Rabu, 20 September 2017

MODEL PEMBELAJARAN PKN KELAS RENDAH

BAB VIII
Model Pembelajaran PKn Tematis Di SD Kelas Rendah
Pendahuluan
 Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah yang dilakukan oleh guru dan siswa. Pembelajaran menurut UU SPN No 2 tahun 2003 adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran mempunyai dua manfaat dan karakter. Pertama, dalam proses pembelajaran, proses mental siswa dilibatkan secara maksimal, maksudnya siswa tidak hanya mendengar dan mencatat melainkan harus juga berpikir. Kedua, dengan pembelajaran akan terbangun suasana dialogis dan proses tanya jawab secara terus menerus, yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa, sehingga siswa dapat memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri Model pembelajaran PKn di SD sengaja dijadikan dua unit, yaitu kelas 1, 2, dan 3 (kelas rendah) dan kelas 4, 5, 6 (kelas tinggi). Unit 4 ini terkait erat dengan Unit 1 tentang teori belajar mengajar, dan Unit 5 tentang model pembelajaran kelas tinggi. Hal ini dimaksudkan untuk mempertimbangkan tingkat usia perkembangan anak, sehingga walaupun perbedaannya tidak seberapa tetapi hal ini cukup penting untuk menentukan model pembelajaran di kelas. Karakteristik siswa kelas satu tentu berbeda dengan siswa kelas enam.
Hal ini bertujuan untuk memudahkan guru dalam menjalankan tugasnya. Perlu Anda ketahui bahwa Unit 4 ini merupakan kelanjutan dari unit sebelumnya karena di dalam unit ini terdapat materi, metode dan penilaian, yang merupakan komponen dari Unit 4, lima dan enam. Buku ini juga dilengkapi dengan  latihan soal dan rambu-rambu jawaban, serta tes formatif dan kunci jawaban sehingga dapat Anda gunakan untuk bahan pertimbangan dalam menjawab soal-soal latihan.Disamping itu buku ini di dukung dengan media lain yaitu Video, Web, Audio, kaset dan masih banyak lagi. Unit 4 ini terdiri dari dua Subunit yaitu: Subunit 1 membahas contoh-contoh model pembelajaran yang bermanfaat bagi guru untuk menambah wawasan dalam proses pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi siswa, tujuan yang ingin dicapai, yang  mengacu pada teori-teori dari Unit 1 yang relevan. Subunit 2 menganalisis kurikulum PKn SD kelas I, 2, 3, sehingga sangat bermanfaat untuk membantu mahasiswa/guru dalam menjalankan tugasnya. Mengingat pentingnya buku ini silakan Anda cermati dengan baik, karena Anda akan memperoleh pengalaman baru, jika ada yang belum Anda lakukan di sekolah.
Oleh karena itu, setelah mempelajari ini Anda diharapkan dapat:  1.  Mengembangkan model pembelajaran yang Anda sesuaikan dengan situasi kondisi    tempat Anda mengajar. 2. Mengaplikasikan model pembelajaran tersebut di sekolah di mana Anda mengajar, sehingga siswa akan mendapatkan variasi baru. 3. Anda dapat menyiapkan komponen belajar yang akan Anda siapkan untuk menyusun RPP. Sebelum Anda melangkah ke unit berikutnya, pahami betul isi dari unit ini, sehingga akan memudahkan Anda memahami unit yang lain tersebut.

Model Pembelajaran PKn SD Kelas 1, 2, 3 (kelas rendah) Pendekatan Induktif/Deduktif
Pengantar 
Pada bagian ini akan dibahas tiga model pembelajaran PKn SD yaitu, (1) model pembelajaran induktif dan deduktif, (2) model pembelajaran ekspositori dan (3) model pembelajaran terpadu. Model pembelajaran ini akan lebih bermakna apabila didukung dengan teori belajar lain yang relevan, sehingga siswa lebih termotivasi untuk memahaminya. Akan lebih menyenangkan apabila Anda menggunakan media yang menunjang, seperti halnya kaset, gambar, audio maupun video.  P  Untuk model pembelajaran induktif bertujuan untuk memudahkan cara belajar siswa usia SD, dan oleh karena itu memerlukan beberapa contoh dan media. Semakin banyak media yang digunakan, akan semakin mendukung terjadinya proses pembelajaran. Model pembelajaran ekspositori juga besar manfaatnya bagi anak SD, terutama kelas rendah. 
Guru akan lebih dominan bercerita satu arah, karena siswa kelas rendah, terutama kelas 1 belum berani untuk memberikan umpan balik. Oleh karena itu, guru hendaknya mempersiapkan perlengkapan dan media yang dapat memotivasi anak, bahkan menyiapkan ganjaran agar anak menjadi lebih berani dan termotivasi. Guru yang mampu membawakan materi dengan menarik dan menyenangkan akan membuat siswa menjadi terpukau, sehingga siswa sudah puas dengan penjelasan guru, tanpa ada keinginan bertanya. Pembelajaran ini terkait erat dengan Unit 5 yang juga membahas tentang pembelajaran di kelas tinggi.  Pembelajaran terpadu, juga tidak jauh berbeda karena model ini memadukan beberapa tema dari mata pelajaran inter maupun antar mata pelajaran. Dampak positif dari penggunaan model ini adalah: (1) guru dapat memperoleh cakrawala pengetahuan yang lebih luas, dan (2) siswa dapat memperoleh materi secara utuh. Untuk lebih jelasnya silakan Anda mencermati beberapa model pembelajaran di bawah ini.   
A.   Model pembelajaran dengan pendekatan Induktif
Pendekatan ini dikembangkan oleh filosof Perancis Bacon yang menghendaki penarikan kesimpulan didasarkan atas fakta-fakta yang kongkrit sebanyak mungkin. Semakin banyak fakta semakin mendukung hasil simpulan. Pada abad pertengahan, sistem induktif ini disebut juga sebagai dogmatif, artinya langsung mempercayai begitu saja tanpa berpikir rasional.
Langkah-langkah yang harus Anda tempuh dalam model pembelajaran dengan pendekatan induktif dijelaskan sebagai berikut.
1.    Pertama, guru memilih konsep, prinsip, aturan yang akan disajikan dengan pendekatan induktif.
2.    Kedua, guru menyajikan contoh-contoh khusus, prinsip, atau aturan yang memungkinkan siswa memperkirakan sifat umum yang terkandung dalam contoh.
3.    Ketiga, guru menyajikan bukti yang berupa contoh tambahan untuk menunjang atau mengangkat perkiraan.
4.    Keempat, guru menyusun pernyataan mengenai sifat umum yang telah terbukti berdasarkan langkah-langkah terdahulu.
5.    Kelima, menyimpulkan, memberi penegasan dari beberapa contoh kemudian disimpulkan dari contoh tersebut serta tindak lanjut.
Pembelajaran induktif, menurut Makmun (2003), dapat dikombinasi dengan yang lain, disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan, tujuan serta kondisi siswa. Selanjutnya marilah kita membandingkan dengan pembelajaran deduktif di bawah ini   
B.   Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif merupakan pendekatan yang mengutamakan penalaran dari umum ke khusus. Hal ini berbeda dengan pendekatan induktif yang dari khusus ke umum.  Langkah-langkah yang dapat Anda tempuh dalam model pembelajaran dengan pendekatan deduktif dijelaskan sebagai berikut.
1.   Pertama, guru memilih konsep, prinsip, aturan yang akan disajikan.
2.   Kedua, guru menyajikan aturan, prinsip yang berifat umum, lengkap dengan definisi dan contoh-contohnya.
3.   Ketiga, guru menyajikan contoh-contoh khusus agar siswa dapat menyusun hubungan antara keadaan khusus dengan aturan prinsip umum yang didukung oleh media yang cocok
4.   Keempat, guru menyajikan bukti-bukti untuk menunjang atau menolak kesimpulan bahwa keadaan umum itu merupakan gambaran dari keadaan khusus.
 Sebagai contoh, Anton dikatakan sebagai anak yang disiplin dan tertib karena Anton selalu membayar iuran sekolah tepat waktu, datang sekolah lebih awal, dan ketika sedang piket, dia selalu datang lebih pagi dari teman-lainnya. Dalam berpikir deduktif orang bertolak dari suatu teori, prinsip ataupun kesimpulan yang dianggapnya benar dan sudah bersifat umum. Pendekatan deduktif merupakan suatu penalaran dari umum kemudian ke fakta yang  khusus. Hal ini berbeda dengan pendekatan induktif yang berupa penalaran dari khusus ke umum. Sebagai contoh, Ali sering datang sekolah terlambat, tidak pernah mengerjakan pekerjaan rumah (PR), dan tidak pernah melaksanakan piket kelas seperti teman-teman yang lain. Oleh karena itu, Ali sering disebut kawannya sebagai anak pemalas. Menurut Peaget cara pembelajaran deduktif kurang tepat diberlakukan kepada anak SD.
Tingkat perkembangan intelektual siswa SD masih pada tahap berfikir kongkrit. Dalam memahami sesuatu konsep, siswa SD perlu diperkenalkan pada contoh-contoh yang bersifat nyata terlebih dulu. Berdasarkan contoh-contoh tersebut siswa dibimbing untuk menyusun suatu kesimpulan. Cara pembelajaran yang demikian merupakan wujud pembelajaran berkarakteristik induktif. Dengan demikian, dibandingkan dengan pendekatan deduktif, pendekatan induktif lebih cocok diterapkan dalam pembelajaran siswa SD. Berkenaan dengan pendekatan induktif, Purwanto (2002) menyatakan bahwa kebenaran kesimpulan yang disusun secara induktif ini ditentukan oleh tepat tidaknya (atau representatif tidaknya) contoh yang dipilih. Biasanya, semakin banyak contoh yang dipilih, semakin besar pula tingkat kebenaran kesimpulannya. 
Bagaimana penerapan pendekatan induktif ini dalam pembelajaran PKn? Misalnya, Anda akan melaksanakan pembelajaran di SD kelas satu dengan topik Kerukunan. Awali kegiatan Anda dengan menunjukkan contoh-contoh tentang kerukunan, baik contoh hidup yang rukun maupun contoh hidup yang tidak rukun. Contoh yang diberikan berupa cerita, gambar, video, atau apa saja, yang pada prinsipnya dapat dipahami dengan baik oleh siswa. Selanjutnya, berdasarkan contoh- contoh tersebut tanyakan kepada siswa kegiatan mana yang menunjukkan contoh hidup rukun dan kegiatan mana yang tidak menunjukkan contoh hidup rukun. Setelah itu, guru membimbing siswa untuk mengambil suatu kesimpulan tentang apa yang dimaksud dengan kerukunan. Untuk lebih memudahkan pemahaman Anda tentang penerapan model pembelajaran dengan pendekatan induktif dalam pembelajaran PKn di SD, marilah kita membelajarkan anak kelas satu, semester satu dengan standar kompetensi menerapkan hidup rukun dalam perbedaan, (perbedaan jenis kelamin, agama dan budaya).
Marilah kita cermati contoh-contoh model pembelajaran induktif berikut, dan Anda  dapat juga memadukan dengan model pembelajaran lainnya, bahkan Anda dapat juga memadukan teori belajar Thordhike di dalamnya untuk mendukung pembelajaran.  
Contoh ke satu:
Kelas I Semester
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
1. Menerapkan hidup rukun dalam perbedaan
1.1  Menjelaskan perbedaan jenis kelamin, agama dan suku bangsa
1.2  Memberikan contoh hidup rukun melalui kegiatan di rumah dan di sekolah  


Pertemuan pertama
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam pembelajaran topik Kerukunan yang dilandasi oleh pendekatan induktif skenarionya sebagai berikut:
1.      Pertama, Guru bercerita tentang penerapan hidup rukun dalam perbedaan jenis kelamin, agama, suku bangsa.
2.      Kedua, Guru mulai menceritakan gambar yang ada di papan tulis tentang kerukunan dalam menjalankan ibadah. Guru menunjukkan gambar orang yang saling berdatangan ke tempat orang yang beragama lain untuk mengucapkan selamat hari besar agama lain, dan gambar anak laki-laki sedang berjabatan tangan dengan anak perempuan di saat merayakan hari ulang tahun.
3.      Ketiga, Setelah selesai guru memberikan penjelasan kepada siswa tentang nama-nama tempat ibadah sesuai dengan gambar yang ada di papan tulis. Tempat ibadah orang beragama Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha yang didukung dengan media lain, seperti kaset, radio dsb.
4.      Keempat, guru memberi pertanyaan apakah anak perempuan dan anak laki- laki diperbolehkan datang ke rumah teman yang sedang merayakan hari agamanya? Agar lebih meresap pada pikiran anak guru memberi tugas untuk mewarnai gambar tempat ibadah
5.      Guru bersama siswa menyimpulkan bersama sama bahwa anak perempuan boleh datang ke rumah laki-laki dan sebaliknya sewaktu merayakan hari besar agamanya, ini menunjukkan bahwa anak laki dan perempuan harus hidup rukun. Hal yang sama juga terjadi pada teman yang berbeda agama. Meskipun berbeda agama, mereka harus tetap rukun. Supaya anak tetap mengingat pengetahuan ini, guru perlu memberikan penegasan bahwa hidup rukun perlu kita jaga bersama-sama. Sebagai tindak lanjut guru memberi tugas rumah.  
Contoh ke 2. Model pendekatam induktif ,tentang perbedaan suku bangsa
Pertemuan ke dua. 
Marilah kita lanjutkan terusannya kemarin yaitu kerukunan antar suku bangsa yang ada di Indonesia 
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
1.  Menerapkan hidup rukun dalam perbedaan 
1.1  Menjelaskan perbedaan jenis kelamin, agama dan suku bangsa
1.2  Memberikan contoh hidup rukun melalui kegiatan di rumah dan di sekolah 

Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam pembelajaran topik Kerukunan yang dilandasi oleh pendekatan induktif dikemukakan sebagai berikut.
1.    Pertama, Guru bercerita tentang penerapan hidup rukun dalam perbedaan suku bangsa
2.    Kedua, Guru mulai menceritakan tentang contoh-contoh macam dan perbedaan antara suku bangsa yang ada dengan media gambar yang dipasang di papan tulis.
3.    Ketiga, setelah selesai guru memberi penjelasan  tentang nama-nama suku yang ada di Indonesia, kemudian diteruskan dengan penyajian materi yang menunjukkan akibat tidak rukun dan kegunaan hidup rukun, yang diselingi dengan menyanyikan lagu wajib satu nusa satu bangsa  secara bersama-sama yang mendukung kerukunan antar suku bangsa.
4.    Keempat, guru menunjukkan contoh akibat tidak rukun, contoh perbuatan rukun dan meminta  siswa menyanyikan lagu- lagu daerah yang mereka dapat,  misalnya O Inani Keke. Penilaian kerja kelompok dengan LKS.
5.    Kelima, guru bersama siswa membuat menyimpulkan dari contoh-contoh gambar, contoh lagu/nyanyian, contoh menolong teman yang jatuh walaupun berlainan suku bangsa, itu menunjukkan bahwa kita harus rukun dengan siapa pun.
Guru membuat penegasan bahwa kita wajib rukun dengan teman siapa pun, baik laki-laki, maupun perempuan, lain agama, dan lain suku bangsa. Guru juga menegaskan akibat jika kita tidak hidup rukun dan keuntungan hidup rukun.Tindak lanjut membuat kliping tentang ragam budaya yang ada di Indonesia dan dikumpulkan minggu depan.            
Tugas:
-            Guru meminta pada siswa: Cobalah kalian sebutkan nama-nama suku bangsa yang ada di Indonesia.
-            Guru memberi penjelasan lagi: Kita tidak boleh membedakan teman laki-laki dan perempuan, yang berbeda agama, berbeda suku bangsa, itu menunjukkan kita hidup rukun.
-             Guru menugaskan pada siswa untuk membuat contoh lain yang menunjukkan hidup rukun dan masih dapat dikombinasi dengan model pembelajaran yang lain. Sebagai pemantapan guru bersama semua siswa menyanyikan lagu “holobis kontol baris, lagu-lagu daerah yang sekiranya siswa dapat dan lagu wajib seperti dari Sabang sampai Merauke”. 
Selain beberapa contoh di atas untuk selanjutnya silakan Anda membuat contoh dan sekenario sendiri yang sekiranya sesuai dengan situasi dan kondisi di sekolah Anda. 
Contoh ke 3 Hidup Tertib 
2. Membiasakan tertib di rumah dan di sekolah 

2.2 Menjelaskan pentingnya tata tertib di rumah dan di sekolah
2.3 Melaksanakan tata tertib di rumah dan di sekolah   


Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam pembelajaran topik Ketertiban di rumah dan di sekolah yang dilandasi oleh pendekatan induktif dikemukakan sebagai berikut.
1.      Kesatu, guru bercerita tentang tata tertib di rumah dan di sekolah. 
2.      Kedua, guru mulai menceritakan gambar yang ada di papan tulis tentang contoh-contoh ketertiban di rumah dan di sekolah
3.      Ketiga, setelah selesai guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang kegiatan ketertiban di rumah dan di sekolah.
4.      Keempat, siswa mengerjakan LKS (Lembar Kegiatan Siswa). Untuk siswa kelas 1 SD perlu bimbingan guru khususnya dalam membaca.
5.      Kelima, guru menyimpulkan bersana-sama siswa, kemudian guru menegaskan bahwa tertib di rumah maupun di sekolah itu sangat penting, agar kelak menjadi anak yang baik. Sebagai tindak lanjut siswa ditugasi membuat kliping portofolio sederhana secara berkelompok tentang ketertiban di rumah dan di sekolah dan dikumpulkan minggu depan.
Contoh di muka menunjukkan penerapan induktif dalam pembelajaran PKn di SD.
Hal mendasar yang perlu Anda ketahui yaitu bahwa anak usia SD berada pada fase operasional konkrit. Pada fase ini kemampuan pemahaman anak terbatas pada hal-hal yang bersifat konkrit. Anak belum mampu memahami hal-hal yang bersifat abstrak dengan baik. Kondisi ini menjadi alasan mengapa anak usia SD kelas rendah lebih cocok memahami suatu bahan ajar dengan pendekatan pembelajaran dengan induktif. Pada pendekatan ini siswa dipertunjukkan terlebih dulu benda atau keadaan yang dibicarakan baru kemudian dibimbing untuk menarik kesimpulan dari hasil pengamatan/ pemahamannya. Dengan kata lain, pembelajaran diawali dari hal-hal yang bersifat konkrit terlebih dulu, diikuti penarikan simpulan. Apabila pembelajaran diawali dengan pernyataan atau penjelasan-penjelasan konseptual yang abstrak kemudian diikuti penunjukan contoh-contoh, maka kemungkinan anak akan sempat mengalami saat ‘bingung’ terlebih dulu, sebelum pada akhirnya mereka dapat memahaminya.     
Contoh ke 4.
 Contoh materi kelas satu semester dua, jika Anda ingin mengkombinasi dengan yang lain silakan, sesuaikan dengan kondisi siswa, materi yang akan disampaikan serta tujuan yang akan dicapai.
 Kelas 1 Semester 2
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
3. Menerapkan hak anak di rumah dan disekolah 
3.1 Menjelaskan hak anak untuk bermain, belajar, dengan gembira dan didengar pendapatnya
3.2 Melaksanakan hak anak di rumah dan di sekolah 
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam pembelajaran topik Menerapkan hak anak di rumah dan di sekolah yang dilandasi oleh pendekatan induktif dikemukakan sebagai berikut.
1.      Kesatu, guru bercerita hak anak di rumah dan sekolah.
2.      Kedua, guru menceritakan dua contoh gambar yang pertama anak yang harus berjualan, es, Koran dan sebagainya sehingga tidak dapat bermain, dan belajar seperti teman-temannya yang lain.
3.      Ketiga, guru menceritakan contoh gambar kedua yaitu anak yang sedang berekreasi bersama orang tuanya dan belajar bersama orang tuanya. Guru membentuk kelompok kecil untuk berdiskusi cara mengisi LKS. Satu kelompok beranggotakan empat siswa dan mulai mengerjakan soal tentang hak anak di rumah dan di sekolah.
4.      Keempat, guru memberi penjelasan, bagi siswa yang tampak pasif, diberi pertanyaan dan lebih diperhatikan agar termotivasi dan menjadi lebih kreaktif 
5.      Kelima,guru menyimpulkan, memberi penegasan, dan membibing siswa untuk berpuisi dengan judul Ibuku, Guruku dan Cita-citaku setinggi gunung. Sebagai tindak lanjut  siswa mengerjakan tugas di rumah.  
C.   Model Ekspositori
Pendekatan ekspositori merupakan suatu pendekatan yang menekankan pada interaksi guru dengan siswa. Dalam pendekatan ini terjadi komunikasi satu arah, yaitu dari guru ke siswa sehingga guru jauh lebih aktif dari pada siswa. Guru banyak berbicara untuk menginformasikan bahan ajar kepada siswa, sementara siswa sebagai objek. Siswa menerima apa yang diceramahkan guru dan sambil mendengarkan penjelasannya siswa menulis apa yang diperintahkan guru, atau yang dianggap penting. Model pembelajaran ekspositori lebih tepat diterapkan pada siswa kelas satu/kelas rendah. Guru menggunakan sistem satu arah karena anak kelas satu SD cenderung  pasif.
Mereka baru mampu menerima ceramah dari guru saja tanpa mampu memberi umpan balik, lebih-lebih jika guru sudah mempersiapkan semuanya, sehingga siswa sudah nyaman dan tertegun dengan penjelasan gurunya.
Secara umum langkah-langkah pembelajaran yang didasarkan pada pendekatan ekspositori dapat dijelaskan sebagai berikut : 
1.    Pertama, guru menyiapkan materi dan perlengkapan lain yang akan disampaikan 
2.    Kedua, apersepsi dengan sedikit mengulangi pelajaran yang lalu 
3.    Ketiga, setelah itu guru menyampaikan konsep-konsep materi
4.    Keempat, guru yang kreatif akan menyiapkan perlengkapan yang mendukung seperti gambar, kaset, dan yang lain di sesuaikan dengan situasi dan kondisi.
5.    Kelima, guru mulai mengadakan pembelajaran, model ini yang aktif guru lebih-lebih untuk siswa SD kelas satu atau dua, anak masih malu-malu dan  takut sehingga pembelajaran tampak satu arah seperti pada bagan dibawah ini.
6.    Keenam, guru menyimpulkan, menegaskan dan menyetel kaset yang sesuaidan memberikan tindak lanjut.
Model pembelajaran ekspositori relevan jika dipadukan dengan teori belajar Thorndike. Sebagai contoh, untuk menanamkan sikap disiplin kepada anak, dapat dimotivasi dengan memberikan ganjaran/hadiah, misalnya:  permen. Thordike berpendapat bahwa seseorang akan mengerjakan pekerjaannya dengan sungguh-sungguh apabila ada stimulus yang menyenangkan. Siswa merasa senang jika diberi motivasi berupa hadiah, karena siswa yang masih belum memiliki kesadaran untuk berbuat disiplin, maka jika ada siswa yang demikian perlu dimotivasi dengan rangsangan hadiah.
Untuk selanjutnya rangsangan berupa hadiah secara perlahan-lahan diubah menjadi pujian. Itulah sebabnya model pendekatan ekspositori dikaitkan dengan teori belajar Thorndike sangat tepat untuk menanamkan sikap jujur, disiplin, gotong royong, maupun lainnya pada anak usia kelas satu SD (rendah) yang sangat senang apabila mendapat stimulus hadiah dari guru. Tahukah Anda mengapa anak SD atau pra SD merasa berbunga-bunga mendapat hadiah permen dari gurunya walaupun di rumah sudah mempunyai yang lebih enak atau bahkan dirumahnya sebagai toko permen? Silakan baca psikologi anak. Untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa terhadap bahan ajar yang disampaikan, guru dapat bertanya kepada siswa dan memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Dalam pendekatan ini, guru yang kreatif akan menggunakan media yang telah dipersiapkan baik berupa gambar, bagan, kaset, atau apapun yang dianggap dapat membantu siswa dalam memahami bahan ajar yang disajikan guru. 
Pertemuan kedua: Contoh model ekspositori
Kelas II Semester 2
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
1. Menampilkan nilai – nilai Pancasila 
1.1  Mengenal nilai kejujuran, kedisiplinan, dan senang bekerja dalam kehidupan sehari-hari
1.2  Melaksanakan perilaku jujur, disiplin, dan senang bekerja dalam kegiatan sehari-hari 

Langkah
Contoh cerita:
 Bu Ani guru kelas dua semester satu. Jumlah murid di kelasnya ada 40 siswa. Bu Ani mau menanamkan konsep nilai moral tentang kejujuran. Standart kompetensi kelas 2
Bu Ani :  Anak- anak ini gambar apa? (sambil menunjukkan gambar di depan kelas)
Siswa-siswi :  Gambar orang di borgol…………………...  
          Gambar orang diikat tangannya…………… 
           Gambar pencuri (bermacam-macam jawaban siswa- siswi) (Sebagian besar anak lebih banyak diam, dan hanya mendengar guru mereka bercerita di depan kelas.)
 Bu Ani : Coba kalau ini gambar apa?
Siswa-siswi : Anak menabung
Sebagian besar anak tidak lebih banyak diam, dan hanya mendengar guru mereka bercerita menarik di depan kelas. 
Setelah itu Bu Ani menjelaskan panjang lebar tentang contoh gambar orang diborgol karena mencuri, dan anak yang hemat. Kedua orang tersebut sama-sama memiliki uang banyak tapi cara mereka mendapatkan uang tersebut tidak sama. Saat guru bercerita siswa tidak ada yang bertanya. Suasana kelas didominasi oleh guru, guru aktif siswa pasif. Guru memberi tugas kepada anak untuk menceritakan akibat anak yang tidak jujur. Seperti gambar di depan tadi dan dikumpulkan besok. Siapa yang tidak lupa mengerjakan akan di beri hadiah.
 Pada pertemuan berikutnya guru meminta pada anak satu persatu agar tugas dikumpulkan dan mereka yang mengumpulkan diberi hadiah permen. Ternyata yang mengumpulkan tugas hanya anak 5. Berarti yang mendapat hadiah permen dari guru hanya anak 5. Di akhir pertemuan guru menyuruh siswa untuk menceritakan gambar yang ada di papan. Sebagai tindak lanjut siswa diberi tugas rumah lagi, dan bagi mereka yang tidak lupa mengerjakan akan diberi hadiah lagi.  
Karena anak ingin mendapat permen dari guru maka hampir semua siswa mengumpulkan kecuali 3 orang anak. Begitu seterusnya sehingga guru yang menggunakan model pembelajaran ekspositori satu arah dan memberikan motifasi dengan cara memberi ganjaran berupa permen ternyata dapat lebih berhasil dalam menanamkan nilai kejujuran dan tolong- menolong.Sebelum pulang guru mengajak siswa menyanyi lagu kejujuran dan bung menabung, serta puisi hemat pangkal kaya. Guru yang kreaktif akan merubah situasi menjadi dua arah bahkan berangsur- angsur menjadi multi arah, sehingga siswa dikondisi menjadi aktif dan kreaktif.            

3. Model Pembelajaran terpadu
Model ini sangat cocok untuk meningkatkan cakrawala dan wawasan guru serta siswa agar dapat mendapatkan materi secara utuh dan menyeluruh. Pembelajaran terpadu adalah, suatu pembelajaran yang mengkaitkan tema- tema yang senada/over laping, kemudian  dikemas menjadi tema yang akan dibahas dalam suatu pembelajaran. Ada sepuluh macam pembelajaran terpadu, namun disini akan disajikan tiga macam yang dianggap paling tepat untuk menanamkan sikap nilai, moral, dan norma di SD.Tiga model tersebut adalah terpadu model keterhubungan (connected), terpada model jaring laba- laba (webbed) dan terpadu model terintegrasi (intergratedi).    
ƒ Terpadu Model jaring laba-laba (Webbed) Di sini guru memilih tema yang sama atau hampir sama pada bidang studi yang berbeda. Misalnya: PKn dengan IPS, IPA, Matematika, Bahasa Indonesia, dan sebagainya Langkah selanjutnya guru meminta siswa untuk menceritakan kembali dengan cara mengisi LKS, sebagai alat untuk penilaian proses. Bagi siswa yang berani ke depan, dimotivasi untuk maju dan menceritakan kembali mengenai gambar yang sudah diceritakan guru sebelumnya. Untuk siswa yang berani maju tersebut, sebaiknya diberi penguatan atau pujian, sambil menunggu siswa lain bersedia maju. Begitu seterusnya, sehingga konsep kejujuran dapat tertanam pada anak sehingga akan terbangun warga negara yang memiliki karakter jujur. Selanjutnya, setelah Anda mencoba beberapa contoh di atas seperti model pembelajaran induktif, ekspositori, yang tentunya akan Anda kombinasi dengan metode maupun model pembelajaran yang lain. Untuk menentukan model pendekatan pembelajaran, perlu  disesuaikan dengan materi, tujuan, kondisi siswa, serta kondisi sekolah dan linkungannya, marilah kita menggunakan model yang lain yaitu model pembelajaran terpadu. 
D.   Model Pembelajaran Terpadu
Selain dua model di atas yaitu model induktif dan deduktif marilah kita mencermati model lain yaitu model pembelajaran terpadu. Ada beberapa model pembelajaran terpadu, namun disini kita bahas tiga model, yaitu model webbed, model connected dan model integrated seperti yang akan kita bahas di bawah ini. Pembelajaran terpadu adalah suatu pembelajaran yang mengkaitkan tema- tema yang over laping untuk dikemas menjadi satu tema besar kemudian dibahas dalam suatu pembelajaran. Model pembelajaran terpadu merupakan model pembelajaran dengan pendekatan yang menekankan pada aspek-aspek bersifat umum seperti thinking skills, social skill, values and attitudes.
Pemilihan model pembelajaran sebaiknya mempertimbangkan karakter siswa SD sebagai berikut (1) Siswa SD berada dalam perkembangan kognitif kongkrit. (2) Pandangan siswa SD yang holistik. (3) Siswa SD dapat melakukan hubungan sosial dengan lingkungan sekitar. (4) Siswa SD dapat melakukan pekerjaan yang bermanfaat baik bagi dirinya sendiri maupun lingkungan. (5) Siswa SD masih suka mainan yang menyenangkan. (6) Siswa SD dapat mengintegrasikan beberapa tujuan, ranah, dan kompetensi yang ingin dicapai oleh berbagai mata-pelajaran. Atas pertimbangan di atas maka model pembelajaran terpadu cocok untuk usia anak SD. Model ini sangat efektif digunakan untuk memperluas cakrawala pengetahuan siswa. Dalam pembelajaran terpadu, guru harus benar-benar memahami konsep- konsep, standar kompetensi, serta kompetensi dasar yang akan dijadikan tema pembahasan dalam pembelajaran PKn tersebut, khususnya dalam keterkaitannya dengan bidang studi lain. 
1.    Contoh ke satu adalah: Terpadu Model Connected
Dalam model pembelajaran keterhubungan guru perlu memiliki keterampilan untuk memilih topik materi yang cenderung sama atau over laping dalam satu mata- pelajaran misal PKn, dengan materi atau tema PKn yang lain. Dalam setiap standar kompetensi terkadang lebih dari satu kompetensi dasar yang dapat diangkat menjadi tema yang dikembangkan. Oleh karena itu pembelajaran terpadu model connected, hanya memadukan topik-topik yang hampir sama dalam satu mata pelajaran saja, misal topik-topik yang terdapat di dalam beberapa standar kompetensi.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam model pembelajaran keterhubungan  sebagai berikut :
1.    Guru menentukan tema-tema yang dipilih dari silabus 
2.    Guru mencari tema yang hampir sama/relevan dengan tema-tema yang lain.
3.    Tema-tema tersebut diorganisasikan pada tema induk seperti pada gambar diatas yang cakupannya lebih luas
4.    Guru menjelaskan materi yang terdiri dari beberapa tema diatas.
5.    Guru mengadakan tanya jawab tentang materi yang diajarkan.
6.    Dengan bimbingan guru siswa membentuk kelompok kecil
Dengan bimbingan guru pula siswa diminta untuk mengerjakan pertanyaan yang telah disiapkan dan mengerjakan tugas kelompok dari guru.
7.    Guru memberikan kesimpulan, penegasan, evaluasi secara tertulis dan sebagai tindak lanjut guru menugaskan pada siswa untuk menyusun portofolio dan dikumpulkan minggu depan. 
Contoh pengembangan tema dan sub tema dalam model connected
 Model connected adalah model terpadu yang menghubungkan dalam konsep- konsep atau antar topik dengan topik lain dalam matapelajaran yang sama. Dengan demikian model keterhubungan diawali dari memilih tema-tema yang over laping dari masing-masing standar kompetensi dalam satu mata pelajaran, kemudian dikemas oleh guru, dan disampaikan pada siswa melalui langkah-langkah yang telah disiapkan seperti dijelaskan di atas.
  Penanaman konsep demokrasi bertujuan untuk membentuk karakter bangsa melalui tiga fungsi yaitu (1) membina tanggung jawab warga negara (civic responsibility), (2) mengembangkan kecerdasan warga negara (civic intelligence), (3) mendorong partisipasi warga negara (civic participation) (dalam Winataputra dkk, 2002). Contoh lain pengembangan tema dan sub tema dalam model connected.  Model seperti ini berangkat dari tema yang diangkat dari tema-tema dalam standar kompetensi mata pelajaran tertentu missal PKn SD, dan dikembangkan lagi ke sub- sub tema yang relevan. Lebih jelasnya Anda cermati contoh di bawah ini. Tema Utama,  Pemilihan umum.  Sub tema satu,  Pemilihan presiden dan wakil presiden. Sub tema ini dikembangkan dari materi sistem pemerintahan tingkat pusat (Kelas II/4) kemudian Sub tema dua, Pemilihan kepala daerah tingkat satu. Sub tema ini dikembangkan dari materi sistem pemerintahan pusat dan daerah (Kls II/4), Sub tema tiga, Pemilihan kepala daerah tingkat Desa/Kecamatan. Sub tema ini dikembangkan dari materi sistem pemerintahan desa dan kecamatan   Pembelajaran model keterhubungan ini akan menambah wawasan guru, sedangkan siswa akan mendapatkan materi yang lebih luas. Pengembangan model pembelajaran terpadu  dengan model lain seperti jaring laba-laba dapat Anda cermati lagi seperti contoh di bawah ini, karena semakin banyak contoh dan semakin banyak fariasi Anda semakin jelas. . 
2.    Contoh kedua adalah Terpadu Model Webbed
Dalam model pembelajaran ini guru memilih tema yang sama atau hampir samadari beberapa standar kompetensi dengan lintas mata pelajaran atau pada bidang studi yang berbeda. Misal PKn dengan IPS, IPA, Matematika, dan Bahasa Indonesia. Tema-tema tersebut tidak jauh berbeda dengan model integrated yang juga terdiri dari beberapa tema yang dipilih dalam beberapa matapelajaran.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam model pembelajaran jaring laba- laba sebagai berikut.
1.    Guru menyiapkan tema utama seperti nilai juang dalam perumusan Pancasila, dan tema lain yang telah dipilih dari beberapa standar kompetensi lintas mata pelajaran/bidang setudi .
2.    Guru menyiapkan tema-tema yang telah terpilih, misalnya tema matematika, kesenian, bahasa dan IPS yang sesuai dengan tema nilai juang dalam perumusan pancasila supaya tidak over laping
3.    Guru menjelaskan tema-tema yang terkait sehingga materinya lebih luas.
4.    Guru memilih konsep atau informasi yang dapat mendorong belajar siswa dengan pertimbangan lain yang memang sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran terpadu.
2. Model ke tiga adalah: Model Terpadu Integrated. Marilah kita mencoba model model integrated dengan memilih tema seperti di bawah ini. Tema yang akan dipilih adalah Mengenal Pentingnya Alam Seperti Dunia Tumbuhan Dan Hewan.
-          IPA TEMA Terurai pada indikator di dalam RPP. Contoh Mengenal  hewan dan  disekitar rumah dan sekolah melalui pengamatan 
-          MAT TEMA Terurai pada indikator di dalam RPP. Contoh Geometri dan pengukuran   
-          PKn KD. 2.1   Mengenal pentingnya   lingkungan alam    seperti dunia    tumbuhan dan hewan  
-          IPS . TEMA  Terurai pada indikator di dalam RPP . Contoh Memelihara dokumen koleksi pribadi dan flora fauna  
-          BAHASA INDONESIA. TEMA Terurai pada indikator didalam  RPP Contoh Menceritakan kegiatan sehari- hari dengan bahasa yang mudah dipahami orang lain
-          KTK SENI RUPA. TEMA Terurai pada indkator RPP. Contoh  Menyanyikan lagu wajib dan lagu anak dengan atau tanpa iringan sederhana   Membuat cat pewarna dari bahan alam   
Langkah langkah pembelajaran terpadu model integrated sebagai berikut  a. Langkah pertama, guru menentukan salah satu tema dari mata-pelajaran PKn yang akan dipadukan dengan tema-tema pada mata pelajaran lain. b. Langkah kedua, guru mencari tema-tema dari mata-pelajaran lain yang memiliki makna yang sama. c. Langkah ketiga, guru memadukan tema-tema dari beberapa mata-pelajaran yang dikemas menjadi satu tema besar d. Langkah keempat, guru menyusun RPP yang terdiri dari gabungan konsep- konsep beberapa mata-pelajaran. Dalam pembelajaran terpadu guru perlu menentukan lebih banyak indikator daripada yang model lainnya e. Langkah kelima, guru menentukan alokasi waktu karena untuk pembelajaran ini biasanya memerlukan waktu lebih dari satu kali pertemuan.    
Sedangkan langkah-langkah penyusunan (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) RPP pembelajaran terpadu dapat Anda cermati seperti di bawah ini.   1. Tahap perencanaan 2. Langkah perencanaan 3. Tahap pelaksanaan 4. Tahap penilaian (Winata Putra dan Wahab, 2005)        





Contoh RPP pembelajaran terpadu model integrated dapat Anda paparkan pada bagan berikut ini: 
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Kompetensi Dasar      : Mengenal pentingnya lingkungan alam, seperti dunia tumbuhan dan dunia  hewan
Tahap 1                                   : tahap
Indikator yang di pilih adalah:
1.    Menceritakan arti mencintai lingkungan hidup (IPA)
2.    Menyebutkan 2 jenis Lingkungan (Mat dan IPA)
3.    Membandingkan 2 jenis lingkungan (MAT dan IPA)
4.    Menyebutkan 2 macam lingkungan (IPA)
5.    Mengenal hewan dan Tumbuhan disekitar rumah dan sekolah melalui pengamatan (IPA)
6.    Membuat cat pewarna dari bahan alam (Kertakes)
7.    Menyanyikan lagu anak (kebunku, kelinciku, kupu-kupu, dll) bersama-sama (Kesenian)
8.    Membuat puisi tentang hewan, dan tumbuhan (contoh : tentang gajah, bunga, dsb) (Kesenian dan B. Indonesia)
9.    Mengunjungi kebun binatang (suaka marga satwa) atau puncak (IPA)
10.  Mencari tau manfaat Toga di sekitar kita.(IPA)
11.  Akibat bila kita tidak melestarikan hewan yang ada disekitar kita (IPA dan PKN)
12.  Akibat bila kita menebang pohon secara sembarangan. (IPA dan PKN)   
Tahap 2, Tujuan          : Setelah memahami tema diharapkan:  :
1.    Siswa mampu menceritakan arti mencintai lingkungan.
2.    Siswa mampu menyebutkan 2 jenis lingkungan di sekitarnya.
3.    Siswa mampu mengenal 2 jenis lingkungan di sekitarnya.
4.    Siswa dapat menyebutkan 3 macam lingkungan.
5.    Siswa dapat mengenal hewan dan tumbuhan di sekitar rumah.
6.    Siswa dapat membuat cat bewarna dari bahan alam.
7.    Siswa dapat menyanyikan lagu anak (kebunku, kelinciku, kupu-kupu, dll) bersama-sama.
8.    Siswa dapat Membuat puisi tentang hewan, dan tumbuhan. (contoh : tentang gajah, bunga, dsb)
9.    Siswa dapat mengikuti rekreasi. 
10.  Siswa dapat mengetahui manfaat dari toga.
11.  Siswa dapat menyebutkan akibat dari tidak melestarikan hewan.
12.  Siswa dapat menjelaskan akibat penebangan hutan.
 Langkah Perencanaan: Memilih Materi Pokok/Standar :
1.    Mencintai lingkungan
2.    Jenis lingkungan tumbuhan dan lingkungan hewan
3.    Cara menjaga dan memelihara lingkungan
4.    Macam-macam lingkungan
5.    Mengenal hewan dan tumbuhan
6.    Cara membuat pewarna dari bahan alam.
7.    Menyanyi lagu tentang hewan/tumbuhan
8.    Puisi tentang hewan dan tumbuhan
9.    Rekreasi ke kebon binatang
10.  Membuat TOGA/mengukur ukuran resep berapa lembar daun sirih, berapa butir kencur, kunyit.   
11.  Kerusakan alam yang tidak dilestarikan
12.  Dampak dari penebangan hutan liar 
Metode Pembelajaran :
1.       Diskusi
2.       Pengamatan
3.       Tanya Jawab
4.       Karya wisata
5.       Dialog
Media 
1.    Beberapa macam hewan, tumbuhan disekitar kita
2.    Tumbuhan yang dapat dijadikan pewarna
3.    Kaset
4.    Gambar- gambar binatang dan bunga
 Kegiatan Pembelajaran : Tahap 3 Pelaksanaan
 1. Kegiatan Awal :
a.    Menciptakan suasana: Salam pembuka dan do’a.
b.    Pretest : Peserta didik menjawab beberapa pertanyaan tentang tumbuhan dan hewan di di sekitarnya.
c.    Menghubungkan materi yang telah dimiliki peserta didik dengan bahan kompentensi baru.
 2. Kegiatan Inti :
a.      Pengorganisasian : Kelompok kecil
b.      Prosedur Pembelajaran
1)    Tanya jawab mengenai hewan dan tumbuhan yang ada di sekitar sekolah dan rumah.
2)    Menceritakan hewan dan tumbuhan yang ada di sekitar sekolah dan rumah
3)    Kegiatan pengamatan
4)    Melaporkan hasil pengamatan
5)    Diskusi kelompok
6)    Menyimpulkan hasil pengamatan dan diskusi
7)    Memberi contoh lingkungan tumbuhan dan hewan dan cara memeliharanya
8)    Membuat rangkuman
    c. Pembentukan Kompentensi
1) Pertemuan pertama Menceritakan arti pentingnya mencintai lingkungan dan akibat dari apabila lingkungan tidak terjaga.
2) Pertemuan kedua
a)    Menceritakan lingkungan tumbuhan dan hewan dan kegunaan bagi manusia
b)    Mencari tahu manfaat dari tumbuh- tumbuhan di sekitar kita.
c)    Akibat bila kita tidak melestarikan hewan yang ada di sekitar kita.
3) Pertemuan Ketiga
Mendiskusikan ada lingkungan lain selain lingkungan tumbuhan dan hewan disekitar kita, seperti lingkungan danau, laut, pantai, dan sawah, serta manfaatnya bagi manusia.
4) Pertemuan keempat
a)    Siswa dapat menyanyikan lagu anak (kebunku, kelinciku, kupu-kupu, dll) bersama-sama.
b)    Siswa dapat membuat puisi tentang hewan, dan tumbuhan (contoh : tentang gajah, bunga, dsb)
c)    Siswa mengadakan observasi di lingkungan sekitar (kebun binatang/agrowisata) Hewan dan tumbuhan sesama makhluk Tuhan
3. Kegiatan Akhir :
a.    Untuk membentuk dan memantapkan sikap peserta didik terhadap kompentensi yang telah dipelajari pada akhir pembelajaran diambil kesimpulan dan perenungan.
b.    Post tes dilakukan secara lisan dan tertulis
Sumber Pembelajaran  : Sumber pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran ditulis sebagai berikut:
1.    Lingkungan tumbuhan dan hewan di sekolah dan rumah
2.    Buku Paket
3.    Buku Pendidikan Kewarganegaraan untuk SD kelas II— Erlangga halaman 4. —67
4.    Gambar - gambar alam, tumbuhan dan hewan
5.    Buku-buku lain yang relevan
6.    VCD
7.    Kaset
Tahap 4 Penilaian: Penilaian proses dan hasil. : Penilaian dilakukan melalui penilaian proses tes lisan dan portofolio
1.    Penilaian proses dilakukan melalui pengamatan pada saat peserta didik melakukan kegiatan 
2.    Tes lisan dilakukan melalui tanyajawab tentang kegiatan yang baru dilakukan peserta didik sesuai dengan indikator kompentensi yang akan dicapai dalam pembelajaran
3.    Portofolio mencakup seluruh hasil kegiatan peserta didik yang dikumpulkan untuk dijadikan bahan penilaian akhir.
Aspek yang dinilai 
1.    Afektif Komponen yang dinilai antara lain etika sopan santun, mendengarkan dengan tenang, mematuhi peraturan yang ada, atau kemampuan mengkomunikasikan hasil kegiatan. Penilaian dilakukan pada saat siswa melakukan kunjungan ke kebun binatang/agrowisata. Mencintai dan sayang pada binatang.
2.    Psikomotorik Komponen yang dinilai adalah keterampilan dalam menggunakan peralatan dan membuat bagan, mencari dan mengumpulkan kliping, keterampilan siswa dalam memainkan peran, keterampilan mencatat, ketepatan waktu dalam melaporkan tugas portofolio, laporan, dll.
3.    Kognitif Komponen yang dinilai adalah kemampuan menjawab pertanyaan dengan baik yang dilontarkan guru dalam menjawab soal-soal dari konsep-konsep dari materi yang telah disampaikan.              
Kesimpulan, berdasarkan penyusunan RPP pembelajaran terpadu di atas dapat disimpukkan bahwa ada empat tahapan yang harus dilaksanakan yaitu, (1) tahap perencanaan, (2) langkah-langkah perencanaan, (3) tahap pelaksanaan, (4) tahap penilaian. Keempat tahapan ini dapat Anda gunakan untuk acuan menyusun pembelajaran terpadu. Sudah barang tentu Anda tidak boleh lepas dari kurikulum 2006 (KTSP)  
Berdasarkan bagan keterhubungan jaring laba-laba dan keterpaduan. menunjukkan mata pelajaran PKn selain memiliki hubungan dengan mata pelajaran IPS, PKn juga mengandung elemen-elemen untuk dipadukan dan untuk disajikan secara terpadu dengan bidang studi lainnya, tiga  model tersebut yaitu:  
1.    Model keterhubungan atau connected.
2.    Model jaring laba-laba atau webbed.
3.    Model terpadu atau integrated. 
Dalam pembelajaran terpadu guru harus memahami benar konsep-konsep materi atau standart kompetensi dan kompetensi dasar, mana yang akan dijadikan topik atau masalah pembahasan dalam pembelajaran PKn tersebut dalam keterkaitannya dengan bidang studi lain. Ketiga model tersebut dapat digunakan dalam pembelajaran PKn dengan mata pelajaran lain seperti IPS, Bahasa Indonesia, IPA, Kesehatan, Kesenian dan lainnya seperti pada bagan model webbed dan integrated. Sedangkan keterhubungan (connected) akan digunakan untuk keterkaitan dalam satu mata pelajaran misal tema-tema dalam PKn itu sendiri. 
Soal Latihan 
Untuk memahami pemahaman Anda tentang materi di atas silakan Anda mengerjakan soal latihan di bawah ini!
1.    Mata pelajaran PKn memiliki keterkaitan yang erat dengan IPS. Mengapa demikian?
2.    Jelaskan apa yang dimaksud dengan connected?
3.    Bedakan connected dengan Webbed!
4.    Setujukah Anda bahwa model pembelajaran induktif menurut Peaget lebih cocok untuk siswa SD? Jelaskan alasan Anda! 
5.    Model pembelajaran induktif berbeda dengan deduktif, jelaskan apa perbedaannya? 

Rangkuman 
1.    Dalam proses pembelajaran banyak digunakan berbagai macam m odel, Pembelajaran PKn SD kelas 1, 2, 3 dalam Subunit 1 ini dicobakan dengan beberapa model yang dianggap cukup relevan. 
2.    Model-model yang dipilih antara lain model induktif, model ekspositori, dan model pembelajaran terpad
3.    Model pembelajaran terpadu yang digunakan adalah, (1) terpadu keterhubungan yang biasa disebut connected, (2) terpadu model jarring laba-laba (webbed), dan keterpaduan (integrated).
4.    Model pembelajaran terpadu  lebih cocok untuk anak SD yang holistik dan serba kongkrit. Keterpaduan ini akan bermanfaat untuk membantu siswa memperoleh pengetahuan yang lebih menyeluruh dan utuh, begitu pula guru juga memperoleh cakrawala yang lebih luas, karena dapat memilih tema-tema yang relevan dengan yang akan disampaikan pada siswa.                 

Tes Formatif 
Pilih salah satu jawaban dari pertanyaan dibawah ini yang Anda anggap paling tepat! 
 1.Model pembelajaran induktif adalah…. 
A.    berangkat dari contoh ke kesimpulan. 
B.    berangkat dari kesimpulan ke contoh 
C.   berangkat dari sempit ke semakin luas
D.   berangkat dari guru aktif. 
2.Pembelajaran terpadu model keterhubungan disebut ….
A.    integrated
B.    connected
C.   webbed
D.   spereted 
3.  Pembelajaran terpadu model jaring laba-laba disebut…
A.     integrated
B.    correlated
C.   webbed
D.   connected 
4. Pembelajaran terpadu model keterpaduan disebut…. 
A.    integrated
B.    correlated
C.   webbed
D.   connected 
5.  Mata pelajaran yang paling erat dengan PKn adalah….
A.    bahasa Indonesia
B.    matematika
C.   IPA
D.   IPS  
6.  Ekspositori adalah model pembelajaran yang cocok untuk kelas….
A.    enam karena multi arah
B.    lima karena dua arah
C.   empat karena tiga arah
D.   satu karena satu arah 
7. Menghubungkan konsep demokrasi dengan pemilu, pilkada, pemilihan ketua kelas merupakan model terpadu….
A.    correlated
B.    integrated
C.   connected
D.   webbed 
8.Mata pelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang paling erat dengan mata pelajaran PKn sebab….
A.    banyak temanya yang sama
B.    satu rumpun berasal dari IPS
C.   pernah digabung menjadi PKPS
D.   berasal dari PPKn 
9.Menurut Peaged pembelajaran yang lebih cocok untuk siswa SD adalah
A.    deduktif
B.    induktif
C.   deduktif/induktif
D.   monodisiplin 
10 Menghubungkan konsep NKRI dengan mata pelajaran lain seprti IPS. Bahasa daerah, Agama disebut….
A.    integrated
B.    connected
C.   deduktif
D.   induktif 





BAB IX
PENILAIAN PEMBELAJARAN PKn
Sejak tahun 2007, Kementeran Penddkan Nasonal telah mengeluarkan Peraturan MenterPenddkan Nasional Nomor 20 tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan untuk sejumlah kelompok mata pelajaran.  Salah satunya adalah Standar Penilaian Kelompok Mata Pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian.  Pada kegiatan belajar pertama modul ini, Anda akan diajak untuk mengkaji standar penilaian kelompok mata pelajaran tersebut sehingga diharapkan setelah mempelajari modul ini, Anda memahami apa hakikat penilaian itu, jenis penilaian, pembelajaran, prnsp umum penlaan sesuastandar nasonal, dan masalah kewenangan penlaan. Apa penilaian itu? Apa perbedaannya dengan ulangan? Pada hakkatnya, penlaan adalah proses pengumpulan dan pengolahan nformas. 
Dalam penddkan, penlaan berart proses pengumpulan dan pengolahan nformas untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Sedangkan ulangan, dapat dimaknai sebagai penilaian yang lebih khusus dalam konteks pembelajaran dan berkaitan dengan proses pengumpulan dan pengolahan nformasuntuk mengukur ketercapaan kompetens. Oleh karena tu, dalam Permendknas nomor 20/2007 tentang Standar Penlaan dkemukakan bahwa ulangan adalah proses yang dlakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan, melakukan perbaikan pembelajaran, dan menentukan keberhasilan belajar peserta didik. Dalam Permendknas Nomor 20/2007 tentang Standar Penlaan dkemukakan ada beberapa jenis ulangan untuk mengukur proses dan hasil pembelajaran, seperti ulangan haran, ulangan tengah semester (UTS), ulangan akhr semester (UAS), dan ulangan kenakan kelas. 
Apa pengertian dari masing-masing jenis ulangan tersebut?
Ulangan haran adalah kegatan yang dlakukan secara perodk untuk mengukur pencapaan kompetenspeserta ddk setelah menyelesakan satu KompetensDasar (KD) atau lebh. Artnya bahwa seorang guru harus mengadakan ulangan pada setap menyelesaikan satu kompetensi dasar.  Dengan prinsip belajar tuntas, apabila ada sswa yang belum mencapakrtera ketuntasan mnmal, maka guru harus mengadakan program remidial terhadap materi pembelajaran tersebut hingga tercapainya kompetensi dasar yang bersangkutan.
Ulangan tengah semester adalah kegatan yang dlakukan oleh penddk untuk mengukur pencapaan kompetenspeserta ddk setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentaskan seluruh KD pada perode tersebut.
 Ulangan akhir semester adalah kegatan yang dlakukan oleh penddk untuk mengukur pencapaan kompetenspeserta ddk dakhr semester. Cakupan ulangan melput seluruh ndkator yang merepresentaskan semua KD pada semester tersebut.
Ulangan kenakan kelas adalah kegatan yang dlakukan oleh penddk dakhr semester genap untuk mengukur pencapaan kompetenspeserta ddk dakhr semester genap pada satuan penddkan yang menggunakan sstem paket. Cakupan ulangan melput seluruh ndkator yang merepresentaskan KD pada semester tersebut.
Dengan demkan, fokus ulangan haran, tengah semester, akhr semester, dan kenakan kelas adalah pada ketercapaan kompetensdasar.  Artnya, penlaan dengan cara ulangan merupakan penlaan sebaga proses pengumpulan dan pengolahan nformasuntuk mengetahuketercapaan kompetensdasar.
Selain penilaian dalam bentuk ulangan, penilaian dapat dilakukan melalui ujian.  Ada dua jenis ujian yang diatur dalam standar penilaian, ialah ujian sekolah/madrasah dan ujian nasional (UN).
Ujian sekolah adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta ddk yang dlakukan oleh satuan penddkan untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan.
Mata pelajaran yang diujikan adalah mata pelajaran kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan dalam ujian nasional dan aspek kognitif dan/atau perilakuik kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia serta kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian yang akan diatur dalam prosedur operasional standar (POS) Ujian Sekolah/Madrasah. Sedangkan ujian nasional (UN) adalah kegatan pengukuran pencapaan kompetenspeserta ddk pada beberapa mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka menlapencapaan Standar Nasonal Penddkan.
Prinsip Penilaian
 Dalam merencanakan dan melaksanakan penlaan, guru perlu mengacu pada sejumlah prinsip penilaian. Apa prinsip penilaian yang sesuai dengan standar?
Dalam Standar Penilaian dikemukakan bahwa penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut.
A.    Sahih, yakni penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur. Oleh karena itu, instrumen yang digunakan perlu disusun melalui prosedur sebagaimana dijelaskan dalam panduan agar memiliki bukti kesahihan dan keandalan.
B.    Objektif, yakni penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai. Oleh karena itu, pendidik menggunakan rubrik atau pedoman dalam memberikan skor terhadap jawaban peserta didik atas butir soal uraian dan tes praktik atau kinerja sehingga dapat meminimalkan subjektivitas penddk
C.   Adil, yakni penilaian tdak menguntungkan atau merugkan peserta ddk  karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat stadat, status sosal ekonom, dan gender.  Faktor-faktor tersebut tdak relevan ddalam penlaan, oleh karena tu perlu dhndaragar tdak berpengaruh terhadap hasl penlaan.
D.   Terpadu, yaknpenlaan oleh penddk merupakan salah satu komponen kegatan pembelajaran. Dalam hal ini hasil penilaian benar-benar dijadikan dasar untuk memperbaiki proses pembelajaran yang diselenggarakan oleh peserta didik. Jika hasil penilaian menunjukkan banyak peserta didik yang gagal, sementara instrumen yang dgunakan sudah memenuhpersyaratan secara kualtatf, berartproses pembelajaran kurang baik. Dalam hal demikian, pendidik harus memperbaiki rencana dan/atau pelaksanaan pembelajarannya.     
E.    Terbuka, yaknprosedur penlaan, krtera penlaan, dan dasar pengamblan keputusan dapat dketahuoleh phak yang berkepentngan. Oleh karena tu, penddk mengnformaskan prosedur dan krtera penlaan kepada peserta ddk. Selan tu, phak yang berkepentngan dapat mengakses prosedur dan krtera penlaan serta dasar penlaan yang dgunakan.
F.    Menyeluruh dan berkesinambungan, yaknpenlaan mencakup semua aspek   kompetensdengan menggunakan berbagateknk penlaan yang sesua, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta ddk. Oleh karena tu, penlaan bukan semata-mata untuk menlaprestaspeserta ddk melankan harus mencakup semua aspek hasil belajar untuk tujuan pembimbingan dan pembinaan. 
G.   Sistematis, yaknpenlaan dlakukan secara berencana dan bertahap dengan mengkut langkah-langkah baku. Oleh karena tu, penlaan drancang dan dlakukan dengan mengkutprosedur dan prnsp-prnsp yang dtetapkan. Dalam penlaan kelas, misalnya, guru mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan menyiapkan rencana penlaan bersamaan dengan menyusun slabus dan RPP.
H.   Beracuan kriteria, yaknpenlaan ddasarkan pada ukuran pencapaan   kompetensyang ditetapkan. Oleh karena itu, instrumen penilaian disusun dengan merujuk pada kompetens(SKL, SK, dan KD).  Selan tu, pengamblan keputusan ddasarkan pada krtera pencapaan yang telah dtetapkan.
I.      Akuntabel, yakni penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun haslnya. Oleh karena tu, penlaan dlakukan dengan mengkutprnsp-prnsp kelmuan dalam penlaan dan keputusan yang dambl memlkdasar yang objektif.  
Teknik dan Instrumen Penlaan
 Dalam Standar Penilaian dikemukakan bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagateknk penlaan berupa tes,  observas, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lan yang sesuadengan karakterstk kompetensdan tngkat perkembangan peserta ddk. Adapun teknk penlaan yang dmaksud melput:
1.    Teknik tes berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja.
2.    Teknik observasi atau pengamatan dilakukan selama pembelajaran berlangsung dan/ atau di luar kegiatan pembelajaran.
3.    Teknk penugasan bak perseorangan maupun kelompok dapat berbentuk tugas rumah dan/atau proyek.
Sedangkan instrumen penilaian hasil belajar dapat dibagi atas tiga bagian, ialah nstrumen penlaan yang dgunakan oleh penddk, oleh satuan penddkan, dan oleh pemerntah.
Instrumen penilaian hasil belajar yang digunakan pendidik memenuhi persyaratan (a) substans, yaknmerepresentaskan kompetensi yang dinilai, (b) konstruksi, yakni memenuhi persyaratan teknis sesuia dengan bentuk instrumen yang digunakan, dan (c) bahasa, yakni menggunakan bahasa yang baik dan benar serta  komunkatif sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik.
Instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan pendidikan dalam bentuk ujian sekolah/madrasah memenuhpersyaratan substans, konstruks, dan bahasa, serta memilki bukti validitas empirik. Instrumen penilaian yang digunakan oleh pemerintah dalam bentuk Ujian Nasional memenuhi persyaratan substansi, konstruks, bahasa, dan memiliki bukti validitas empirik serta menghasilkan skor yang dapat diperbandingkan antarsekolah, antardaerah, dan antartahun.
Teknik penilaian yang dapat digunakan pendidik kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian antara lain sebagai berikut.
1)        Tes tertuls 
Tes tertulis adalah suatu teknik penilaian yang menuntut jawaban secara tertulis, baik berupa pilihan atau isian. Tes yang jawabannya berupa pilihan meliputi antara lain pilihan ganda, benar-salah, dan menjodohkan, sedangkan  tes yang jawabannya berupa san berbentuk san sngkat atau uraan.
2)        Observas
Observasatau  pengamatan adalah teknk penlaan yang dlakukan dengan menggunakan ndera secara langsung. Observasdlakukan dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati.
3)         Penugasan
Penugasan adalah suatu teknk penlaan yang menuntut peserta ddk melakukan kegiatan tertentu di luar kegiatan pembelajaran di kelas. Penugasan dapat diberikan dalam bentuk individual atau kelompok. Penugasan dapat berupa pekerjaan rumah atau proyek. Pekerjaan rumah adalah tugas menyelesaikan soal-soal dan latihan yang dlakukan peserta ddk dluar kegatan kelas. Proyek adalah suatu  tugas yang melbatkan kegatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan  secara tertuls maupun lsan dalam waktu tertentu dan umumnya menggunakan data lapangan.
4)        Tes Lisan 
Tes lisan dilaksanakan melalui komunikasi langsung antara peserta didik dengan penguji dan jawaban diberikan secara lisan. Tes jenis ini memerlukan daftar pertanyaan dan pedoman penskoran.
5)         Penilaian Portofolio
Penilaian portofolo adalah penlaan yang dlakukan dengan cara menlaportofolo peserta ddk. Portofolo adalah kumpulan karya-karya peserta didik dalam bidang tertentu yang diorganisasikan untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreatvitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu.
6)         Jurnal
  Jurnal merupakan catatan pendidik selama proses pembelajaran yang berisi informasi hasl pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta ddk yang berkat dengan kinerja ataupun sikap dan perilaku peserta didik yang dipaparkan secara deskriptif.
7)        Penilaian Diri 
 Penlaan drmerupakan teknk penlaan dengan cara memnta peserta ddk untuk mengemukakan kelebhan dan kekurangan drnya, penguasaan  kompetensi yang ditargetkan, dan pengamalan perilaku berkepribadian dan menjadi warga negara yang bak.
8)         Penilaian antarteman
Penlaan antarteman merupakan teknik penlaan dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan, penguasaan kompetens, dan pengamalan perilaku berkepribadian dan menjadi warga negara yang baik. 
 Rangkuman bentuk penilaian beserta bentuk instrumennya disajikan dalam tabel berkut.
Tabel 1. Klasifikasi Teknik Penilaian serta Bentuk Instrumen
Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
·         Tes tertuls
·         Tes pilihan: pilihan ganda, benar-salah, menjodohkan dll.
·         Tes lisan:i sian singkat dan uraian
·         Observasi (pengamatan)
·         Lembar observas(lembar pengamatan)
·         Penugasan individual ataau kelompok
·         Pekerjaan rumah
·         proyek
·         tes lisan
·         daftar pertanyaan
·         penilaian portofolio
·         Lembar peniaian portofolio
·         Jurnal
·         Buku catatan jurnal
·         Penilaian diri
·         Kuesioner/lembar penilaian diri
·         Penilaian antar teman
·         Lembar penilaian antar teman

Bagaimana penilaian pembelajaran dalam mata pelajaran PKn?
 Dalam peraturan perundangan tentang Sstem Penddkan Nasonal yaknUndang- undang Nomor 20 Tahun 2003, Peraturan Pemerntah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan ditindaklanjuti oleh Peraturan Mendiknas Nomor 20/2007 tentang Standar Penilaian, maka ketentuan tentang penilaian mata pelajaran Penddkan Kewarganegaraan (PKn) dIndonesa mengacu pada semua ketentuan tersebut.  Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 35 ayat (1) menyatakan bahwa standar nasonal penddkan mencakup standar s, proses, kompetenslulusan, penddk dan tenaga kependdkan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembayaan, dan penlaan penddkan. Lebih lanjut dikemukakan bahwa standar nasional pendidikan merupakan dasar untuk penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan.
Standar penlaan berorentaspada tngkat penguasaan kompetensyang dtargetkan dalam Standar Is(SI) dan Standar KompetensLulusan (SKL). Dalam Peraturan Pemerntah (PP) Nomor 19 Pasal 1 butir 5 dnyatakan bahwa SI adalah ruang lngkup materdan tngkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetenstamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Pada Pasal 1 butir 4 dinyatakan bahwa yang dimaksud SKL adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.   Hal ini menunjukkan bahwa penlaan penddkan termasuk PKn hendaknya mencakup semua kemampuan yang utuh dan komprehensf
Berdasarkan PP 19 Pasal 63 ayat (1) penilaian pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas: (a) penilaian hasil belajar oleh pendidik, (b) penilaian  hasil belajar oleh satuan pendidikan, dan (c) penilaian oleh pemerintah. Untuk kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, penilaian dilakukan oleh pendidik dan satuan pendidikan. Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhr semester, dan ulangan kenakan kelas. Penlaan dgunakan untuk menlapencapaan kompetenspeserta ddk, bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran (Pasal 64 ayat (1) dan (2)). Pasal 64 ayat (3) menyatakan bahwa penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian  dilakukan melalui pengamatan terhadap perubahan perlaku dan skap untuk menlaperkembangan afeksdan keprbadan peserta didik; serta ujian, ulangan, dan/atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik. Selain itu, Pasal 65 Ayat (2) menyatakan bahwa penilaian hasil belajar untuk semua mata pelajaran pada kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan keprbadan merupakan penlaan akhr untuk menentukan kelulusan peserta ddk darsatuan penddkan.   
Pengertian dan Fokus Penilaian PKn
Penilaian mata pelajaran PKn adalah proses untuk mendapatkan informasi tentang prestasi atau kinerja peserta didik dalam mata pelajaran PKn. Hasil penilaian digunakan untuk melakukan evaluas terhadap ketuntasan belajar peserta didik dan efektivitas proses pembelajaran PKn.  
 Fokus penilaian PKn adalah keberhasilan belajar peserta didik dalam mencapai standar kompetensPKn yang dtentukan dalam Permendknas Nomor 22/2005 tentang Standar Isi (SI). Pada tingkat mata pelajaran, kompetensi yang harus dicapai berupa Standar Kompetensi (SK) mata pelajaran yang selanjutnya dijabarkan dalam Kompetensi Dasar (KD). Untuk tngkat satuan penddkan, kompetensyang harus dcapapeserta ddk adalah Standar KompetensLulusan (SKL) sebagamana tertera dalam Permendknas Nomor 23/2006.
Kelompok mata pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian  pada satuan pendidikan dasar merupakan kelompok mata pelajaran yang dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan kewajibannya dalam kehdupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta penngkatan kualtas drnya sebagamanusa. Kesadaran dan wawasan tersebut mencakup wawasan kebangsaan, jiwa dan patriotisme, bela negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, dan sikap serta perilaku anti korups, kolus, dan nepotsme (Peraturan MenterPenddkan Nasonal Republk Indonesa nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isuntuk Satuan Penddkan Dasar dan Menengah).
 Sejalan dengan peraturan perundangan di atas, maka standar kompetensi kelompok mata pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian  bertujuan membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Tujuan ini dicapai melalumuatan dan/atau kegatan Agama, Akhlak Mula, Kewarganegaraan, Bahasa, Sendan Budaya, dan Pendidikan Jasmani.  Dalam pelaksanaan pembelajaran pada tiap satuan pendidikan, kegiatan kelompok mata pelajaran ini dapat diwujudkan dalam berbagai kegiatan pembelajaran, baik dalam kegiatan intrakurikuler melalui mata pelajaran maupun ekstrakurkuler melalupengembangan dr.
 Penilaian untuk kelompok mata pelajaran Kewarganegaraan dan kepribadian  dlaksanakan oleh penddk dalam bentuk penlaan kelas (classroom assessment) dan oleh satuan penddkan untuk penentuan nlaakhr pada satuan penddkan melaluujian sekolah dan rapat dewan pendidik.
Untuk mengetahui tingkat ketercapaian kompetensi lulusan, penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian  dilakukan melalui: (a) pengamatan terhadap perubahan perlaku dan skap untuk menlaperkembangan afeksi dan kepribadian peserta didik; dan (b) ujian, ulangan, dan/atau penugasan untuk mengukur aspek kogntf peserta ddk (Peraturan Pemerntah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasonal Penddkan Pasal 64 ayat (3)).
Undang-Undang Republk Indonesa nomor 20 Tahun 2003 tentang Sstem Penddkan Nasonal Pasal 37 ayat (1) menegaskan bahwa kurkulum penddkan dasar, menengah, dan tinggi wajib memuat Pendidikan Kewarganegaraan. Peraturan Pemerntah (PP) nomor 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasonal Pendidikan Pasal 6 menjabarkan lebih lanjut isi undang-undang tersebut dengan menyatakan bahwa salah satu struktur kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian.
Mengacu pada rumusan SI dalam Permen nomor 22 tahun 2006, rumusan SKL dalam Permen nomor 23 tahun 2006 dan ketentuan Pasal 64 ayat (3) PP nomor 19 tahun 2005, serta karakteristik kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, maka hasil belajar kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian meliputi:
1)      Pemahaman akan hak dan kewajiban diri sebagai warga negara,  yaitu aspek kognitif sebagai hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
2)      Keprbadan, yatu beberapa aspek keprbadan sebagamana dsebutkan dalam Kerangka Dasar dan Struktur Kurkulum
3)      Perilaku berkepribadian, yaitu berbagai bentuk perilaku sebagai penerjemahan dmlknya cr-crkeprbadan warga negara Indonesa. 
 Ketiga bentuk hasil belajar tersebut berada pada domain yang berbeda. Pemahaman berada pada doman kogntf, berbagaaspek keprbadan berada pada doman afektf, sedangkan perlaku berkeprbadan  berada dalam doman keperlakuan. Perbedaan doman tersebut menuntut perbedaan dalam metode dan cara pengukurannya.
Penilaian Hasil Belajar
Penilaian terhadap hasil belajar peserta didik diselenggarakan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan haran, ulangan tengah semester, ulangan akhr semester, dan ulangan kenakan kelas (PP. 19 tahun 2005 Pasal 64 ayat (1)). Secara khusus, penlaan yang dlakukan oleh penddk dgunakan untuk menlapencapaan kompetenspeserta ddk, menyusun laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran. Guru kelas atau guru mata pelajaran memiliki tanggung jawab penuh atas terselenggaranya penilaian yang sahih terhadap pencapaian atau prestasi sebagai hasil proses belajar peserta didik.
a.      Penilaian hasil belajar oleh pendidik
 Penilaian hasil belajar oleh pendidik bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan dan mencakup seluruh aspek pada diri peserta didik, bak aspek kogntf, afektf maupun perilaku, sesuai dengan karakteristik kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan keprbadan.
Setidaknya ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam menilai hasil belajar peserta didik pada kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian.
Pertama, penilaian pendidikan ditujukan untuk menilai hasil belajar peserta didik secara menyeluruh, mencakup aspek kognitif, afektf, dan perilaku. Informashasl belajar yang menyeluruh menuntut berbagai bentuk sajian, yakni berupa angka prestasi, kategorsas, dan deskrpsnaratf sesuadengan aspek yang dnla.  Informasdalam bentuk angka cocok untuk menyajikan prestasi dalam aspek kognitif. Sajian dalam bentuk kategorsasdsertadengan deskrptf-naratf cocok untuk melaporkan aspek afektf dan perlaku.
 Kedua, hasl penlaan penddkan dapat dgunakan untuk menentukan pencapaan kompetensdan  melakukan pembnaan dan pembmbngan prbadpeserta ddk.
 Ketiga,  penilaian oleh pendidik terutama ditujukan untuk pembinaan prestasi dan pengembangan potenspeserta ddk.
Keempat, untuk memperoleh data yang lebih dapat dpercaya sebagadasar pengamblan keputusan perlu dgunakan banyak teknik penlaan yang dlakukan secara berulang dan berkesnambungan. 
b.  Penilaian oleh Satuan Pendidikan
Penlaan oleh satuan penddkan merupakan penlaan akhr pada tngkat  satuan pendidikan yang bertujuan untuk menilai pencapaian SKL. Penilaian kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian didasarkan pada hasil ujian sekolah dengan mempertmbangkan hasl penlaan oleh penddk.  
Penlaan oleh satuan penddkan dgunakan sebaga: (a) salah satu syarat  kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan,  (b) dasar untuk meningkatkan kinerja pendidik, dan (c) dasar untuk mengevaluaspelaksanaan kurkulum tngkat satuan penddkan.
Latihan
 Kerjakan dan diskusikanlah latihan di bawah ini.
1.      Dalam merencanakan dan melaksanakan penilaian pembelajaran, perlu mempertmbangkan prnsp-prnsp penlaan.  Kemukakan prnsp penlaan yang relevan dan rasionalnya untuk menilai  pembelajaran PKn dengan teknik non tes?
2.      Plhlah salah satu pendekatan atau lebh dar satu pendekatan yang cocok dengan PKn untuk membentuk warga negara Indonesa yang cerdas sebagawarga masyarakat demokratis khususnya dalam menyampaikan pendapat kepada pemerintah/DPR! Kemukakan teknk dan nstrumen penlaan yang cocok untuk mengetahupencapaan kompetensi pembelajaran!
3.      Apakah keunggulan teknk penlaan non tes? Mengapa teknk ndanggap tepat untuk pembelajaran PKn di Indonesia?
4.      Kemukakan, ranah apa saja yang dapat dinilai dalam kelompok mata pelajaran Kewarganegaraan dan Keprbadan menurut standar penlaan? Bagamana cara menlamasng-masng ranah tersebut?
5.      Kegatan menla PKn adalah proses untuk mendapatkan nformastentang prestasatau kinerja peserta didik dalam mata pelajaran PKn.  Kajilah Standar Isi PKn, kemudan tentukan satu standar kompetensdan kompetens dasarnya. Setelah tu, tentukan alat penlaan manakah yang cocok untuk mengukur tngkat penguasaan SK dan KD tersebut!
Rangkuman
Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi.  Dalam penddkan, penlaan berart proses pengumpulan dan pengolahan nformas untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Sedangkan ulangan, dapat dimaknai sebagai penilaian yang lebih khusus dalam konteks pembelajaran dan berkaitan dengan proses pengumpulan dan pengolahan nformasuntuk mengukur ketercapaan kompetens.
Dalam Permendknas Nomor 20/2007 tentang Standar Penlaan dkemukakan ada beberapa jenis ulangan untuk mengukur proses dan hasil pembelajaran, seperti ulangan haran, ulangan tengah semester (UTS), ulangan akhr semester (UAS), dan ulangan kenaikan kelas.  Ada dua jenis ujian yang diatur dalam standar penilaian, ialah ujian sekolah/madrasah dan ujian nasional (UN).
Dalam Standar Penilaian dikemukakan bahwa penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut: Sahih, Objektif, Adil, Terpadu, Terbuka, Menyeluruh dan berkesinambungan, Sstemats, Beracuan krtera, Akuntabel.
Penilaian mata pelajaran PKn adalah proses untuk mendapatkan informasi tentang prestasi atau kinerja peserta didik dalam mata pelajaran PKn. Hasl penlaan dgunakan untuk melakukan evaluasterhadap ketuntasan belajar peserta didik dan efektivitas proses pembelajaran PKn.   
Fokus penilaian PKn adalah keberhasilan belajar peserta didik dalam mencapai standar kompetensPKn yang dtentukan dalam Permendknas Nomor 22/2005 tentang Standar Isi (SI). Pada tingkat mata pelajaran, kompetensi yang harus dicapai berupa Standar Kompetensi (SK) mata pelajaran yang selanjutnya dijabarkan dalam Kompetensi Dasar (KD). Untuk tngkat satuan penddkan, kompetensi yang harus dcapapeserta ddk adalah Standar KompetensLulusan (SKL) sebagaimana tertera dalam Permendknas Nomor 23/2006.


Tes FormaTiF
Lingkarilah salah satu kemungkinan jawaban pada setiap butir pertanyaan yang menurut Anda paling tepat.
 1. Proses pengumpulan dan pengolahan nformasdsebut.....
A.  penilaan
B.  penilaan pendidikan
C.  penilaian pembelajaran
D.  penilaian diluar kelas

2.    Ulangan dapat dmaknasebagapenlaan yang lebh khusus dalam konteks pembelajaran dan berkaitan dengan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur.....
A.    kemampuan kognitif
B.    ketercapaian kompetensi
C.   aspek sikap dan nilai
D.   perilaku moral sehar-hari
3. Kegiatan yang dlakukan secara perodk untuk mengukur pencapaan kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih dinamakan....
A.    ulangan harian
B.    ulangan tengah semester
C.   ulangan akhir semester
D.   ulangan kenaikan kelas
4. Kegatan pengukuran pencapaan kompetenspeserta ddk yang dlakukan oleh satuan pendidikan untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dinamakan ....
A.    ujian sekolah
B.    ujian nasional
C.   ulangan akhir semester
D.   ulangan kenaikan kelas
5.  Penlaan harus ddasarkan pada data yang mencermnkan kemampuan yang dukur. Prnsp penlaan ndnamakan ....
A.     adil
B.     sahh
C.     objektif
D.     terpadu
6. Penilaian harus didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai. Prinsip penilaian ini dinamakan ....
A.     terbuka
B.     sahh
C.     objektif
D.     sistematis
7.  Salah satu prinsip penilaian adalah akuntabel, artinya ....
A.    penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengkuti langkah- langkah baku.
B.    penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian   kompetensi yang ditetapkan.
C.   penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik.
D.   penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.
8. Salah satu teknik penilaian berbentuk non tes adalah....
A.    tertulis
B.    praktik
C.   pengamatan
D.   praktek
 9. Suatu teknk penlaan yang menuntut peserta didik melakukan kegiatan tertentu diluar kegiatan pembelajaran di kelas adalah ...
A.    penugasan
B.    observasi
C.   portofolio
D.   jurnal
10. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian yang memfokuskan pada penguasaan materi tentang hak dna kewajiban warga negara merupakan penilaian aspek....
A.    sikap kepribadian
B.    perlaku berkepribadian
C.   pemahaman
D.   nilai dan moral








Pengembangan Instrumen Penilaian  Pembelajaran PKn
Prosedur Penilaian
Pernahkah Anda mendengar keluhan guru tentang sultnya melakukan penilaian untuk mata pelajaran PKn?  Pada umumnya, kesultan yang dihadapi adalah ketika akan menilai hasil belajar PKn dalam aspek (domain) afektif.   Memang hal ini telah menjadi masalah umum yang dhadapoleh para guru. Tdak dapat dsangkal bahwa aspek afektf merupakan bdang tertutup (close area) atau tersembuny(hidden) yang ada dalam drmanusa.  Tdak sepertaspek kogntf yang dapat dketahudengan cara penlaan tes. Menlaaspek afektf merupakan tugas yang tdak mudah dlaksanakan secara sederhana.  Oleh karena itu, panduan penilaian kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan keprbadan sebagasalah satu panduan dalam standar penlaan (Permendknas Nomor 20 tahun 2007) telah mengurakan hal ini Salah satu prinsip dalam pengembangan instrumen penlaan adalah dperolehnya nstrumen yang mampu menggal nformas yang akurat, namun harus cukup praktis dan proses penyusunannya tdak terlalu kompleks sehngga memliki nilai aplikatif yang tinggi bagi pihak pendidik dan satuan penddkan.
Dengan memperhatkan prnsp tersebut maka aspek penlaan untuk kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dibuat klasifikasi sebagai berikut: (1) aspek pemahaman akan hak dan kewajiban diri sebagai warga negara diukur dengan menggunakan tes hasil belajar, (2) aspek atau ciri kepribadian diungkap dengan menggunakan skala kepribadian, dan (3) aspek perlaku berkeprbadan dungkap lewat panduan pengamatan  dengan menggunakan rubrik penilaian. Panduan Penilaian kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian menguraikan model instrumen dan prosedur penilaian yang dapat dijadikan acuan oleh guru PKn di SD dalam menyusun instrumen penilaian sebagai berikut.
1.      Pemahaman akan Hak dan Kewajiban Diri sebagai Warga Negara
 Instrumen penlaan yang dapat dgunakan untuk mengukur aspek pemahaman akan hak dan kewajiban diri sebagai warga negara berupa tes-tulis kognitif (paper and pencil test) guna mengungkap tingkat penguasaan peserta didik sebagai hasil belajar  mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
Untuk mencapai tujuan dan kompetensi maka pengembangan tes ini harus didasarkan pada kisi-kisi tes yang memuat standar kompetens(SK) dan kompetensdasar (KD) sesuadengan jenjang pendidikan yang ditetapkan dalam Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Is. Sebagai acuan dalam penulisan soal, rumusan KD dijabarkan lebih lanjut oleh guru kelas di Madrasah Ibtidaiyah menjadi indikator-indikator pencapaian kompetens.
Dalam Panduan Penilaian kelompok mata pelajaran Kewarganegaraan dan kepribadian ditetapkan perkiraan waktu yang disediakan untuk pengerjaan soal sebagai bahan yang perlu dijadikan  pertimbangan dalam menentukan jumlah soal tes. Sebagai ilustrasi, Tabel 3 menyajikan perbandingan jumlah soal dan waktu yang disediakan untuk beberapa jenis tes tertulis.



Tabel,  Waktu Pengerjaan dan Jumlah Soal
Bentuk soal
Waktu (menit)
Jumlah soal
Pilihan ganda
45
30
120
60
Benar-salah
20
30
50
60
Menjodohkan
20
20
50
40
Melengkapi
20
20
50
40
Uraian
30
5
90
10

Tabel di atas tidak dimaksudkan sebagai patokan namun lebih merupakan perkraan kasar tentang waktu dan jumlah butir soal.  Guru dapat menentukan lama waktu tes yang sesuadengan tngkat kesultan soal dan karakteristik peserta didik yang ada disatuan pendidikan masing-masing.  Di samping itu, pendidik juga dapat menggunakan kombinasi beberapa bentuk soal dalam suatu tes. Tes lisan dapat digunakan apabila jumlah peserta didik tidak terlalu banyak.
2.      Aspek-aspek Keprbadan
 Dalam Panduan Penilaian kelompok mata pelajaran Kewarganegaraan dan Keprbadan dkemukakan bahwa penlaan terhadap perkembangan aspek atau crkeprbadan peserta ddk dmaksudkan untuk memperoleh gambaran mengena beberapa crkeprbadan yang telah tertanam dalam drpeserta ddk sebagabagan darhasl proses pembelajaran di sekolah. Meskipun demikian, pengembangan kepribadian tidak merupakan mata pelajaran tersendiri, melainkan merupakan tanggung jawab kolektif dari guru mata pelajaran yang tercakup dan dilaksanakan dalam kegiatan kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kewarganegaraan, bahasa, seni dan budaya, dan pendidikan jasmani. Oleh karena itu, penilaian terhadap perkembangan aspek kepribadian bukan merupakan kegiatan semester atau triwulan yang terjadwal melainkan berfungsi sebagai asesmen yang dilakukan oleh guru kelas/guru mata pelajaran, konselor dan/atau satuan penddkan secara berkesnambungan (longitudinal) sesuadengan kebutuhan.
Aspek keprbadan peserta ddk dapat dungkap melalupengamatan dan pengukuran dalam bentuk skala keprbadan. Karena pengembangan skala keprbadan tdak mudah, maka satuan penddkan secara bertahap dapat membentuk tim khusus yang bertugas mengembangkan skala sepertiini dan meminta bantuan ahli dari perguruan tinggi dan tidak menjadikannya sebagai tugas individual guru kelas di SD/MI.
Sumber acuan untuk pengembangan skala keprbadan adalah rumusan dalam Permendknas nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan SD/ MI, khususnya Bab II tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurkulum kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian yang meliputi aspek-aspek sikap dan kepribadian seperti: (a) menyadari akan hak dan kewajiban sebagai warga negara, (b) meningkatkan kualitas diri, (c) menyadari dan memiliki wawasan kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela negara, (d) menghargai hak-hak asasi manusia, kemajemukan bangsa, pelestaran lngkungan hdup, kesetaraan gender, (e) mengembangkan demokras, (f) memiliki tanggung jawab sosial, (g) menaati hukum, (h) membayar pajak, dan (i) anti korups, kolus, dan nepotsme.
 Pendidik memilih dan merumuskan kembali kesembilan aspek ini menjadi beberapa aspek afektif kepribadian yang sesuai dengan jenjang SD/MI, konteks kehidupan sehari- har, dan tngkat perkembangan peserta ddk. Sebagacontoh, darbutr d (menghargahak asasi manusia) dapat dirumuskan aspek “saling menghargai” dan aspek “bersikap santun”, dari butir a (menyadari akan hak dan kewajiban sebagai warga negara) dan dari butir f (memiliki tanggungjawab warga negara) dapat dirumuskan aspek “rasa tanggung jawab”, dari butir b (meningkatkan kualitas diri) dapat dirumuskan aspek “percaya diri” dan aspek “kompetitif”, dan lain-lain. Guru kelas/mata pelajaran menjabarkan masing- masing aspek tersebut menjadi beberapa indikator sebagaimana dicontohkan dalam Tabel 4.
Soal dalam skala kepribadian disusun dalam wujud deskripsi situasi hipotetik yang dkutoleh dua plhan respon perlaku yang harus dplh salah-satunya oleh peserta ddk. Peserta ddk dhadapkan pada certa rngkas (dua sampaenam kalmat) yang merupakan gambaran stuassehar-haryang mengandung problematka yang mungkn dhadappeserta ddk dan harus drespon dengan cara memlh salah satu dar dua plhan yang dsedakan. Satu di antara dua pilihan jawaban tersebut isinya mengandung indikasi adanya crkeprbadan tertentu sebagamana dgambarkan oleh ndkator keperlakuannya (favourable response) sedangkan plhan yang lan tdak mengandung ndkasadanya crkeprbadan tersebut (unfavourable response).
Tabel 4.  Model Ks-KsSkala Keprbadan sebagaInstrumen Penlaan terhadap Aspek Keprbadan Peserta ddk
ASPEK KEPRIBADIAN
INDIKATOR KEPERILAKUAN
   I. Bertanggungjawab (TJ)

a.   Tidak menghindari kewajiban
b.   Melaksanakan tugas sesuadengan kemampuan
c.   Menaati tata tertib sekolah
d.    Memelihara fasilitas sekolah
II. Percaya Dr(PD)
a. Tdak mudah menyerah
 b. Berani menyatakan pendapat
 c. Berani bertanya
 d. Mengutamakan usaha sendiri dari pada bantuan

III saling menghargai (SM)
a. Menerma pendapat yang berbeda
b. Memaklumi kekurangan orang lain
c. Mengakui kelebihan orang lain
d.    Dapat bekerjasama
IV. Bersikap Santun (SS)
a. Menerima nashat guru
b. Menghndarpermusuhan dengan teman
c. Menjaga perasaan orang lain
V Kompetitif  (KO)
a. Berani bersaing
b. Menunjukkan semangat berprestasi
c. Berusaha ingin lebih maju
d. Memiliki keinginan untuk tahu


(Panduan Penilaian Kelompok Mapel Kewarganegaraan dan Kepribadian, 2007)
 Untuk menjaga reliabilitas hasil pengukuran, maka jumlah soal dalam masing-masing aspek skala kepribadian ini hendaknya berjumlah tidak kurang dari 10 butir, meskipun indikator pada setiap aspek jumlahnya tidak sama. Dengan demkan, bla terdapat lma aspek, maka keseluruhan butir dalam skala (instrumen) minimal berjumlah 50.
3.      Perlaku Berkeprbadan
Dalam Panduan Penilaian kelompok mata pelajaran Kewarganegaraan dan Keprbadan dkemukakan bahwa sepertpenlaan terhadap perkembangan aspek- aspek kepribadian peserta didik, penilaian terhadap perilaku berkepribadian juga bukan merupakan kegiatan semester yang terjadwal melainkan berfungsi sebagai asesmen yang dlakukan sesuakebutuhan bak oleh penddk maupun oleh satuan penddkan. Penlaan terhadap perlaku berkeprbadan menghendakadanya rumusan standar perlaku sebagamana yang dmaksudkan oleh Permendknas  Nomor 23 Tahun 2006 tentang SKL untuk Satuan Penddkan SD/MI. Rumusan standar perlaku bagmasing-masing jenjang pendidikan ini dijadikan indikator perilaku yang dapat dinilai menggunakan rubrk (tabel yang memuat gambaran perlaku dan skor pencapaannya berdasarkan pengamatan jangka panjang), yang contohnya tersaji dalam Tabel 5.
Tabel  5.  Model Rubrk Penlaan Perlaku Berkeprbadan untuk SD/MI
Kriteria Prilaku
Skor pencapaian
Terlibat dalam berbagai kgiatan di sekolah
0
1
2
3
Mematuhi tata tertib kelas




Memanfaatkan fasilitas sekolah




Mengembangkan diri secara optimal




Memanfaatkan fasilitas teknologi Informasi




Memberdayakan diri dengan belajar




Gemar membaca dan menulis




Menjaga kesehatan Jasmani




Menghargai karya diri sendiri dan orang lain




(diadaptasi dari Panduan Penilaian Kelompok Mapel Kewarganegaraan dan Kepribadian, 2007)
            Rubrk penlaan perlaku berkeprbadan bersdeskrptor yang mengndkaskan dmlknya bentuk-bentuk perlaku sesuakrtera pada rubrk, yang berbeda-beda tingkat pencapaiannya mulai dari ”tidak ada indikasi” (skor 0), ”ada sedikit indikasi” (skor 1), ”lebih banyak indikasi” (skor 2), dan ’indikasi yang meyakinkan” (skor 3).  Skor yang diperoleh pada masing-masing kriteria perilaku tidak untuk dijumlahkan tetapi dapat dilaporkan dalam bentuk profil yang menggambarkan bentuk perilaku mana yang relatif lebih menonjol dan yang mana yang belum tampak.
Dasar evaluasi terhadap berbagabentuk perlaku berkeprbadan adalah pengamatan jangka panjang (longitudinal) terhadap peserta didik baik perilaku yang terjadi secara alamah sehar-har, perlaku yang dkondskan lewat smulasperan, maupun perlaku yang dstmulaslewat skenaro guna memancng reakspeserta ddk. Pengamatan yang dmaksudkan tdak terbatas hanya pada pengamatan langsung yang dlakukan oleh guru kelas atau guru mata pelajaran, tetapi juga laporan pengamatan guru lain serta mencakup pula pengamatan tdak langsung berupa laporan darsumber-sumber lan yang dpercaya.
Rangkuman
Aspek penilaian untuk kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dibuat klasifikasi sebagai berikut: (1) aspek pemahaman akan hak dan kewajiban diri sebagai warga negara diukur dengan menggunakan tes hasil belajar, (2) aspek atau ciri keprbadan dungkap dengan menggunakan skala keprbadan, dan (3) aspek perlaku berkeprbadan dungkap lewat panduan pengamatan  dengan menggunakan rubrk penlaan.
Instrumen penlaan yang dapat dgunakan untuk mengukur aspek pemahaman akan hak dan kewajiban diri sebagai warga negara berupa tes-tulis kognitif (paper and pencil test) guna mengungkap tingkat penguasaan peserta didik sebagai hasil belajar  mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan berdasarkan pada kisi-kisi tes yang memuat standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) sesuai dengan jenjang pendidikan yang dtetapkan dalam Permendknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Is.
Aspek keprbadan peserta ddk dapat dungkap melalupengamatan dan pengukuran dalam bentuk skala keprbadan. Karena pengembangan skala keprbadan tdak mudah, maka satuan penddkan secara bertahap dapat membentuk tm khusus yang bertugas mengembangkan skala sepert ndan memnta bantuan ahldarperguruan tnggdan tidak menjadikannya sebagai tugas individual guru kelas di SD/MI.
Penlaan terhadap perlaku berkeprbadan menghendakadanya rumusan standar perlaku sebagamana yang dmaksudkan oleh Permendknas  Nomor 23 Tahun 2006 tentang SKL untuk Satuan Penddkan SD/MI. Rumusan standar perlaku bagmasing-masing jenjang pendidikan ini dijadikan indikator perilaku yang dapat dinilai menggunakan rubrk.
Tes FormaTiF
1. Berikut ini adalah aspek penilaian dalam kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan keprbadan menurut panduan standar penlaan, kecual:
A.    aspek pemahaman akan hak dan kewajiban diri sebagai warga negara.
B.    aspek atau ciri kepribadian.
C.   aspek perilaku berkeprbadian.
D.   aspek nilai kepribadian
 2. Aspek pemahaman akan hak dan kewajiban diukur dengan menggunakan ....
A.    tes hasil belajar
B.    pengamatan
C.   skala sikap
D.   non tes
3. Indikator tes untuk aspek pemahaman akan hak dan kewajiban warga negara dalam kisi-kisi dikembangkan dari...
A.    Indikator pembelajaran
B.    Tujuan pembelajaran
C.   SK dan KD
D.   Substansi materi pembelajaran
 4. Dalam mengembangkan kisi-kisi penilaian, penddk harus mencermati masing-masing KD apakah termasuk ranah kogntf atau ranah afektf atau perlaku. Hal ini penting karena ....
A.    hanya ranah afektf diukur dengan tes
B.    hanya ranah kogntf yang diukur dengan tes
C.   hanya ranah perlaku yang diukur dengan tes
D.   hanya ranah kognitif yang diukur dengan nontes
5. Bahan penyusunan butir soal dikembangkan dari....
A.    substansi kajian setiap KD
B.    standar kompetensi
C.   indikator pembelajaran
D.   standar kompetensi lulusan
6. Bentuk soal tes tertulis yang cocok untuk peserta didik SD kelas rendah (Kelas 1, 2, 3) adalah ...
A.    Pilihan ganda
B.    Jawaban singkat
C.   Melengkapi
D.   Benar salah
 7. Tes tipe uraian hanya digunakan di SD/MI untuk jenjang paling rendah Kelas ....
A.    Kelas V
B.    Kelas IV
C.   Kelas III
D.   Kelas II
8.  Perkiraan waktu pengerjaan soal pilihan ganda yang benar adalah .....
A.    Jumlah soal 60 waktu pengerjaan 120 menit
B.    Jumlah soal 30 waktu pengerjaan 20 menit
C.   Jumlah soal 20 waktu pengerjaan 20 menit
D.   Jumlah soal 40 waktu pengerjaan 50 menit
9.  Untuk menjaga reliabilitas hasil pengukuran, maka jumlah soal dalam masing-masing aspek skala kepribadian ini hendaknya berjumlah …
A.    Minimal 50 butir
B.    Maksimal 50 butir
C.   Mnmal 10 butir
D.   Maksimal 10 butir
10. Penlaan terhadap perilaku berkeprbadan dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut....
A.    didalam kelas setiap hari
B.    kegiatan semester terjadwal
C.   pada akhir semester
D.   sesua kebutuhan.














BAB X
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Contoh RPP pembelajaran terpadu model integrated dapat Anda paparkan pada bagan berikut ini: 
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Kompetensi Dasar      : Mengenal pentingnya lingkungan alam, seperti dunia tumbuhan dan dunia  hewan
Tahap 1                                   : tahap
Indikator yang di pilih adalah:
1.    Menceritakan arti mencintai lingkungan hidup (IPA)
2.    Menyebutkan 2 jenis Lingkungan (Mat dan IPA)
3.    Membandingkan 2 jenis lingkungan (MAT dan IPA)
4.    Menyebutkan 2 macam lingkungan (IPA)
5.    Mengenal hewan dan Tumbuhan disekitar rumah dan sekolah melalui pengamatan (IPA)
6.    Membuat cat pewarna dari bahan alam (Kertakes)
7.    Menyanyikan lagu anak (kebunku, kelinciku, kupu-kupu, dll) bersama-sama (Kesenian)
8.    Membuat puisi tentang hewan, dan tumbuhan (contoh : tentang gajah, bunga, dsb) (Kesenian dan B. Indonesia)
9.    Mengunjungi kebun binatang (suaka marga satwa) atau puncak (IPA)
10.  Mencari tau manfaat Toga di sekitar kita.(IPA)
11.  Akibat bila kita tidak melestarikan hewan yang ada disekitar kita (IPA dan PKN)
12.  Akibat bila kita menebang pohon secara sembarangan. (IPA dan PKN)   
Tahap 2, Tujuan          : Setelah memahami tema diharapkan:  :
1.    Siswa mampu menceritakan arti mencintai lingkungan.
2.    Siswa mampu menyebutkan 2 jenis lingkungan di sekitarnya.
3.    Siswa mampu mengenal 2 jenis lingkungan di sekitarnya.
4.    Siswa dapat menyebutkan 3 macam lingkungan.
5.    Siswa dapat mengenal hewan dan tumbuhan di sekitar rumah.
6.    Siswa dapat membuat cat bewarna dari bahan alam.
7.    Siswa dapat menyanyikan lagu anak (kebunku, kelinciku, kupu-kupu, dll) bersama-sama.
8.    Siswa dapat Membuat puisi tentang hewan, dan tumbuhan. (contoh : tentang gajah, bunga, dsb)
9.    Siswa dapat mengikuti rekreasi. 
10.  Siswa dapat mengetahui manfaat dari toga.
11.  Siswa dapat menyebutkan akibat dari tidak melestarikan hewan.
12.  Siswa dapat menjelaskan akibat penebangan hutan.
 Langkah Perencanaan: Memilih Materi Pokok/Standar :
1.    Mencintai lingkungan
2.    Jenis lingkungan tumbuhan dan lingkungan hewan
3.    Cara menjaga dan memelihara lingkungan
4.    Macam-macam lingkungan
5.    Mengenal hewan dan tumbuhan
6.    Cara membuat pewarna dari bahan alam.
7.    Menyanyi lagu tentang hewan/tumbuhan
8.    Puisi tentang hewan dan tumbuhan
9.    Rekreasi ke kebon binatang
10.  Membuat TOGA/mengukur ukuran resep berapa lembar daun sirih, berapa butir kencur, kunyit.  
11.  Kerusakan alam yang tidak dilestarikan
12.  Dampak dari penebangan hutan liar 
Metode Pembelajaran :
1.    Diskusi
2.    Pengamatan
3.    Tanya Jawab
4.    Karya wisata
5.    Dialog
Media 
1.    Beberapa macam hewan, tumbuhan disekitar kita
2.    Tumbuhan yang dapat dijadikan pewarna
3.    Kaset
4.    Gambar- gambar binatang dan bunga
 Kegiatan Pembelajaran : Tahap 3 Pelaksanaan
 1. Kegiatan Awal :
a.    Menciptakan suasana: Salam pembuka dan do’a.
b.    Pretest : Peserta didik menjawab beberapa pertanyaan tentang tumbuhan dan hewan di di sekitarnya.
c.    Menghubungkan materi yang telah dimiliki peserta didik dengan bahan kompentensi baru.
 2. Kegiatan Inti :
a.       Pengorganisasian : Kelompok kecil
b.       Prosedur Pembelajaran
1.    Tanya jawab mengenai hewan dan tumbuhan yang ada di sekitar sekolah dan rumah.
2.    Menceritakan hewan dan tumbuhan yang ada di sekitar sekolah dan rumah
3.    Kegiatan pengamatan
4.    Melaporkan hasil pengamatan
5.    Diskusi kelompok
6.    Menyimpulkan hasil pengamatan dan diskusi
7.    Memberi contoh lingkungan tumbuhan dan hewan dan cara memeliharanya
8.    Membuat rangkuman
    c. Pembentukan Kompentensi
1) Pertemuan pertama Menceritakan arti pentingnya mencintai lingkungan dan akibat dari apabila lingkungan tidak terjaga.
2) Pertemuan kedua
a.    Menceritakan lingkungan tumbuhan dan hewan dan kegunaan bagi manusia
b.    Mencari tahu manfaat dari tumbuh- tumbuhan di sekitar kita.
c.    Akibat bila kita tidak melestarikan hewan yang ada di sekitar kita.
3) Pertemuan Ketiga
Mendiskusikan ada lingkungan lain selain lingkungan tumbuhan dan hewan disekitar kita, seperti lingkungan danau, laut, pantai, dan sawah, serta manfaatnya bagi manusia.
4) Pertemuan keempat
a)    Siswa dapat menyanyikan lagu anak (kebunku, kelinciku, kupu-kupu, dll) bersama-sama.
b)    Siswa dapat membuat puisi tentang hewan, dan tumbuhan (contoh : tentang gajah, bunga, dsb)
c)    Siswa mengadakan observasi di lingkungan sekitar (kebun binatang/agrowisata) Hewan dan tumbuhan sesama makhluk Tuhan
3. Kegiatan Akhir :
a)    Untuk membentuk dan memantapkan sikap peserta didik terhadap kompentensi yang telah dipelajari pada akhir pembelajaran diambil kesimpulan dan perenungan.
b)    Post tes dilakukan secara lisan dan tertulis
Sumber Pembelajaran  : Sumber pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran ditulis sebagai berikut:
1.    Lingkungan tumbuhan dan hewan di sekolah dan rumah
2.    Buku Paket
3.    Buku Pendidikan Kewarganegaraan untuk SD kelas II— Erlangga halaman 4. —67
4.    Gambar - gambar alam, tumbuhan dan hewan
5.    Buku-buku lain yang relevan
6.    VCD
7.    Kaset
Tahap 4 Penilaian: Penilaian proses dan hasil. : Penilaian dilakukan melalui penilaian proses tes lisan dan portofolio
1.    Penilaian proses dilakukan melalui pengamatan pada saat peserta didik melakukan kegiatan 
2.    Tes lisan dilakukan melalui tanyajawab tentang kegiatan yang baru dilakukan peserta didik sesuai dengan indikator kompentensi yang akan dicapai dalam pembelajaran
3.    Portofolio mencakup seluruh hasil kegiatan peserta didik yang dikumpulkan untuk dijadikan bahan penilaian akhir.
Aspek yang dinilai 
1.    Afektif Komponen yang dinilai antara lain etika sopan santun, mendengarkan dengan tenang, mematuhi peraturan yang ada, atau kemampuan mengkomunikasikan hasil kegiatan. Penilaian dilakukan pada saat siswa melakukan kunjungan ke kebun binatang/agrowisata. Mencintai dan sayang pada binatang.
2.    Psikomotorik Komponen yang dinilai adalah keterampilan dalam menggunakan peralatan dan membuat bagan, mencari dan mengumpulkan kliping, keterampilan siswa dalam memainkan peran, keterampilan mencatat, ketepatan waktu dalam melaporkan tugas portofolio, laporan, dll.
3.    Kognitif Komponen yang dinilai adalah kemampuan menjawab pertanyaan dengan baik yang dilontarkan guru dalam menjawab soal-soal dari konsep-konsep dari materi yang telah disampaikan.              









Standart kompetensi
Uraian
metode
media
Penilaian
Kognitif
Afektif
Keterampilan
Kelas I semester I
1.    Menerapkan hidup rukun dalam perbedaan


2.    Membiasakan       tertib di rumah dan        di sekolah.

Mengenal arti kerukunan dalam kondisi yang berbeda

Mengetahui perlunya tata tertib di sekolah dan dirumah. 


Menghayati sikap rukun dalam kondisi berbeda    


Memiliki sikap hidup tertib dalam mematuhi aturan dirumah dan disekolah. 


Membiasakan diri untuk hidup rukun dengan siapapun    


Membiasakan diri melaksanakan kegiatan menurut peraturan yang berlaku. 


Ceramah, cerita, tanya jawab, penugasan   


Ceramah, cerita, gambar, kaset, lagu 


Gambar, kaset, lagu-lagu ‘holobis kuntul baris’   


Gambar, tape recorder, video


Proses : lisan, tertulis. Hasil : tertulis, tugas   


Proses : lisan, tulis, pengamatan Hasil : tulis, lisan

Kelas I semester 2
1.    Menerapkan hak anak di  rumah dan disekolah


2.    Menerapkan kewajiban anak dirumah dan disekolah



Mengetahui hak anak di rumah dan disekolah   



Mengetahui berbagai bentuk kewajiban dirumah dan disekolah.

Menghayati dirinya mempunyai hak dirumah dan disekolah   

Mempunyai sikap hidup untuk memayuhi kewajiban dirumah dan disekolah.

Membiasakan diri menggunakan haknya dirumah dan disekolah  dengan baik  

Membiasakan diri hidup dengan mematuhi kewajiban dirumah dan disekolah.

Ceramah Tanya jawab Penugasan  

Video, tape recorder, gambar 

Proses : test lisan, LKS Tulis tulis, tu-gas, pengamatan




Standart kompetensi
Uraian
metode
media
Penilaian
Kognitif
afektif
Keterampilan
Kelas II semester 1
1.    Membiasakan hidup  kegotong royongan 



2.    Menampilkan sikap cinta lingkungan
Mengenal berbagi bentuk kegiatan gotong royong dalam rumah, sekolah dan masyarakat

Mengetaui perlunya mencintai  lingkungan

Menghayati perlunya gotong royong dalam suatu kegiatan       



Membiasakan hidup dengan cinta lingkungan 

Melatih diri untuk berperan serta dalam kegiatan gotong royong di rumah sekola dan masyarakat.   

Memberi contoh perilaku saying pada lingkungan  

Ceramah, Tanya jawab, penugasan        





Diskusi, pengamatan, tanya jawab, 
Karya wisata
Gambar gotong royong, kaset         





Ikan hias, tumbuhan yang dapat dijadikan pewarna, gambar binatang bunga dan buah.

Proses  Lisan, porto folio Hasil Tulis. tugas       




Proses : test lisan, porto folio S, test tulis, pengamatan afektif,psikomotorik dan kognitif.

Kelas II semester 2
1.    Menapilkan sikap demokrasi





2.    Menampilkan nilai-nilai pancasila

Mengetahui perluya hidup dalam suasana demokrasi



Mengenal perlunya kesadaran terhsdsp nilai-nilai pancasila

Membiasakan diri menghargai pendapat teman




Menghyati nilai-nilai pancasila dalam kehidupannya

Melakukan pemecahan masalah degan musyawarah mufakat baik dirumah maupun dengan teman
Mengamalkan nilai-nilai pancasila sesuai dengan kehidupan sehari-hari

Ceramah, cerita, diskusi, sosiodrama, Tanya jawab



Ceramah, Tanya jawab, diskusi pengamatan

Gambar, kaset lagu pemilu





Gambar pancasila dan video
Proses
Lisan, pengamatan, penugasan
Hasil
Tes tulis, penugasan



Poses
Lisan, Tanya jawab, skala sikap
Hasil
tes tulis penugasan


Standart kompetensi
Uraian
metode
media
Penilaian
Kognitif
afektif
Keterampilan
Kelas III semester 1
1.    Mengamalkan makna sumpah pemuda 


2.    Melaksanakan norma yang berlaku di masyarakat

Mengetahui sejarah terjadinya sumpah pemuda



Mengenal norma-norma yang berlaku dalam masyarakat(norma agama, hokum, kesopanan, kesusilaan,kebiasaan)
Menghargai jasa pahlawan pencetus sumpah pemuda


menghargai
norma-norma yang berlaku dalam masyarakat(norma agama, hokum, kesopanan, kesusilaan, kebiasaan)
Mengadakan peringatan hari sumpah pemuda



Membiasakan diri melakukan norma-norma yang ada di masyarakat
(norma agama, hokum, kesopanan, kesusilaan, kebiasaan)
Ceramah, Tanya jawab, bermain peran ,penugasan  ikrar sumpah pemuda, menyanyikan lagu wajib       






Gambar, kaset , video       






Proses
Kinerja, tes tulis, pengamatan dan portofolio



Kelas III Semester 2
1.    Memiliki Harga Diri Sebagai Individu




2.    Memiliki Kebanggaan Sebagai Bangsa Indonesia


Mengenal perlunya memiliki sikap harga diri sebagai individu





Mengenal perlunya dirinya sebagai bagian dari bangsa Indonesia

Membiasakan menempatkan dirinya sebagai individu dalam masyarakat



Menyadari bahwa dirinya adalah bangsa wilayah Indonesia

Mengkui kelebihan dan kekurangan dirinya sebagai individu



Bangga menggunakan produk dalam negeri

Ceramah, cerita, diskusi, , Tanya jawab



Ceramah, Tanya jawab, diskusi pengamatan

Gambar, kaset
video
Proses
Kinerja,tes tulis,pengamatan dan portofolio

Analisis Pengembangan Kurikulum PKn SD kelas 1, 2, 3 sebagai Bahan Masukan untuk Menyusun RPP Dalam Simulasi PKn SD 
ini membahas tentang  analisis pengembangan kurikulum PKn SD. Analisis yang dimaksudkan disini adalah analisis materi dari muatan kognitif, afektif, dan psikomotor, serta pemilihan metode, media dan alat penilaian yang cocok untuk mencapai tujuan. Apabila Anda sudah menyiapkan semua ini sangat memudahkan Anda dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.  S Cara menganalisis pengembangan kurikulom PKn ini terlebih dahulu, (1) Anda menyiapkan materi PKn yang ada di dalam kurikulum, standar kompetensi apa yang akan Anda sampaikan pada siswa, (2) kandungan kognitifnya apa, afektifnya apa, dan (3) psikomotornya apa. Setelah itu yang ke (4) Anda memilih metode apa saja yang cocok, pilih yang membuat siswa senang dan selanjutnya (5) media yang Anda gunakan adalah media yang ada di sekolah Anda dan akan lebih baik lagi jika didukung dengan audio visual, atau yang lain, sehingga dapat memudahkan siswa dalam menerima materi dan memudahkan Anda dalam menyampaikan materi.
Selanjutnya yang paling akhir adalah penilaian, hal ini sangat penting karena penilaian perlu mendapatkan perhatian yang serius. Perlu Anda ketahui bahwa penilaian PKn sedikit berbeda dari pada yang lain karena aspek sikap tidak dapat ditinggalkan begitu saja seperti sebelumnya. Penilaian yang dimaksud adalah penilaian proses dan penilaian hasil dengan tiga taksonomi Bloom yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Komponen komponen tersebut ( proses, hasil, kognitif, afektif dan psikomotor), mempunyai bobot/skor yang berbeda. Apabila penilaian secara menyeluruh sudah Anda lakukan secara terus menerus, maka  label over cognitive secara berangsur-angsur pula akan berubah menjadi seimbang antara pengetahuan, sikap dan ketrampilan. Apabila semua ini telah Anda siapkan, maka Anda tinggal memasukkan dalam silabus maupun RPP, dan menerapkan model pembelajaran yang cocok.
Soal  Latihan
1.    Menurut anda model pembelajaran apa yang lebih cocok untuk menanamkan sikap bangga terhadap bangsa Indonesia dalam pembelajaran PKn SD kelas 3 semester dua.
2.    Dari soal latihan no.1 di atas apa aspek kognitif yang anda pilih?
3.    Apa aspek afektif yang anda pandang cocok? 4. Apa juga aspek psiko motor yang anda anggap tepat? 

Tes Formatif 
Bagaimana langkah anda dalam menganalisis kurikulum PKn SD kelas 1,2,3 dengan standar kompetensi memiliki harga diri sebagai individu. Jelaskan dari beberapa tinjauan di bawah ini!
1. Jelaskan jika ditinjau dari aspek kognitif!
2. Bagaimana jika ditinjau dari aspek afektif?
3. Bagaimana pula jika ditinjau dari aspek psikomotor?
 4. Jelaskan apa bila ditinjau dari beberapa metode yang akan digunakan! 
5. Bagaimana pula jika ditinjau dari media yang akan digunakan? 
6. Jelaskan dari  alat penilaian yang cocok untuk digunakan!
7. Model pembelajaran apa yang akan Anda gunakan?
8. Materi apa yang terkait dengan memiliki harga diri yang akan Anda kembangkan? 
bentuk soal jangan pengetahuannya saja yang diukur tetapi secara keseluruhan                       

Tes Formatif 
Bagaimana langkah anda dalam menganalisis kurikulum PKn SD kelas 1,2,3 dengan standar kompetensi memiliki harga diri sebagai individu. Jelaskan dari beberapa tinjauan di bawah ini!
1.   Jelaskan jika ditinjau dari aspek kognitif!
2.   Bagaimana jika ditinjau dari aspek afektif?
3.   Bagaimana pula jika ditinjau dari aspek psikomotor?
4.   Jelaskan apa bila ditinjau dari beberapa metode yang akan digunakan! 
5.   Bagaimana pula jika ditinjau dari media yang akan digunakan? 
6.   Jelaskan dari  alat penilaian yang cocok untuk digunakan!
7.   Model pembelajaran apa yang akan Anda gunakan?
8.   Materi apa yang terkait dengan memiliki harga diri yang akan Anda kembangkan? 









GLOSARIUM
1.    Demokrasi berarti pemerintahan yang dijalankan oleh rakyat baik secara langsung maupun tdak langsung (melaluperwaklan) setelah adanya proses pemlhan umum secara langsung, umum, bebas, rahasa, jujur dan adil, sering disebut “luber dan jurdil”.
2.    Disposisi kewarganegaraan menunjuk pada ciri-ciri watak pribadi dan watak kemasyarakatan yang dperlukan bagpemelharaan dan perbakan demokraskonsttusonal.
3.    Ilmu politik pada hakekatnya adalah studi yang mengkaji tentang negara dan pemerntahan dalam artyang dnams karena melputseluruh aktvtas pemerntahan yaknmasalah kekuasaan, system pemerntahan, proses pengamblan keputusan, membuat dan melaksanakan kebijakan umum dan pembagian untuk kepentngan umum dan masyarakat.
4.    Kemampuan dasar adalah paket mnmal yang dmlkoleh sswa mencakup kebutuhan ndvdu untuk memecahkan masalah-masalah sosal poltk yang mereka sedang dan akan hadap serta su-su yang telah menjadi topik dan agenda publik.
5.    Portofolio adalah suatu kumpulan pekerjaan siswa dengan maksud tertentu dan terpadu yang dseleksmenurut panduan-panduan yang dtentukan. Portofolio dalam pembelajaran PKn merupakan kumpulan informasi yang tersusun dengan bak yang menggambarkan rencana kelas sswa berkenaan dengan suatu isu kebijakan publik yang telah diputuskan untuk dikaji mereka, baik dalam kelompok kecil maupun kelas secara keseluruhan.
6.    Demokrasi berarti pemerintahan yang dijalankan oleh rakyat baik secara langsung maupun tdak langsung (melaluperwaklan) setelah adanya proses pemlhan umum secara langsung, umum, bebas, rahasa, jujur dan adil, sering disebut “luber dan jurdil”.
7.    Disposisi kewarganegaraan menunjuk pada ciri-ciri watak pribadi dan watak kemasyarakatan yang dperlukan bagpemelharaan dan perbakan demokraskonsttusonal.
8.    Ilmu politik pada hakekatnya adalah studi yang mengkaji tentang negara dan pemerntahan dalam artyang dnams karena melputseluruh aktvtas pemerntahan yaknmasalah kekuasaan, system pemerntahan, proses pengamblan keputusan, membuat dan melaksanakan kebijakan umum dan pembagian untuk kepentngan umum dan masyarakat.
9.    Analisis situasi belajar: suatu pengkajian terhadap faktor-faktor latar belakang pengalaman sswa, skap dan kemampuan guru, klm sekolah, sumber belajar dan hambatan-hambatan eksternal. Analss faktor nternal : merupakan bagan bdang analss terhadap faktor-faktor yang berasal dardalam lngkungan sekolah.
10.  Analss faktor eksternal : merupakan bagan bdang analss terhadap faktor-faktor yang berasal darluar lngkungan sekolah. Perubahan bdang sosal budaya : merupakan salah satu bentuk analss eksternal sekolah yang melputperubahan penduduk, perubahan fungskeluarga, perubahan fungs/peran wanta (msalnya emanspas), perubahan dalam struktur ekonom, perubahan teknolog dan nformas, dan sebaganya.
11.  Pendekatan ntegras(ntegrated approach): merupakan pendekatan yang berusaha melakukan inovasi dalam sistem pembelajaran dalam IPS dengan berupaya melakukan integrasi terhadap sejumlah mata pelajaran dalam IPS.
12.  Curah pendapat atau brainstorming merupakan metode pembelajaran yang melbatkan kelompok besar atau kecl yang mendorong para sswa untuk memecahkan masalah tertentu.  
13.  Bermain peran atau role playing adalah  metode pembelajaran yang memberi kesempatan kepada sswa untuk memerankan karakter dalam stuastertentu. 
14.  Debat adalah beradu argumen secara terstruktur antara dua phak (ndvdu atau tm atau kelompok) yang berlawanan dengan cara mempertahankan dan/atau menyerang dall atau pendapat yang dkemukakan. 
15.  Pendekatan dartkan sebagacara memandang sesuatu (a way of vewng), cara mendekatsuatu persoalan/fenomena/proses.  Peta konsep adalah bentuk khusus dari diagram jaring untuk mengeksplorasi pengetahuan dan mengumpulkan dan berbag nformas.
16.  Strategdapat dartkan sebagacara untuk mencapasuatu target (a way of achevng target). Metode pembelajaran berarti cara untuk mengatasi masalah dalam mencapai tager (a way of handlng).  Simulasi adalah bentuk belajar melalui pengalaman atau belajar dengan mengalami.
17.  Teknk berartcara melakukan sesuatu secara lebh khusus lag(a way of tacklng).
18.  Gambar adalah meda umum yang palng banyak dgunakan, oleh karena tu seharusnya setiap pengajar atau sekolah memiliki koleksi gambar-gambar, baik diambil dari guntingan koran atau majalah, fotografi, slide, fotocopy, atau pun gambar sket.
19.  Gambar kartun dan karikatur adalah gambar imajinatif yang menggunakan smbol-smbol tertentu dan terkadang agak berlebhan untuk menggambarkan orang atau stuastertentu. 
20.  Klpng adalah guntngan/potongan gambar atau tulsan yang dperoleh darbarbaga sumber seperti dari majalah, surat kabar, buku, kalender, katalog, klan dan poster.
21.  Slide dan film strip adalah gambar film transparan yang ditayangkan secara “diam” dengan menggunakan proyektor filmslide dan film strip.
22.  Good Ctzenshp adalah warga negara yang bak Jarngan Indkator adalah menggambarkan keterhubungan ndkator dalam ntra atau antarmata pelajaran Kompetensi dasar kemampuan atau kompetensi minimal dalam mata pelajaran yang harus dmlkoleh lulusan atau kemampuan mnmal yang harus dapat dlakukan atau dtamplkan oleh sswa darstandar komptensi untuk suatu mata  pelajaran.
23.  Model connected hubungan antarbutir-butir pembelajaran yang dapat dipayungkan  pada induk mata pelajaran tertentu Model integrated merupakan model pemaduan sejumlah tema (topik) pembelajaran dari mata pelajaran yang berbeda tetapi esensinya sama dalam sebuah tema /topk  tertentu.
24.  Model webbed adalah model pembelajaran yang dipergunakan untuk mengajarkan tema tertentu yang berkecendrungan dapat dsampakan melalubeberapa mata pelajaran.  
25.  Pembelajaran terpadu merupakan pendekatan yang mengintegrasikan beberapa mata pelajaran  atau materi pokok yang terkait secara harmonis Standar kompetensi standar kemampuan yang harus dikuasai untuk menunjukkan bahwa hasil mempelajari mata pelajaran tertentu berupa penguasaan atas pengetahuan, skap, dan keteramplan tertentu telah dcapa.
26.  Berpkr krts : suatu proses berpkr dengan mengemukakan penlaan dengan menerapkan norma dan standar yang tepat. Demokrasi berarti pemerintahan yang dijalankan oleh rakyat baik secara langsung maupun tdak langsung (melaluperwaklan) setelah adanya proses pemlhan umum secara langsung, umum, bebas, rahasa, jujur dan adil, sering disebut “luber dan jurdil”.
27.  Disposisi kewarganegaraan menunjuk pada ciri-ciri watak pribadi dan watak kemasyarakatan yang dperlukan bagpemelharaan dan perbakan demokraskonsttusonal.
28.  Hak asasmanusa: adalah seperangkat hak yang melekat pada hakkat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dlndung oleh negara, hukum, Pemerntah,  dan setap orang demkehormatan serta perlndungan harkat dan martabat manusa. 
29.  Inkur: proses peneltan, mempertanyakan, memecahkan masalah. Kemampuan dasar adalah paket mnmal yang dmlkoleh sswa mencakup kebutuhan ndvdu untuk memecahkan masalah-masalah sosal poltk yang mereka sedang dan akan hadap serta su-su yang telah menjadi topik dan agenda publik.
30.  Pembelajaran inkuiri : suatu pendekatan atau metode untuk mengatasi kebosanan belajar siswa melalui proses mempertanyakan suatu masalah dan berusaha memecahkannya menurut langkah-langkah metode lmah.
31.  Portofolio adalah suatu kumpulan pekerjaan siswa dengan maksud tertentu dan terpadu yang dseleksmenurut panduan-panduan yang dtentukan.
32.  Portofolio dalam pembelajaran PKn merupakan kumpulan informasi yang tersusun dengan bak yang menggambarkan rencana kelas sswa berkenaan dengan suatu isu kebijakan publik yang telah diputuskan untuk dikaji mereka, baik dalam kelompok kecil maupun kelas secara keseluruhan. Program remedi adalah upaya pembelajaran untuk memperbaiki tingkat penguasaan yang dberkan kepada peserta ddk yang belum menguasaatau mencapatarget kompetensdasar.
33.  Pengayaan (enrichment) adalah upaya pembelajaran untuk memperkaya atau memperluas penguasaan materi ajar yang diberikan kepada peserta ddk yang telah menguasakompetensdasar tetapyang bersangkutan ingin meningkatkan kualitas hasil belajar (agar berprestasoptmal). Penlaan acuan norma adalah penlaan yang ddasarkan pada kemampuan kelompok sebagaacuan penlaan atau norma kelompok.
34.  Penlaan acuan patokan adalah penlaan yang berdasarkan pada asumsbahwa setiap orang dapat berhasil belajar apa saja namun jumlah waktu yang dbutuhkan berbeda.
35.  Badan Standar Nasional Pendidikan yang selanjutnya disebut BSNP adalah badan mandr dan ndependen yang bertugas mengembangkan, memantau pelaksanaan, dan mengevaluasstandar nasonal penddkan;
36.  Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan penddkan tertentu.
37.  Kerangka dasar kurkulum adalah rambu-rambu yang dtetapkan dalam Peraturan Pemerintah ini untuk dijadikan pedoman dalam penyusunan kurkulum tngkat satuan penddkan dan slabusnya pada setap satuan penddkan.Kurkulum tngkat satuan penddkan adalah kurkulum operasonal yang dsusun oleh dan dlaksanakan dmasng-masng satuan penddkan.
38.  Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan pegangan guru dalam melaksanakan pembelajaran baik di kelas, laboratorium, dan/ atau lapangan yang dkembangkan untuk setap kompetensdasar. Silabus berarti ikhtisar suatu pelajaran. Dalam konteks pembelajaran, silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar.
39.  Standar nasonal penddkan adalah krtera mnmal tentang sstem penddkan dseluruh wlayah hukum Negara Kesatuan Republk Indonesa. Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup skap, pengetahuan, dan keteramplan.
40.  Standar sadalah ruang lngkup materdan tngkat kompetensyang dtuangkan dalam krtera tentang kompetenstamatan, kompetens bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis penddkan tertentu. Standar proses adalah standar nasonal penddkan yang berkatan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapastandar kompetens lulusan.
41.  Connected   Yaitu keterhubungan; yaitu model pembelajaran terpadu yang menghubungkan satu topic dengna topik dengan topic lain, satu konsep dengan konsep lain, satu keterampilan dengan keterampilan lain, atu antara tugas yang dilakukan pada hari berikutnya, ide-ide yang dipelajari dalam satu semester dengan dengan semester lain dalam satu mata pelajaran.
42.  Webbed Jaring laba-laba yaitu model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik dan mengembangkannya dengan menentukan tema tertentu. Contoh sumpah pemuda dijadikan tema besar dalam menentukan sub-sub tema lain yang terkait dengan bidang studi lain.
43.  Integrated keterpaduan yaitu merupakan model pembelajaran menggunakan pendekatan antara bidang studi dengan cara menetapkan prioritas tema sehingga menemukan keterampilan, konsep dan sikap yang overlapping dari berbagai bidang studi dalam kurikulum 2006 (KTSP



DAFTAR PUSTAKA
A. Kosasih Djahiri. (1978). Pengajaran Studi Sosial/IPS, Dasar-dasar Pengertian Metodologi Model Belajar Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial.  Bandung: LPPP-IPS FKIS IKIP Bandung
A.Kosasih Djahiri (1985), Strategi Pengajaran Afektif-Nilai-Moral VCT dan Games dalam VCT. Bandung: PMPKN FPIPS IKIP Bandung.
 A.Kosasih Djahiri. (1992). Pola Pelaksanaan Pengajaran Pendidikan Pancasila.  Bandung: PMPKN FPIPS IKIP Bandung.
Abdul Azs Wahab (1996/1997), Penddkan Pancasla dan Kewarganegaraan,  Jakarta, Ditjen Depdikbud
Abdul Gafur (2002),  Perencanaan Pembelajaran Berbasis Kompetensi ( Bahan PTBK), Jakarta, Ditjen PLP, Dikdasmen Depdiknas.
Ahman, Dkk (2004), Pengembangan Model Pembelajaran Tematik dan Terpadu untuk SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA (Laporan Peneltan), Puskur – Lemlt UPI.
Alamud, Abdullah (Ed.). (1994). Apakah Demokras tu? Jakarta: USIA.
Anonim ( 2005), Perencanaan Pembelajaran PKN  ( Bahan PTBK Guru SMP) Jakarta, Ditjen PLP, Dkdasmen, Depdknas.
 Anonim ( 2005), Strategi dan Metode Pembelajaran PKN  ( Bahan PTBK Guru SMP) Jakarta, Ditjen PLP, Dikdasmen, Depdiknas.
Aristotle. (alih bahasa: Ernest Barker, revisi R.F. Stanley). (1995). Politics. New York: Oxford Unversty Press.
Atwi Suparman. (1997). Model-Model Pembelajaran Interaktif, Jakarta, STIA –LAN Bahmueller, 
Charles F. (1996). The Future of Democracy. ERIC/Poland book.
 Banks, A. James. (1977). Teachng Strateges for the Socal Studes: Inqury, Valung, and Decson-Makng. Sydney: Addson-Wesley Publshng Company. Banks,
 A. James. (1990). Teachng Strateges for the Socal Studes: Inqury, Valung, and Decision-Making. New York: Longman.
Brady, Laurie. (1990). Curriculum Development. New York: Prentice Hall.
Branson, Margaret Stmmann, (1998), The Role of Cvc Educaton: A forthcomng Educaton Polcy Task Force Poston Paper from the Communtaran Network,
 Calabasas: CCE.Budiardjo, Miriam. (1988). Dasar-Dasar Ilmu Politik. (Cetakan XI). Jakarta: PT. Grameda.
 Budiardjo, Miriam. (1989). Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta; PT Gramedia.
CCE, (1996), We The People ... Project Citizen: Teacher’s Guide, Calabasas, California.
Center for Civic Education, (1996), We The People ... Project Citizen: Teacher’s Guide, Calabasas, Calforna.
Center for Cvc Educaton. (1997). Authorty: Foundaton of Democracy. Upper Elementary. Calabasas: Center for Cvc Educaton and the Natonal Conference of State Legslatures.
Center for Civic Education. (1998). We the People...Project Citizen. Calabasas: Center for Cvc Educaton and the Natonal Conference of State Legslatures.
Center for Indonesian Civic Education. (2000). Kami Bangsa Indonesia…Proyek Belajar Kewarganegaraan. (Buku Guru & Siswa) Diterjemahkan oleh Sapriya dari We the People…
Project Citizens (1998). CICED. Cleaf, Davd W. Van. (1991). Acton n Elementary Socal Studes.
Boston: Allyn Bacon. Couto, Rchard A. (1998). The Art of Teachng Democracy: the Practce. Journal CIVITAS, Sept.-Oct. V.2 No.5.
Departemen Penddkan Nasonal. (2006). Permendknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Is.
Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran Kewarganegaraan dan Keprbadan.
Departemen Penddkan Nasonal. (2007). Permendknas Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Standar Penlaan Penddkan.
Departemen Penddkan Nasonal. (2007). Permendknas Nomor 20 Tahun 2007.
Ditjen Dikdasmen (1989/1990), Pedoman Proses Belajar Mengajar di Sekolah Dasar, Jakarta, Proyek
Pembnaan SD Dyah Sriwilujeng (2006), Rambu-Rambu Pengembangan Perangkat Pendukung Pembelajaran Tematik untuk SD/MI, (tidak diterbitkan) Fraenkel,
 Jack R. (1980). Helpng Students Thnk and Value: Strateges for Teachng the Socal Studes. New Jersey: Prentce Hall Inc.
Ghofur, Abdul dan Mardapi, Djemari (Tim Pengembang). (2004).
Kurikulum 2004: Pedoman Umum Pengembangan Penlaan. Jakarta: Depdknas
Gronlund, Norman E. (1981). Measurement and Evaluaton n Teachng. (fourth edton). New York: Macmillan Publishing Co., Inc.
Hanna, Paul R. and Lee, John R. (1962). Content n the Socal Studes, Secton One: Generalzatons from the Socal Scences. Dalam John U. Mchaels (Ed.) Socal Studes n Elementary Schools. Washngton: NCSS. Hobbes, Thomas.(alih bahasa dan editor: J.C.A. Gaskin). (1998). Leviathan. New York: Oxford Unversty Press.
Huntngton, Samuel P. (1998). The Clash of Cvlzatons and the Remakng of World Order. London: Touchstone Books.
Jarolmek, John and Parker, Walter C. (1993). Socal Studes n Elementary Educaton. (9th Edition). New York: Macmillan Publishing Company.
Leppert, Ella C. (1963). Locatng and Gatherng Informaton. n Carpenter, Helen (Ed.) Skll Development n Socal Studes. Washngton: NCSS.
Locke, John. (alh bahasa dan edtor: Peter Laslett). (1960/2000). Two Treatses of Government. Cambrdge, UK: Cambrdge Unversty Press.
Mardapi, Djemari. (2002). Pola Induk Sistem Pengujian Hasil KBM Berbasis Kemampuan Dasar SMU: Pedoman Umum. Jakarta: Dirjen Dikdasmen, Direktorat Dkmenum.
 Mchaels, John U. (1980). Socal Studes for Chldren: A Gude to Basc Instructon. (7th Edton). New Jersey: Prentce Hall, Inc.
Peraturan MenterPenddkan Nasonal Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Is.
Peraturan MenterPenddkan Nasonal Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar KompetensLulusan.
Peraturan Pemerntah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasonal Penddkan (SNP). 
Permendknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Is. Republk Indonesa, (1989),
Undang-Undang No. 2/1989 Tentang Sstm Penddkan Nasonal, Jakarta.
Rodee, Anderson, Chrstol, Greene. (1983). Introducton to Poltcal Scence. (4th Ed.).McGraw-Hll, Inc.
Safar. (2005). Penulsan Butr Soal Berdasarkan Penlaan Berbass Kompetens. Jakarta: AsosasPengawas Sekolah Indonesa, Depdknas.
Sanus, Achmad .(1998).  Sepuluh Plar DemokrasKonsttusonal Menurut UUD 1945. (Unpublshed).
Saprya dan Wnataputra. (2003). Penddkan Kewarganegaraan: Model Pengembangan Materi dan Pembelajaran. Bandung: Laboratorium PKn UPI.
Sapriya. (2005). Model Pembelajaran Partisipatif Berbasis Portofolio dalam Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar. Jurnal Sekolah Dasar: Kajian Teori dan Praktk Penddkan. Tahun 14 Nomor 1, Me2005.
 Sapriya. (2005). Model Pembelajaran Partisipatif Berbasis Portofolio dalam Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar. Jurnal Sekolah Dasar: Kajian Teori dan Praktk Penddkan. Tahun 14 Nomor 1, Me2005.
Sjamsuddin, Helius. (1996). Metodologi Sejarah. Jakarta: Depdikbud, Ditjen Dikti, Proyek Penddkan Tenaga Akademk.
Skilbeck, M. (1976). ‘School Based Curriculum Development and Teacher Education Polcy’. n Teacher as Innovators. Pars: OECD Publcatons.
Sockett, H. (1976). Desgnng the Currculum. London: Open Books. Somantr, Nu’man. (2001). Menggagas Pembaharuan Penddkan IPS. DedSuprad& Rohmat Mulyana (ed). Bandung: PPS-FPIPS UPI dan PT.
 Remadja Rosda Karya. Sunal, Cyntha Szymansk and Haas, Mary E. (1993). Socal Studes and the Elementary/ Mddle School Student, Phladelpha: Harcourt Brace Jovanovch College Publshers.
Taylor, P.H. (1968). ‘The Contribution of Psychology to the Study of the Curriculum’, in Kerr, J.F. (ed.). Changng the Currculum. London: Unversty of London Press.
Turner, Long, Bowes, Lott. (1990). Cvcs: Ctzens n Acton. Columbus: Merrl Publshng Company.
Tyler, R.W. (1949). Basc Prncples of Currculum and Instructon. Chcago: Chcago Unversty Press.
Undang-undang Republk Indonesa Nomor 20 tahun 2003 tentang Sstem Penddkan Nasonal. 
Veldhus, Ruud. (1998). The Art of Teachng Democracy: the Theory. Journal CIVITAS. Sept.- Oct. V.2, No.5.
Veldhus, Ruud. (1998). The Art of Teachng Democracy: the Theory. Journal CIVITAS. Sept.- Oct. V.2, No.5.
 Welton, Davd A  & Mallan, John T. (1988) Chldren and Ther World, Strateges for Teachng Social Studies (3rd ed.). Boston, Dallas: Houghton Mifflin Company.
 Wkpeda, The Free Encyclopeda. http://www.wkpeda.org.
Winataputra, Udin S. dan Sapriya. (2003). Pengorganisasian Kurikulujm Pendidikan Kewarganegaraan dan IPS di Sekolah Dasar.
Jurnal Sekolah Dasar: Kajian Teori dan Praktk Penddkan. Tahun 12 Nomor 2, November 2003.
Akbar Sa’dun dkk. 2003. Laporan Penelitian Pengembangan Model Pembelajaran Terpadu untuk PPKn SD. Penerbit : Lemlit Universitas Negeri Malang
Corey dalam Nurani, Yuliani. 2003. Strategi Pembelajaran. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka
Sukmaningadji, Sandra dkk. 2006. Panduan Belajar Mahasiswa: Mata Kuliah Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar. Penerbit: Departemen Pendidikan Nasional.
Sagala, Syaiful. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Penerbit: Alfabeta
Wahab, Aziz dan Udin. 2005. Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan (PPKn). Penerbit: Universitas terbuka                        


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KOMISIONER KPU KARO TERPILIH PERIODE 2018-2023

https://www.hetanews.com/article/141331/ini-nama-nama-komisioner-kpu-kabupaten-karo-terpilih-yang-diumumkan-kpu-ri-tertanggal-24-oktober-201...