memiliki keinginan untuk tahu
|
(Panduan
Penilaian Kelompok Mapel Kewarganegaraan dan Kepribadian, 2007)
Untuk menjaga reliabilitas hasil pengukuran,
maka jumlah soal dalam masing-masing aspek skala kepribadian ini hendaknya
berjumlah tidak kurang dari 10 butir, meskipun indikator pada setiap aspek
jumlahnya tidak sama. Dengan demkan, bla terdapat lma aspek, maka keseluruhan
butir dalam skala (instrumen) minimal berjumlah 50.
3. Perlaku
Berkeprbadan
Dalam Panduan Penilaian
kelompok mata pelajaran Kewarganegaraan dan Keprbadan dkemukakan bahwa
sepertpenlaan terhadap perkembangan aspek- aspek kepribadian peserta didik,
penilaian terhadap perilaku berkepribadian juga bukan merupakan kegiatan
semester yang terjadwal melainkan berfungsi sebagai asesmen yang dlakukan
sesuakebutuhan bak oleh penddk maupun oleh satuan penddkan. Penlaan terhadap
perlaku berkeprbadan menghendakadanya rumusan standar perlaku sebagamana yang
dmaksudkan oleh Permendknas Nomor 23
Tahun 2006 tentang SKL untuk Satuan Penddkan SD/MI. Rumusan standar perlaku
bagmasing-masing jenjang pendidikan ini dijadikan indikator perilaku yang dapat
dinilai menggunakan rubrk (tabel yang memuat gambaran perlaku dan skor
pencapaannya berdasarkan pengamatan jangka panjang), yang contohnya tersaji
dalam Tabel 5.
Tabel 5.
Model Rubrk Penlaan Perlaku Berkeprbadan untuk SD/MI
Kriteria
Prilaku
|
Skor
pencapaian
|
|||
Terlibat
dalam berbagai kgiatan di sekolah
|
0
|
1
|
2
|
3
|
Mematuhi
tata tertib kelas
|
|
|
|
|
Memanfaatkan
fasilitas sekolah
|
|
|
|
|
Mengembangkan
diri secara optimal
|
|
|
|
|
Memanfaatkan
fasilitas teknologi Informasi
|
|
|
|
|
Memberdayakan
diri dengan belajar
|
|
|
|
|
Gemar membaca
dan menulis
|
|
|
|
|
Menjaga
kesehatan Jasmani
|
|
|
|
|
Menghargai
karya diri sendiri dan orang lain
|
|
|
|
|
(diadaptasi
dari Panduan Penilaian Kelompok Mapel Kewarganegaraan dan Kepribadian, 2007)
Rubrk
penlaan perlaku berkeprbadan bersdeskrptor yang mengndkaskan dmlknya
bentuk-bentuk perlaku sesuakrtera pada rubrk, yang berbeda-beda tingkat
pencapaiannya mulai dari ”tidak ada indikasi” (skor 0), ”ada sedikit indikasi”
(skor 1), ”lebih banyak indikasi” (skor 2), dan ’indikasi yang meyakinkan”
(skor 3). Skor yang diperoleh pada
masing-masing kriteria perilaku tidak untuk dijumlahkan tetapi dapat dilaporkan
dalam bentuk profil yang menggambarkan bentuk perilaku mana yang relatif lebih
menonjol dan yang mana yang belum tampak.
Dasar evaluasi terhadap
berbagabentuk perlaku berkeprbadan adalah pengamatan jangka panjang
(longitudinal) terhadap peserta didik baik perilaku yang terjadi secara alamah
sehar-har, perlaku yang dkondskan lewat smulasperan, maupun perlaku yang
dstmulaslewat skenaro guna memancng reakspeserta ddk. Pengamatan yang
dmaksudkan tdak terbatas hanya pada pengamatan langsung yang dlakukan oleh guru
kelas atau guru mata pelajaran, tetapi juga laporan pengamatan guru lain serta
mencakup pula pengamatan tdak langsung berupa laporan darsumber-sumber lan yang
dpercaya.
Rangkuman
Aspek penilaian untuk
kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dibuat klasifikasi
sebagai berikut: (1) aspek pemahaman akan hak dan kewajiban diri sebagai warga
negara diukur dengan menggunakan tes hasil belajar, (2) aspek atau ciri
keprbadan dungkap dengan menggunakan skala keprbadan, dan (3) aspek perlaku
berkeprbadan dungkap lewat panduan pengamatan
dengan menggunakan rubrk penlaan.
Instrumen penlaan yang
dapat dgunakan untuk mengukur aspek pemahaman akan hak dan kewajiban diri
sebagai warga negara berupa tes-tulis kognitif (paper and pencil test) guna
mengungkap tingkat penguasaan peserta didik sebagai hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
berdasarkan pada kisi-kisi tes yang memuat standar kompetensi (SK) dan
kompetensi dasar (KD) sesuai dengan jenjang pendidikan yang dtetapkan dalam
Permendknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Is.
Aspek keprbadan peserta ddk
dapat dungkap melalupengamatan dan pengukuran dalam bentuk skala keprbadan.
Karena pengembangan skala keprbadan tdak mudah, maka satuan penddkan secara
bertahap dapat membentuk tm khusus yang bertugas mengembangkan skala sepert
ndan memnta bantuan ahldarperguruan tnggdan tidak menjadikannya sebagai tugas
individual guru kelas di SD/MI.
Penlaan terhadap perlaku
berkeprbadan menghendakadanya rumusan standar perlaku sebagamana yang
dmaksudkan oleh Permendknas Nomor 23
Tahun 2006 tentang SKL untuk Satuan Penddkan SD/MI. Rumusan standar perlaku
bagmasing-masing jenjang pendidikan ini dijadikan indikator perilaku yang dapat
dinilai menggunakan rubrk.
Tes FormaTiF
1. Berikut ini adalah aspek penilaian
dalam kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan keprbadan menurut panduan
standar penlaan, kecual:
A.
aspek
pemahaman akan hak dan kewajiban diri sebagai warga negara.
B.
aspek
atau ciri kepribadian.
C.
aspek
perilaku berkeprbadian.
D.
aspek
nilai kepribadian
2. Aspek pemahaman akan hak dan kewajiban
diukur dengan menggunakan ....
A.
tes
hasil belajar
B.
pengamatan
C.
skala
sikap
D.
non
tes
3. Indikator tes untuk aspek pemahaman
akan hak dan kewajiban warga negara dalam kisi-kisi dikembangkan dari...
A.
Indikator
pembelajaran
B.
Tujuan
pembelajaran
C.
SK
dan KD
D.
Substansi
materi pembelajaran
4. Dalam mengembangkan kisi-kisi penilaian,
penddk harus mencermati masing-masing KD apakah termasuk ranah kogntf atau
ranah afektf atau perlaku. Hal ini penting karena ....
A.
hanya
ranah afektf diukur dengan tes
B.
hanya
ranah kogntf yang diukur dengan tes
C.
hanya
ranah perlaku yang diukur dengan tes
D.
hanya
ranah kognitif yang diukur dengan nontes
5. Bahan penyusunan butir soal dikembangkan
dari....
A.
substansi
kajian setiap KD
B.
standar
kompetensi
C.
indikator
pembelajaran
D.
standar
kompetensi lulusan
6. Bentuk soal tes tertulis yang cocok
untuk peserta didik SD kelas rendah (Kelas 1, 2, 3) adalah ...
A.
Pilihan
ganda
B.
Jawaban
singkat
C.
Melengkapi
D.
Benar
salah
7. Tes tipe uraian hanya digunakan di SD/MI
untuk jenjang paling rendah Kelas ....
A.
Kelas
V
B.
Kelas
IV
C.
Kelas
III
D.
Kelas
II
8.
Perkiraan waktu pengerjaan soal pilihan ganda yang benar adalah .....
A.
Jumlah
soal 60 waktu pengerjaan 120 menit
B.
Jumlah
soal 30 waktu pengerjaan 20 menit
C.
Jumlah
soal 20 waktu pengerjaan 20 menit
D.
Jumlah
soal 40 waktu pengerjaan 50 menit
9.
Untuk menjaga reliabilitas hasil pengukuran, maka jumlah soal dalam
masing-masing aspek skala kepribadian ini hendaknya berjumlah …
A.
Minimal
50 butir
B.
Maksimal
50 butir
C.
Mnmal
10 butir
D.
Maksimal
10 butir
10. Penlaan terhadap perilaku
berkeprbadan dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut....
A.
didalam
kelas setiap hari
B.
kegiatan
semester terjadwal
C.
pada
akhir semester
D.
sesua
kebutuhan.
BAB X
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Contoh RPP
pembelajaran terpadu model integrated dapat Anda paparkan pada bagan berikut
ini:
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Kompetensi Dasar : Mengenal pentingnya lingkungan alam, seperti
dunia tumbuhan dan dunia hewan
Tahap 1 : tahap
Indikator yang di pilih adalah:
1.
Menceritakan
arti mencintai lingkungan hidup (IPA)
2.
Menyebutkan
2 jenis Lingkungan (Mat dan IPA)
3.
Membandingkan
2 jenis lingkungan (MAT dan IPA)
4.
Menyebutkan
2 macam lingkungan (IPA)
5.
Mengenal
hewan dan Tumbuhan disekitar rumah dan sekolah melalui pengamatan (IPA)
6.
Membuat
cat pewarna dari bahan alam (Kertakes)
7.
Menyanyikan
lagu anak (kebunku, kelinciku, kupu-kupu, dll) bersama-sama (Kesenian)
8.
Membuat
puisi tentang hewan, dan tumbuhan (contoh : tentang gajah, bunga, dsb)
(Kesenian dan B. Indonesia)
9.
Mengunjungi
kebun binatang (suaka marga satwa) atau puncak (IPA)
10.
Mencari
tau manfaat Toga di sekitar kita.(IPA)
11.
Akibat
bila kita tidak melestarikan hewan yang ada disekitar kita (IPA dan PKN)
12.
Akibat
bila kita menebang pohon secara sembarangan. (IPA dan PKN)
Tahap 2, Tujuan : Setelah memahami tema diharapkan: :
1.
Siswa
mampu menceritakan arti mencintai lingkungan.
2.
Siswa
mampu menyebutkan 2 jenis lingkungan di sekitarnya.
3.
Siswa
mampu mengenal 2 jenis lingkungan di sekitarnya.
4.
Siswa
dapat menyebutkan 3 macam lingkungan.
5.
Siswa
dapat mengenal hewan dan tumbuhan di sekitar rumah.
6.
Siswa
dapat membuat cat bewarna dari bahan alam.
7.
Siswa
dapat menyanyikan lagu anak (kebunku, kelinciku, kupu-kupu, dll) bersama-sama.
8.
Siswa
dapat Membuat puisi tentang hewan, dan tumbuhan. (contoh : tentang gajah,
bunga, dsb)
9.
Siswa
dapat mengikuti rekreasi.
10.
Siswa
dapat mengetahui manfaat dari toga.
11.
Siswa
dapat menyebutkan akibat dari tidak melestarikan hewan.
12.
Siswa
dapat menjelaskan akibat penebangan hutan.
Langkah Perencanaan: Memilih Materi
Pokok/Standar :
1.
Mencintai
lingkungan
2.
Jenis
lingkungan tumbuhan dan lingkungan hewan
3.
Cara
menjaga dan memelihara lingkungan
4.
Macam-macam
lingkungan
5.
Mengenal
hewan dan tumbuhan
6.
Cara
membuat pewarna dari bahan alam.
7.
Menyanyi
lagu tentang hewan/tumbuhan
8.
Puisi
tentang hewan dan tumbuhan
9.
Rekreasi
ke kebon binatang
10.
Membuat
TOGA/mengukur ukuran resep berapa lembar daun sirih, berapa butir kencur,
kunyit.
11.
Kerusakan
alam yang tidak dilestarikan
12.
Dampak
dari penebangan hutan liar
Metode Pembelajaran :
1.
Diskusi
2.
Pengamatan
3.
Tanya
Jawab
4.
Karya
wisata
5.
Dialog
Media
1.
Beberapa
macam hewan, tumbuhan disekitar kita
2.
Tumbuhan
yang dapat dijadikan pewarna
3.
Kaset
4.
Gambar-
gambar binatang dan bunga
Kegiatan Pembelajaran : Tahap 3 Pelaksanaan
1. Kegiatan Awal :
a.
Menciptakan
suasana: Salam pembuka dan do’a.
b.
Pretest
: Peserta didik menjawab beberapa pertanyaan tentang tumbuhan dan hewan di di
sekitarnya.
c.
Menghubungkan
materi yang telah dimiliki peserta didik dengan bahan kompentensi baru.
2. Kegiatan Inti :
a.
Pengorganisasian
: Kelompok kecil
b.
Prosedur
Pembelajaran
1.
Tanya
jawab mengenai hewan dan tumbuhan yang ada di sekitar sekolah dan rumah.
2.
Menceritakan
hewan dan tumbuhan yang ada di sekitar sekolah dan rumah
3.
Kegiatan
pengamatan
4.
Melaporkan
hasil pengamatan
5.
Diskusi
kelompok
6.
Menyimpulkan
hasil pengamatan dan diskusi
7.
Memberi
contoh lingkungan tumbuhan dan hewan dan cara memeliharanya
8.
Membuat
rangkuman
c. Pembentukan Kompentensi
1) Pertemuan pertama Menceritakan arti
pentingnya mencintai lingkungan dan akibat dari apabila lingkungan tidak
terjaga.
2) Pertemuan kedua
a.
Menceritakan
lingkungan tumbuhan dan hewan dan kegunaan bagi manusia
b.
Mencari
tahu manfaat dari tumbuh- tumbuhan di sekitar kita.
c.
Akibat
bila kita tidak melestarikan hewan yang ada di sekitar kita.
3) Pertemuan Ketiga
Mendiskusikan ada lingkungan lain
selain lingkungan tumbuhan dan hewan disekitar kita, seperti lingkungan danau,
laut, pantai, dan sawah, serta manfaatnya bagi manusia.
4) Pertemuan keempat
a)
Siswa
dapat menyanyikan lagu anak (kebunku, kelinciku, kupu-kupu, dll) bersama-sama.
b)
Siswa
dapat membuat puisi tentang hewan, dan tumbuhan (contoh : tentang gajah, bunga,
dsb)
c)
Siswa
mengadakan observasi di lingkungan sekitar (kebun binatang/agrowisata) Hewan dan
tumbuhan sesama makhluk Tuhan
3. Kegiatan Akhir :
a)
Untuk
membentuk dan memantapkan sikap peserta didik terhadap kompentensi yang telah
dipelajari pada akhir pembelajaran diambil kesimpulan dan perenungan.
b)
Post
tes dilakukan secara lisan dan tertulis
Sumber Pembelajaran : Sumber pembelajaran yang digunakan dalam
pembelajaran ditulis sebagai berikut:
1.
Lingkungan
tumbuhan dan hewan di sekolah dan rumah
2.
Buku
Paket
3.
Buku
Pendidikan Kewarganegaraan untuk SD kelas II— Erlangga halaman 4. —67
4.
Gambar
- gambar alam, tumbuhan dan hewan
5.
Buku-buku
lain yang relevan
6.
VCD
7.
Kaset
Tahap 4 Penilaian: Penilaian proses
dan hasil. : Penilaian dilakukan melalui penilaian proses tes lisan dan
portofolio
1.
Penilaian
proses dilakukan melalui pengamatan pada saat peserta didik melakukan
kegiatan
2.
Tes
lisan dilakukan melalui tanyajawab tentang kegiatan yang baru dilakukan peserta
didik sesuai dengan indikator kompentensi yang akan dicapai dalam pembelajaran
3.
Portofolio
mencakup seluruh hasil kegiatan peserta didik yang dikumpulkan untuk dijadikan
bahan penilaian akhir.
Aspek yang dinilai
1.
Afektif
Komponen yang dinilai antara lain etika sopan santun, mendengarkan dengan
tenang, mematuhi peraturan yang ada, atau kemampuan mengkomunikasikan hasil
kegiatan. Penilaian dilakukan pada saat siswa melakukan kunjungan ke kebun
binatang/agrowisata. Mencintai dan sayang pada binatang.
2.
Psikomotorik
Komponen yang dinilai adalah keterampilan dalam menggunakan peralatan dan
membuat bagan, mencari dan mengumpulkan kliping, keterampilan siswa dalam
memainkan peran, keterampilan mencatat, ketepatan waktu dalam melaporkan tugas
portofolio, laporan, dll.
3.
Kognitif
Komponen yang dinilai adalah kemampuan menjawab pertanyaan dengan baik yang
dilontarkan guru dalam menjawab soal-soal dari konsep-konsep dari materi yang
telah disampaikan.
Standart kompetensi
|
Uraian
|
metode
|
media
|
Penilaian
|
||
Kognitif
|
Afektif
|
Keterampilan
|
||||
Kelas I semester I
1.
Menerapkan
hidup rukun dalam perbedaan
2.
Membiasakan tertib di rumah dan di sekolah.
|
Mengenal arti kerukunan
dalam kondisi yang berbeda
Mengetahui perlunya tata
tertib di sekolah dan dirumah.
|
Menghayati sikap rukun
dalam kondisi berbeda
Memiliki sikap hidup
tertib dalam mematuhi aturan dirumah dan disekolah.
|
Membiasakan diri untuk
hidup rukun dengan siapapun
Membiasakan diri
melaksanakan kegiatan menurut peraturan yang berlaku.
|
Ceramah, cerita, tanya
jawab, penugasan
Ceramah, cerita, gambar,
kaset, lagu
|
Gambar, kaset, lagu-lagu
‘holobis kuntul baris’
Gambar, tape recorder,
video
|
Proses : lisan, tertulis.
Hasil : tertulis, tugas
Proses : lisan, tulis,
pengamatan Hasil : tulis, lisan
|
Kelas I semester 2
1.
Menerapkan
hak anak di rumah dan disekolah
2.
Menerapkan
kewajiban anak dirumah dan disekolah
|
Mengetahui hak anak di
rumah dan disekolah
Mengetahui berbagai
bentuk kewajiban dirumah dan disekolah.
|
Menghayati dirinya
mempunyai hak dirumah dan disekolah
Mempunyai sikap hidup
untuk memayuhi kewajiban dirumah dan disekolah.
|
Membiasakan diri
menggunakan haknya dirumah dan disekolah
dengan baik
Membiasakan diri hidup
dengan mematuhi kewajiban dirumah dan disekolah.
|
Ceramah Tanya jawab
Penugasan
|
Video, tape recorder,
gambar
|
Proses : test lisan, LKS
Tulis tulis, tu-gas, pengamatan
|
Standart kompetensi
|
Uraian
|
metode
|
media
|
Penilaian
|
||
Kognitif
|
afektif
|
Keterampilan
|
||||
Kelas II semester 1
1.
Membiasakan
hidup kegotong royongan
2.
Menampilkan
sikap cinta lingkungan
|
Mengenal berbagi bentuk
kegiatan gotong royong dalam rumah, sekolah dan masyarakat
Mengetaui perlunya
mencintai lingkungan
|
Menghayati perlunya
gotong royong dalam suatu kegiatan
Membiasakan hidup dengan
cinta lingkungan
|
Melatih diri untuk
berperan serta dalam kegiatan gotong royong di rumah sekola dan
masyarakat.
Memberi contoh perilaku
saying pada lingkungan
|
Ceramah, Tanya jawab,
penugasan
Diskusi, pengamatan,
tanya jawab,
Karya wisata
|
Gambar gotong royong,
kaset
Ikan hias, tumbuhan yang
dapat dijadikan pewarna, gambar binatang bunga dan buah.
|
Proses Lisan, porto folio Hasil Tulis. tugas
Proses : test lisan,
porto folio S, test tulis, pengamatan afektif,psikomotorik dan kognitif.
|
Kelas II semester 2
1.
Menapilkan
sikap demokrasi
2.
Menampilkan
nilai-nilai pancasila
|
Mengetahui perluya hidup
dalam suasana demokrasi
Mengenal perlunya
kesadaran terhsdsp nilai-nilai pancasila
|
Membiasakan diri
menghargai pendapat teman
Menghyati nilai-nilai
pancasila dalam kehidupannya
|
Melakukan pemecahan
masalah degan musyawarah mufakat baik dirumah maupun dengan teman
Mengamalkan nilai-nilai
pancasila sesuai dengan kehidupan sehari-hari
|
Ceramah, cerita, diskusi,
sosiodrama, Tanya jawab
Ceramah, Tanya jawab,
diskusi pengamatan
|
Gambar, kaset lagu pemilu
Gambar pancasila dan
video
|
Proses
Lisan, pengamatan,
penugasan
Hasil
Tes tulis, penugasan
Poses
Lisan, Tanya jawab, skala
sikap
Hasil
tes tulis penugasan
|
Standart kompetensi
|
Uraian
|
metode
|
media
|
Penilaian
|
||
Kognitif
|
afektif
|
Keterampilan
|
||||
Kelas III semester 1
1.
Mengamalkan
makna sumpah pemuda
2.
Melaksanakan
norma yang berlaku di masyarakat
|
Mengetahui sejarah
terjadinya sumpah pemuda
Mengenal norma-norma yang
berlaku dalam masyarakat(norma agama, hokum, kesopanan, kesusilaan,kebiasaan)
|
Menghargai jasa pahlawan
pencetus sumpah pemuda
menghargai
norma-norma yang berlaku
dalam masyarakat(norma agama, hokum, kesopanan, kesusilaan, kebiasaan)
|
Mengadakan peringatan
hari sumpah pemuda
Membiasakan diri
melakukan norma-norma yang ada di masyarakat
(norma agama, hokum,
kesopanan, kesusilaan, kebiasaan)
|
Ceramah, Tanya jawab,
bermain peran ,penugasan ikrar sumpah
pemuda, menyanyikan lagu wajib
|
Gambar, kaset ,
video
|
Proses
Kinerja, tes tulis,
pengamatan dan portofolio
|
Kelas III Semester 2
1.
Memiliki
Harga Diri Sebagai Individu
2.
Memiliki
Kebanggaan Sebagai Bangsa Indonesia
|
Mengenal perlunya
memiliki sikap harga diri sebagai individu
Mengenal perlunya dirinya
sebagai bagian dari bangsa Indonesia
|
Membiasakan menempatkan
dirinya sebagai individu dalam masyarakat
Menyadari bahwa dirinya
adalah bangsa wilayah Indonesia
|
Mengkui kelebihan dan
kekurangan dirinya sebagai individu
Bangga menggunakan produk
dalam negeri
|
Ceramah, cerita, diskusi,
, Tanya jawab
Ceramah, Tanya jawab,
diskusi pengamatan
|
Gambar, kaset
video
|
Proses
Kinerja,tes
tulis,pengamatan dan portofolio
|
Analisis
Pengembangan Kurikulum PKn SD kelas 1, 2, 3 sebagai Bahan Masukan untuk
Menyusun RPP Dalam Simulasi PKn SD
ini membahas tentang analisis pengembangan kurikulum PKn SD.
Analisis yang dimaksudkan disini adalah analisis materi dari muatan kognitif,
afektif, dan psikomotor, serta pemilihan metode, media dan alat penilaian yang
cocok untuk mencapai tujuan. Apabila Anda sudah menyiapkan semua ini sangat
memudahkan Anda dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. S Cara menganalisis pengembangan kurikulom
PKn ini terlebih dahulu, (1) Anda menyiapkan materi PKn yang ada di dalam
kurikulum, standar kompetensi apa yang akan Anda sampaikan pada siswa, (2)
kandungan kognitifnya apa, afektifnya apa, dan (3) psikomotornya apa. Setelah
itu yang ke (4) Anda memilih metode apa saja yang cocok, pilih yang membuat
siswa senang dan selanjutnya (5) media yang Anda gunakan adalah media yang ada
di sekolah Anda dan akan lebih baik lagi jika didukung dengan audio visual,
atau yang lain, sehingga dapat memudahkan siswa dalam menerima materi dan
memudahkan Anda dalam menyampaikan materi.
Selanjutnya yang paling
akhir adalah penilaian, hal ini sangat penting karena penilaian perlu
mendapatkan perhatian yang serius. Perlu Anda ketahui bahwa penilaian PKn
sedikit berbeda dari pada yang lain karena aspek sikap tidak dapat ditinggalkan
begitu saja seperti sebelumnya. Penilaian yang dimaksud adalah penilaian proses
dan penilaian hasil dengan tiga taksonomi Bloom yaitu aspek kognitif, afektif
dan psikomotor. Komponen komponen tersebut ( proses, hasil, kognitif, afektif
dan psikomotor), mempunyai bobot/skor yang berbeda. Apabila penilaian secara
menyeluruh sudah Anda lakukan secara terus menerus, maka label over cognitive secara berangsur-angsur
pula akan berubah menjadi seimbang antara pengetahuan, sikap dan ketrampilan.
Apabila semua ini telah Anda siapkan, maka Anda tinggal memasukkan dalam
silabus maupun RPP, dan menerapkan model pembelajaran yang cocok.
Soal Latihan
1.
Menurut
anda model pembelajaran apa yang lebih cocok untuk menanamkan sikap bangga
terhadap bangsa Indonesia dalam pembelajaran PKn SD kelas 3 semester dua.
2.
Dari
soal latihan no.1 di atas apa aspek kognitif yang anda pilih?
3.
Apa
aspek afektif yang anda pandang cocok? 4. Apa juga aspek psiko motor yang anda
anggap tepat?
Tes
Formatif
Bagaimana langkah anda dalam
menganalisis kurikulum PKn SD kelas 1,2,3 dengan standar kompetensi memiliki
harga diri sebagai individu. Jelaskan dari beberapa tinjauan di bawah ini!
1. Jelaskan jika ditinjau dari aspek
kognitif!
2. Bagaimana jika ditinjau dari aspek
afektif?
3. Bagaimana pula jika ditinjau dari
aspek psikomotor?
4. Jelaskan apa bila ditinjau dari beberapa
metode yang akan digunakan!
5. Bagaimana pula jika ditinjau dari
media yang akan digunakan?
6. Jelaskan dari alat penilaian yang cocok untuk digunakan!
7. Model pembelajaran apa yang akan
Anda gunakan?
8. Materi apa yang terkait dengan
memiliki harga diri yang akan Anda kembangkan?
bentuk
soal jangan pengetahuannya saja yang diukur tetapi secara keseluruhan
Tes Formatif
Bagaimana
langkah anda dalam menganalisis kurikulum PKn SD kelas 1,2,3 dengan standar
kompetensi memiliki harga diri sebagai individu. Jelaskan dari beberapa tinjauan
di bawah ini!
1.
Jelaskan
jika ditinjau dari aspek kognitif!
2.
Bagaimana
jika ditinjau dari aspek afektif?
3.
Bagaimana
pula jika ditinjau dari aspek psikomotor?
4.
Jelaskan
apa bila ditinjau dari beberapa metode yang akan digunakan!
5.
Bagaimana
pula jika ditinjau dari media yang akan digunakan?
6.
Jelaskan
dari alat penilaian yang cocok untuk
digunakan!
7.
Model
pembelajaran apa yang akan Anda gunakan?
8.
Materi
apa yang terkait dengan memiliki harga diri yang akan Anda kembangkan?
GLOSARIUM
1.
Demokrasi
berarti pemerintahan yang dijalankan oleh rakyat baik secara langsung maupun
tdak langsung (melaluperwaklan) setelah adanya proses pemlhan umum secara
langsung, umum, bebas, rahasa, jujur dan adil, sering disebut “luber dan
jurdil”.
2.
Disposisi
kewarganegaraan menunjuk pada ciri-ciri watak pribadi dan watak kemasyarakatan
yang dperlukan bagpemelharaan dan perbakan demokraskonsttusonal.
3.
Ilmu
politik pada hakekatnya adalah studi yang mengkaji tentang negara dan
pemerntahan dalam artyang dnams karena melputseluruh aktvtas pemerntahan
yaknmasalah kekuasaan, system pemerntahan, proses pengamblan keputusan, membuat
dan melaksanakan kebijakan umum dan pembagian untuk kepentngan umum dan
masyarakat.
4.
Kemampuan
dasar adalah paket mnmal yang dmlkoleh sswa mencakup kebutuhan ndvdu untuk
memecahkan masalah-masalah sosal poltk yang mereka sedang dan akan hadap serta
su-su yang telah menjadi topik dan agenda publik.
5.
Portofolio
adalah suatu kumpulan pekerjaan siswa dengan maksud tertentu dan terpadu yang
dseleksmenurut panduan-panduan yang dtentukan. Portofolio dalam pembelajaran
PKn merupakan kumpulan informasi yang tersusun dengan bak yang menggambarkan
rencana kelas sswa berkenaan dengan suatu isu kebijakan publik yang telah
diputuskan untuk dikaji mereka, baik dalam kelompok kecil maupun kelas secara
keseluruhan.
6.
Demokrasi
berarti pemerintahan yang dijalankan oleh rakyat baik secara langsung maupun
tdak langsung (melaluperwaklan) setelah adanya proses pemlhan umum secara
langsung, umum, bebas, rahasa, jujur dan adil, sering disebut “luber dan
jurdil”.
7.
Disposisi
kewarganegaraan menunjuk pada ciri-ciri watak pribadi dan watak kemasyarakatan
yang dperlukan bagpemelharaan dan perbakan demokraskonsttusonal.
8.
Ilmu
politik pada hakekatnya adalah studi yang mengkaji tentang negara dan
pemerntahan dalam artyang dnams karena melputseluruh aktvtas pemerntahan
yaknmasalah kekuasaan, system pemerntahan, proses pengamblan keputusan, membuat
dan melaksanakan kebijakan umum dan pembagian untuk kepentngan umum dan
masyarakat.
9.
Analisis
situasi belajar: suatu pengkajian terhadap faktor-faktor latar belakang
pengalaman sswa, skap dan kemampuan guru, klm sekolah, sumber belajar dan
hambatan-hambatan eksternal. Analss faktor nternal : merupakan bagan bdang
analss terhadap faktor-faktor yang berasal dardalam lngkungan sekolah.
10. Analss faktor eksternal :
merupakan bagan bdang analss terhadap faktor-faktor yang berasal darluar
lngkungan sekolah. Perubahan bdang sosal budaya : merupakan salah satu bentuk
analss eksternal sekolah yang melputperubahan penduduk, perubahan
fungskeluarga, perubahan fungs/peran wanta (msalnya emanspas),
perubahan dalam struktur ekonom, perubahan teknolog dan nformas, dan sebaganya.
11. Pendekatan
ntegras(ntegrated approach): merupakan pendekatan yang berusaha melakukan
inovasi dalam sistem pembelajaran dalam IPS dengan berupaya melakukan integrasi
terhadap sejumlah mata pelajaran dalam IPS.
12. Curah pendapat atau
brainstorming merupakan metode pembelajaran yang melbatkan kelompok besar atau
kecl yang mendorong para sswa untuk memecahkan masalah tertentu.
13. Bermain peran atau role
playing adalah metode pembelajaran yang
memberi kesempatan kepada sswa untuk memerankan karakter dalam
stuastertentu.
14. Debat adalah beradu argumen
secara terstruktur antara dua phak (ndvdu atau tm atau kelompok) yang
berlawanan dengan cara mempertahankan dan/atau menyerang dall atau pendapat
yang dkemukakan.
15. Pendekatan dartkan
sebagacara memandang sesuatu (a way of vewng), cara mendekatsuatu
persoalan/fenomena/proses. Peta konsep
adalah bentuk khusus dari diagram jaring untuk mengeksplorasi pengetahuan dan
mengumpulkan dan berbag nformas.
16. Strategdapat dartkan
sebagacara untuk mencapasuatu target (a way of achevng target). Metode
pembelajaran berarti cara untuk mengatasi masalah dalam mencapai tager (a way
of handlng). Simulasi adalah bentuk
belajar melalui pengalaman atau belajar dengan mengalami.
17. Teknk berartcara melakukan
sesuatu secara lebh khusus lag(a way of tacklng).
18. Gambar adalah meda umum
yang palng banyak dgunakan, oleh karena tu seharusnya setiap pengajar atau
sekolah memiliki koleksi gambar-gambar, baik diambil dari guntingan koran atau
majalah, fotografi, slide, fotocopy, atau pun gambar sket.
19. Gambar kartun dan karikatur
adalah gambar imajinatif yang menggunakan smbol-smbol tertentu dan terkadang
agak berlebhan untuk menggambarkan orang atau stuastertentu.
20. Klpng adalah
guntngan/potongan gambar atau tulsan yang dperoleh darbarbaga sumber seperti
dari majalah, surat kabar, buku, kalender, katalog, klan dan poster.
21. Slide dan film strip adalah
gambar film transparan yang ditayangkan secara “diam” dengan menggunakan
proyektor filmslide dan film strip.
22. Good Ctzenshp adalah warga
negara yang bak Jarngan Indkator adalah menggambarkan keterhubungan ndkator
dalam ntra atau antarmata pelajaran Kompetensi dasar kemampuan atau kompetensi
minimal dalam mata pelajaran yang harus dmlkoleh lulusan atau kemampuan mnmal
yang harus dapat dlakukan atau dtamplkan oleh sswa darstandar komptensi untuk
suatu mata pelajaran.
23. Model connected hubungan
antarbutir-butir pembelajaran yang dapat dipayungkan pada induk mata pelajaran tertentu Model
integrated merupakan model pemaduan sejumlah tema (topik) pembelajaran dari mata
pelajaran yang berbeda tetapi esensinya sama dalam sebuah tema /topk tertentu.
24. Model webbed adalah model
pembelajaran yang dipergunakan untuk mengajarkan tema tertentu yang
berkecendrungan dapat dsampakan melalubeberapa mata pelajaran.
25. Pembelajaran terpadu
merupakan pendekatan yang mengintegrasikan beberapa mata pelajaran atau materi pokok yang terkait secara
harmonis Standar kompetensi standar kemampuan yang harus dikuasai untuk
menunjukkan bahwa hasil mempelajari mata pelajaran tertentu berupa penguasaan
atas pengetahuan, skap, dan keteramplan tertentu telah dcapa.
26. Berpkr krts : suatu proses
berpkr dengan mengemukakan penlaan dengan menerapkan norma dan standar yang
tepat. Demokrasi berarti pemerintahan yang dijalankan oleh rakyat baik secara
langsung maupun tdak langsung (melaluperwaklan) setelah adanya proses pemlhan
umum secara langsung, umum, bebas, rahasa, jujur dan adil, sering disebut
“luber dan jurdil”.
27. Disposisi kewarganegaraan
menunjuk pada ciri-ciri watak pribadi dan watak kemasyarakatan yang dperlukan
bagpemelharaan dan perbakan demokraskonsttusonal.
28. Hak asasmanusa: adalah
seperangkat hak yang melekat pada hakkat dan keberadaan manusia sebagai makhluk
Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung
tinggi dan dlndung oleh negara, hukum, Pemerntah, dan setap orang demkehormatan serta
perlndungan harkat dan martabat manusa.
29. Inkur: proses peneltan,
mempertanyakan, memecahkan masalah. Kemampuan dasar adalah paket mnmal yang
dmlkoleh sswa mencakup kebutuhan ndvdu untuk memecahkan masalah-masalah sosal
poltk yang mereka sedang dan akan hadap serta su-su yang telah menjadi topik
dan agenda publik.
30. Pembelajaran inkuiri :
suatu pendekatan atau metode untuk mengatasi kebosanan belajar siswa melalui
proses mempertanyakan suatu masalah dan berusaha memecahkannya menurut
langkah-langkah metode lmah.
31. Portofolio adalah suatu
kumpulan pekerjaan siswa dengan maksud tertentu dan terpadu yang dseleksmenurut
panduan-panduan yang dtentukan.
32. Portofolio dalam
pembelajaran PKn merupakan kumpulan informasi yang tersusun dengan bak yang
menggambarkan rencana kelas sswa berkenaan dengan suatu isu kebijakan publik
yang telah diputuskan untuk dikaji mereka, baik dalam kelompok kecil maupun
kelas secara keseluruhan. Program remedi adalah upaya pembelajaran untuk
memperbaiki tingkat penguasaan yang dberkan kepada peserta ddk yang belum
menguasaatau mencapatarget kompetensdasar.
33. Pengayaan (enrichment)
adalah upaya pembelajaran untuk memperkaya atau memperluas penguasaan materi
ajar yang diberikan kepada peserta ddk yang telah menguasakompetensdasar
tetapyang bersangkutan ingin meningkatkan kualitas hasil belajar (agar
berprestasoptmal). Penlaan acuan norma adalah penlaan yang ddasarkan pada
kemampuan kelompok sebagaacuan penlaan atau norma kelompok.
34. Penlaan acuan patokan
adalah penlaan yang berdasarkan pada asumsbahwa setiap orang dapat berhasil
belajar apa saja namun jumlah waktu yang dbutuhkan berbeda.
35. Badan Standar Nasional
Pendidikan yang selanjutnya disebut BSNP adalah badan mandr dan ndependen yang
bertugas mengembangkan, memantau pelaksanaan, dan mengevaluasstandar nasonal
penddkan;
36. Kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan penddkan tertentu.
37. Kerangka dasar kurkulum
adalah rambu-rambu yang dtetapkan dalam Peraturan Pemerintah ini untuk
dijadikan pedoman dalam penyusunan kurkulum tngkat satuan penddkan dan
slabusnya pada setap satuan penddkan.Kurkulum tngkat satuan penddkan adalah
kurkulum operasonal yang dsusun oleh dan dlaksanakan dmasng-masng satuan
penddkan.
38. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) merupakan pegangan guru dalam melaksanakan pembelajaran baik
di kelas, laboratorium, dan/ atau lapangan yang dkembangkan untuk setap
kompetensdasar. Silabus berarti ikhtisar suatu pelajaran. Dalam konteks
pembelajaran, silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok
mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi
dasar, materi pokok/pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber/bahan/alat belajar.
39. Standar nasonal penddkan
adalah krtera mnmal tentang sstem penddkan dseluruh wlayah hukum Negara
Kesatuan Republk Indonesa. Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup skap, pengetahuan, dan keteramplan.
40. Standar sadalah ruang
lngkup materdan tngkat kompetensyang dtuangkan dalam krtera tentang
kompetenstamatan, kompetens bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan
silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan
jenis penddkan tertentu. Standar proses adalah standar nasonal penddkan yang
berkatan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk
mencapastandar kompetens lulusan.
41.
Connected Yaitu keterhubungan; yaitu model
pembelajaran terpadu yang menghubungkan satu topic dengna topik dengan topic
lain, satu konsep dengan konsep lain, satu keterampilan dengan keterampilan
lain, atu antara tugas yang dilakukan pada hari berikutnya, ide-ide yang
dipelajari dalam satu semester dengan dengan semester lain dalam satu mata
pelajaran.
42.
Webbed
Jaring laba-laba yaitu model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan
tematik dan mengembangkannya dengan menentukan tema tertentu. Contoh sumpah
pemuda dijadikan tema besar dalam menentukan sub-sub tema lain yang terkait
dengan bidang studi lain.
43.
Integrated
keterpaduan yaitu merupakan model pembelajaran menggunakan pendekatan antara
bidang studi dengan cara menetapkan prioritas tema sehingga menemukan
keterampilan, konsep dan sikap yang overlapping dari berbagai bidang studi
dalam kurikulum 2006 (KTSP
DAFTAR
PUSTAKA
A. Kosasih Djahiri. (1978). Pengajaran
Studi Sosial/IPS, Dasar-dasar Pengertian Metodologi Model Belajar Mengajar Ilmu
Pengetahuan Sosial. Bandung: LPPP-IPS
FKIS IKIP Bandung
A.Kosasih Djahiri (1985), Strategi
Pengajaran Afektif-Nilai-Moral VCT dan Games dalam VCT. Bandung: PMPKN FPIPS
IKIP Bandung.
A.Kosasih Djahiri. (1992). Pola Pelaksanaan
Pengajaran Pendidikan Pancasila.
Bandung: PMPKN FPIPS IKIP Bandung.
Abdul Azs Wahab (1996/1997), Penddkan
Pancasla dan Kewarganegaraan, Jakarta,
Ditjen Depdikbud
Abdul Gafur (2002), Perencanaan Pembelajaran Berbasis Kompetensi
( Bahan PTBK), Jakarta, Ditjen PLP, Dikdasmen Depdiknas.
Ahman, Dkk (2004), Pengembangan Model
Pembelajaran Tematik dan Terpadu untuk SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA (Laporan
Peneltan), Puskur – Lemlt UPI.
Alamud, Abdullah (Ed.). (1994). Apakah
Demokras tu? Jakarta: USIA.
Anonim ( 2005), Perencanaan
Pembelajaran PKN ( Bahan PTBK Guru SMP)
Jakarta, Ditjen PLP, Dkdasmen, Depdknas.
Anonim ( 2005), Strategi dan Metode
Pembelajaran PKN ( Bahan PTBK Guru SMP)
Jakarta, Ditjen PLP, Dikdasmen, Depdiknas.
Aristotle. (alih bahasa: Ernest
Barker, revisi R.F. Stanley). (1995). Politics. New York: Oxford Unversty
Press.
Atwi Suparman. (1997). Model-Model
Pembelajaran Interaktif, Jakarta, STIA –LAN Bahmueller,
Charles F. (1996). The Future of
Democracy. ERIC/Poland book.
Banks, A. James. (1977). Teachng Strateges for
the Socal Studes: Inqury, Valung, and Decson-Makng. Sydney: Addson-Wesley
Publshng Company. Banks,
A. James. (1990). Teachng Strateges for the
Socal Studes: Inqury, Valung, and Decision-Making. New York: Longman.
Brady, Laurie. (1990). Curriculum
Development. New York: Prentice Hall.
Branson, Margaret Stmmann, (1998), The
Role of Cvc Educaton: A forthcomng Educaton Polcy Task Force Poston Paper from
the Communtaran Network,
Calabasas: CCE.Budiardjo, Miriam. (1988).
Dasar-Dasar Ilmu Politik. (Cetakan XI). Jakarta: PT. Grameda.
Budiardjo, Miriam. (1989). Dasar-Dasar Ilmu
Politik. Jakarta; PT Gramedia.
CCE, (1996), We The People ... Project
Citizen: Teacher’s Guide, Calabasas, California.
Center for Civic Education, (1996), We
The People ... Project Citizen: Teacher’s Guide, Calabasas, Calforna.
Center for Cvc Educaton. (1997).
Authorty: Foundaton of Democracy. Upper Elementary. Calabasas: Center for Cvc
Educaton and the Natonal Conference of State Legslatures.
Center for Civic Education. (1998). We
the People...Project Citizen. Calabasas: Center for Cvc Educaton and the
Natonal Conference of State Legslatures.
Center for Indonesian Civic Education.
(2000). Kami Bangsa Indonesia…Proyek Belajar Kewarganegaraan. (Buku Guru &
Siswa) Diterjemahkan oleh Sapriya dari We the People…
Project Citizens (1998). CICED. Cleaf,
Davd W. Van. (1991). Acton n Elementary Socal Studes.
Boston: Allyn Bacon. Couto, Rchard A.
(1998). The Art of Teachng Democracy: the Practce. Journal CIVITAS, Sept.-Oct.
V.2 No.5.
Departemen Penddkan Nasonal. (2006).
Permendknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Is.
Departemen Pendidikan Nasional.
(2007). Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran Kewarganegaraan dan
Keprbadan.
Departemen Penddkan Nasonal. (2007).
Permendknas Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Standar Penlaan Penddkan.
Departemen Penddkan Nasonal. (2007).
Permendknas Nomor 20 Tahun 2007.
Ditjen Dikdasmen (1989/1990), Pedoman
Proses Belajar Mengajar di Sekolah Dasar, Jakarta, Proyek
Pembnaan SD Dyah Sriwilujeng (2006),
Rambu-Rambu Pengembangan Perangkat Pendukung Pembelajaran Tematik untuk SD/MI,
(tidak diterbitkan) Fraenkel,
Jack R. (1980). Helpng Students Thnk and
Value: Strateges for Teachng the Socal Studes. New Jersey: Prentce Hall Inc.
Ghofur, Abdul dan Mardapi, Djemari
(Tim Pengembang). (2004).
Kurikulum 2004: Pedoman Umum
Pengembangan Penlaan. Jakarta: Depdknas
Gronlund, Norman E. (1981). Measurement
and Evaluaton n Teachng. (fourth edton). New York: Macmillan Publishing Co.,
Inc.
Hanna, Paul R. and Lee, John R.
(1962). Content n the Socal Studes, Secton One: Generalzatons from the Socal
Scences. Dalam John U. Mchaels (Ed.) Socal Studes n Elementary Schools.
Washngton: NCSS. Hobbes, Thomas.(alih bahasa dan editor: J.C.A. Gaskin).
(1998). Leviathan. New York: Oxford Unversty Press.
Huntngton, Samuel P. (1998). The Clash
of Cvlzatons and the Remakng of World Order. London: Touchstone Books.
Jarolmek, John and Parker, Walter C.
(1993). Socal Studes n Elementary Educaton. (9th Edition). New York: Macmillan
Publishing Company.
Leppert, Ella C. (1963). Locatng and
Gatherng Informaton. n Carpenter, Helen (Ed.) Skll Development n Socal Studes.
Washngton: NCSS.
Locke, John. (alh bahasa dan edtor:
Peter Laslett). (1960/2000). Two Treatses of Government. Cambrdge, UK: Cambrdge
Unversty Press.
Mardapi, Djemari. (2002). Pola Induk
Sistem Pengujian Hasil KBM Berbasis Kemampuan Dasar SMU: Pedoman Umum. Jakarta:
Dirjen Dikdasmen, Direktorat Dkmenum.
Mchaels, John U. (1980). Socal Studes for
Chldren: A Gude to Basc Instructon. (7th Edton). New Jersey: Prentce Hall, Inc.
Peraturan MenterPenddkan Nasonal Nomor
22 Tahun 2006 tentang Standar Is.
Peraturan MenterPenddkan Nasonal Nomor
23 Tahun 2006 tentang Standar KompetensLulusan.
Peraturan Pemerntah (PP) Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasonal Penddkan (SNP).
Permendknas Nomor 22 Tahun 2006
tentang Standar Is. Republk Indonesa, (1989),
Undang-Undang No. 2/1989 Tentang Sstm
Penddkan Nasonal, Jakarta.
Rodee, Anderson, Chrstol, Greene.
(1983). Introducton to Poltcal Scence. (4th Ed.).McGraw-Hll, Inc.
Safar. (2005). Penulsan Butr Soal
Berdasarkan Penlaan Berbass Kompetens. Jakarta: AsosasPengawas Sekolah Indonesa,
Depdknas.
Sanus, Achmad .(1998). Sepuluh Plar DemokrasKonsttusonal Menurut UUD
1945. (Unpublshed).
Saprya dan Wnataputra. (2003).
Penddkan Kewarganegaraan: Model Pengembangan Materi dan Pembelajaran. Bandung:
Laboratorium PKn UPI.
Sapriya. (2005). Model Pembelajaran
Partisipatif Berbasis Portofolio dalam Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah
Dasar. Jurnal Sekolah Dasar: Kajian Teori dan Praktk Penddkan. Tahun 14 Nomor
1, Me2005.
Sapriya. (2005). Model Pembelajaran
Partisipatif Berbasis Portofolio dalam Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah
Dasar. Jurnal Sekolah Dasar: Kajian Teori dan Praktk Penddkan. Tahun 14 Nomor
1, Me2005.
Sjamsuddin, Helius. (1996). Metodologi
Sejarah. Jakarta: Depdikbud, Ditjen Dikti, Proyek Penddkan Tenaga Akademk.
Skilbeck, M. (1976). ‘School Based
Curriculum Development and Teacher Education Polcy’. n Teacher as Innovators.
Pars: OECD Publcatons.
Sockett, H. (1976). Desgnng the
Currculum. London: Open Books. Somantr, Nu’man. (2001). Menggagas Pembaharuan
Penddkan IPS. DedSuprad& Rohmat Mulyana (ed). Bandung: PPS-FPIPS UPI dan
PT.
Remadja Rosda Karya. Sunal, Cyntha Szymansk
and Haas, Mary E. (1993). Socal Studes and the Elementary/ Mddle School
Student, Phladelpha: Harcourt Brace Jovanovch College Publshers.
Taylor, P.H. (1968). ‘The Contribution
of Psychology to the Study of the Curriculum’, in Kerr, J.F. (ed.). Changng the
Currculum. London: Unversty of London Press.
Turner, Long, Bowes, Lott. (1990).
Cvcs: Ctzens n Acton. Columbus: Merrl Publshng Company.
Tyler, R.W. (1949). Basc Prncples of
Currculum and Instructon. Chcago: Chcago Unversty Press.
Undang-undang Republk Indonesa Nomor
20 tahun 2003 tentang Sstem Penddkan Nasonal.
Veldhus, Ruud. (1998). The Art of
Teachng Democracy: the Theory. Journal CIVITAS. Sept.- Oct. V.2, No.5.
Veldhus, Ruud. (1998). The Art of
Teachng Democracy: the Theory. Journal CIVITAS. Sept.- Oct. V.2, No.5.
Welton, Davd A
& Mallan, John T. (1988) Chldren and Ther World, Strateges for
Teachng Social Studies (3rd ed.). Boston, Dallas: Houghton Mifflin Company.
Winataputra, Udin S. dan Sapriya.
(2003). Pengorganisasian Kurikulujm Pendidikan Kewarganegaraan dan IPS di
Sekolah Dasar.
Jurnal Sekolah Dasar: Kajian Teori dan
Praktk Penddkan. Tahun 12 Nomor 2, November 2003.
Akbar
Sa’dun dkk. 2003. Laporan Penelitian Pengembangan Model Pembelajaran Terpadu
untuk PPKn SD. Penerbit : Lemlit Universitas Negeri Malang
Corey
dalam Nurani, Yuliani. 2003. Strategi Pembelajaran. Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka
Sukmaningadji,
Sandra dkk. 2006. Panduan Belajar Mahasiswa: Mata Kuliah Kapita Selekta
Pembelajaran di Sekolah Dasar. Penerbit: Departemen Pendidikan Nasional.
Sagala,
Syaiful. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Penerbit: Alfabeta
Wahab,
Aziz dan Udin. 2005. Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan (PPKn). Penerbit:
Universitas terbuka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar